Kecupan [edited]

2.1K 104 0
                                    


Terkirim

Ferdi berlari ke depan rumah Nana begitu pesannya terkirim. Entah mengapa jantungnya berdebar lebih cepat, tidak seperti biasanya. Ferdi menghirup udara dalam-dalam lalu menghembuskannya perlahan. "Nana pasti ngerti." gumamnya berulang-ulang.

"Na?" panggil Ferdi begitu sosok yang diharapkannya datang.

"Ada apaan si? Urgent kenapa?" tanya Nana dengan raut wajah yang terlihat khawatir.

Ferdi tersenyum, lalu menarik Nana ke dalam pelukannya, "Fer? Lagi ada masalah ya?" tanya Nana dengan nada yang lembut.

Ferdi menggeleng "Gak ada apa-apa kok." Ucapnya pelan. Sorry, Na. Ternyata gua emang belom siap jujur sama lo.

Nana melepaskan pelukan Ferdi "Terus kenapa tiba-tiba meluk?" ucap Nana sambil menatap lekat-lekat kedua bola mata Ferdi.

Sekali lagi, Ferdi tersenyum lalu menarik Nana ke dalam pelukannya lagi "Emang kalo kangen gak boleh meluk?"

"Baru juga ketemu." gumam Nana.

"Biarin sih!" bisik Ferdi di telinga Nana, membuat Nana sedikit merinding mendengarnya.

Nana membalas pelukan Ferdi, mendekapnya lebih dalam sampai-sampai ia bisa mencium bau cologne lembut milik Ferdi yang sangat ia sukai. "Mau sampai kapan kita begini terus?" Nana memecahkan keheningan yang terjadi beberapa saat itu.

Ferdi melepaskan pelukannya, ia melirik Nana yang sedang tersenyum malu. "Merah tuh pipinya." goda Ferdi.

Nana memegang pipinya yang terasa panas "Apaan sih!" Ferdi terkekeh melihat Nana salah tingkah dihadapannya.

"Imut banget sih!" ujur Ferdi sambil mengacak-acak ujung rambut Nana.

"Ish! apaan sih! Lagi ke surupan ya? Gak usah sok muji-muji mulut lu gak pantes tau, biasanya juga ngejatuhin!" protes Nana, bukan karena tidak suka, tapi ia merasa malu di perlakukan seperti itu oleh Ferdi yang baru beberapa saat lalu laki-laki itu resmi menjadi pacarnya.

"Lah? Emang kenapa sih muji pacar sendiri? Tapi seneng kan? " ucap Ferdi sambil menyenggol sikut Nana.

Nana terdiam. Perkataan Ferdi memang benar, ia memang suka diperlakukan seperti tadi, tapi tetap saja masih sedikit canggung dan malu. Nana menutup wajahnya dengan kedua tangannya lalu membalikkan tubuhnya membelakangi Ferdi.

Ferdi tersenyum, ia menarik tubuh mungil Nana ke dalam pelukkannya lagi, kali ini back hug.

"I love you, Na." bisik Ferdi di telinga Nana.

Ternyata gua emang belum siap buat jujur sama lo.

Entah mengapa, Nana merasa ada yang menggelitik perutnya mendengar Ferdi berkata seperti itu. Tentu saja ia senang, tapi bukankan akan terasa canggung menyatakan kata itu secara tiba-tiba?

"Jawab kek!" celetuk Ferdi.

Nana terkekeh pelan. "Iya, iya, gue juga." sahutnya malu-malu.

Ferdi melepas pelukannya lalu membalikkan tubuh Nana menghadapnya. Ia menghembuskan napas panjangnya. "Ternyata gue gak bisa jadi cowok baik-baik buat lo." Ujarnya. "Boleh kan?" tanya Ferdi meminta izin Nana.

Nana menatap Ferdi dalam-dalam, lalu mengangguk pelan sebagai jawaban kalau ia mengizinkannya.

Ferdi tersenyum puas, perlahan ia mendekatkan wajahnya ke wajah Nana. Entah itu reflek atau bagaimana, Nana langsung memejamkan kedua matanya itu, ia bisa merasakan hembusan hangat napas Ferdi yang menerpa wajahnya.

From Me To You [FIX YOU] - COMPLETEOnde as histórias ganham vida. Descobre agora