Baikkan [edited]

2.2K 174 10
                                    

"Fer, tunggu!"

Ferdi menatap malas Zizi. "Cara lo salah kalo mau deketin gue Zi." tegasnya.

"Iya, sorry, tapi please dengerin gue dulu-"

"Percuma," sela Ferdi. "Karena omongan lo cuma bakal masuk lewat kuping kanan dan keluar lewat kuping kiri gue. Enggak, bahkan suara lo udah di boikot sama kuping gue." Zizi langsung terdiam. Ia menggigit bibir bawahnya berusaha semampu mungkin untuk menahan air matanya. Perkataan Ferdi tadi berhasil membuat lubang besar dihatinya.

Ferdi berjalan menelusuri escalator, langkahnya terhenti begitu ia melihat sosok gadis yang sangat ia kenal sedang duduk seorang diri di bangku salah satu restoran.

"Nana?" gumam Ferdi.

Baru saja ia ingin menghampiri gadis itu, tiba-tiba ia melihat seorang laki-laki datang menghampiri Nana.

"Lama ya?" tanya laki-laki itu yang tak lain adalah Ado.

"Banget." sahut Nana sambil tersenyum kecut. Ado terkekeh lalu mengusap rambut Nana.

Ferdi terdiam, bahkan ia bisa membaca ekspresi bahagia di wajah Nana saat Ado melakukan itu. Ferdi berdecih pelan sebelum akhirnya ia meninggalkan tempat itu.

"Sorry lama." ucap Erfan dengan nampan yang penuh makanan di tangannya.

"Selow si." sahut Nana sambil membantu Erfan meletakkan makanan dan minuman itu di atas meja.

"Makasih, Nden." ujar Nana begitu Andini memberinya kentang goreng.

"Jadi, gimana penjelasannya?" tanya Ado sambil mengunyah burger di mulutnya.

"Ish, Ado!" Nana menyenggol lengan Ado dengan sikutnya untuk tidak bertanya kepada mereka. "Makan-makan." ujarnya lalu tertawa.

"Iya."

Nana menghela napas begitu melihat Ado,  ia mengambil tisu lalu mengelap saus burger yang belepotan di sekitar mulut Ado. "Kayak bocah dah!" Ado tersenyum lebar lalu kembali melahap burger ditangannya.

Erfan dan Andini saling menatap heran secara bergantian. Nana yang menyadari itu langsung tertawa renyah sambil menyikut pelan lengan Ado.

✈✈✈

Ferdi melirik jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 9 malam. Napasnya terasa berat begitu ia teringat kembali dengan sikap Ado terhadap Nana.

"Fer!" Ferdi menoleh dan melihat Nana yang kini tengah melambaikan tangan kearahnya dari seberang jendela kamarnya. Ferdi bangkit dari kasurnya dan langsung menutup tirai jendela tersebut. Ia meraih ponselnya yang bergetar di atas meja belajar.

Nana ♥ : Maaf ya tadi gue gak dateng

Nana ♥ : Jangan marah

Ferdi meletakkan kembali ponselnya, lalu menghempaskan tubuhnya ke atas kasur. Kenapa sih lo masih gak bisa liat siapa yang sebenernya gue suka setelah apa yang gue lakuin buat lo selama ini?  Ferdi menghela napasnya lalu meletakkan lengannya hingga menutupi matanya. Gue harap lo bukan batu.

Keesokan sorenya, Nana datang ke rumah Ferdi dengan semangkuk soup ayam buatan Widia.

"Eh, Nana?" sapa Tyo yang tak lain adalah ayah Ferdi begitu membuka pintu rumahnya.

From Me To You [FIX YOU] - COMPLETEWhere stories live. Discover now