Sekolah Menengah Atas [edited]

15K 363 17
                                    

Nana mengembuskan napas panjang begitu jari telunjuknya menekan tombol titik pada keyboard laptopnya. Sudut bibirnya tertarik keatas sehingga terbentuk sebuah senyuman yang lebar.

"Akhirnya, kelar juga." gumamnya puas. Nana meraih cangkir kopinya yang tergeletak di samping laptonya lalu menyeruput kopi itu perlahan-lahan.

"Hmm?" Nana mengernyit begitu melihat pop-up pemberitahuan email muncul di sudut layar laptop. Perlahan Nana menggeser kursor laptopnya lalu membuka email tersebut. Ia mengerjapkan matanya beberapa kali begitu membaca email tersebut. Mata gue masih sehatkan?

ferdiansyah.m@cmail.com
to me
1 minutes ago
Hai

14 Januari 2012

Samar-samar dari balik telepon terdengar suara laki-laki menghela napasnya. "Na.." panggilnya dengan suara yang terdengar agak serak.

Nana masih menangis setelah mendengar apa yang diucapkan oleh laki-laki yang tengah menelponnya. Ia langsung menutup panggilan tersebut dan melempar ponselnya ke atas kasur berukuran small size berwarna baby blue miliknya.

Nana terisak, bagaimana bisa laki-laki itu menghubunginya kembali hanya untuk mengakhiri hubungannya setelah 2 minggu menghilang tanpa kabar.

"Dasar brengsek!"

Enam bulan kemudian, tepatnya pada tanggal 2 Juli 2012 adalah hari pengumuman kelulusan bagi seluruh Sekolah Menengah Pertama di seluruh Indonesia, dan juga hari dimana SMP Pelita juga melakukan acara wisuda di sebuah gedung di kawasan Sukabumi.

"Ma, udah rapih belom sih?" Nana nyembulkan kepalanya dari ambang pintu kamar Widia-Mamanya.

"Iya tunggu, ini sebentar lagi selesai kok," sahut Widia lalu mengoleskan lipstick matte berwarna nude di bibir tebalnya. "Beres!" gumamnya kemudian meraih totebag berwarna cokelat susu yang senada dengan kebaya yang ia kenakan.

"Cepetan dong," ucap Nana yang sudah tidak sabar. "Udah jam segini, Ma. Nanti bisnya keburu jalan." jelasnya lagi sambil melirik jam kulit yang melingkar manis di pergelangan tangan kirinya.

"Iya sabar dong, kayak sendirinya gak lama aja kalo lagi dandan."

Nana mengerucutkan bibirnya. "Yaudah aku tunggu dimobil ya."

Nana berlari menuruni tangga menuju mobil yang terparkir di halaman rumahnya. Disana ada Daniel alias Papa Nana yang sedaritadi sudah menunggu anak dan istrinya di dalam mobil sedan hitam miliknya.

"Lama!" ketus Nana begitu Widia membuka pintu di samping kemudi.

"Kamu tuh daritadi kerjaannya marah-marah terus," ujar Widia sambil melingkarkan safety belt ke tubuhnya. "Nanti kalo make up-nya luntur baru tau rasa."

"Udah siap nih?" tanya Daniel sebelum Nana kembali membalas ucapan Widia.

"Udah Pa, bawanya ngebut ya biar gak telat." sahut Nana.

"Jangan ngebut Pa. Inget, keselamatan itu yang paling utama!" sanggah Widia.

"Tapi Ma, udah jam segini nanti kita-" Nana berdeham pelan sebelum melanjutkan kalimatnya. "Maksudnya aku telat. Mama sih dempulannya lama banget, udah kayak seabad."

"Sendirinya juga lama," balasnya. "Gak nyadar diri banget sih nih bocah!"

"Udah, udah. Kalo ribut mulu mending gak usah berangkat aja deh," Daniel melarai peperangan adu mulut antara ibu dan anak itu. "Kepala Papa sampe pusing dengerin kalian ribut terus." ujarnya.

From Me To You [FIX YOU] - COMPLETEWhere stories live. Discover now