Story [edited]

1.8K 102 0
                                    

Lima hari sebelumnya, setelah pengambilan rapot.

Ferdi berjalan membuntuti Rini begitu ia sampai di rumah Rini. Langkahnya terhenti di ambang pintu ketika ia ingin memasuki ruang tamu rumah tersebut. "Gak ada yang berubah." batin Ferdi lalu berdecih pelan.

Rini menghentikan langkahnya, lalu menoleh ke arah Ferdi yang masih berdiri diambang pintu. "Masuk, ngapain diri di situ. Kamu duduk dulu aja, Mama mau ke kamar sebentar." ucapnya.

Ferdi mengangguk pelan mengikuti perintah Rini untuk menunggunya. Ia pun mengedarkan pandangannya pada sebuah lemari kaca. "Dih, masih aja di pajang." gumam Ferdi begitu melihat foto masa kecilnya.

Ferdi menduduki dirinya di atas sofa empuk, lalu meraih sebuah majalah yang tergeletak di atas meja di hadapannya. Tak lama kemudian, Rini datang dengan baju santainya lalu duduk di sebelah Ferdi.

"Kita langsung ke inti aja ya?" ujar Rini.

Ferdi mengela napasnya sambil meletakkan kembali majalah tersebut "Iya." sahutnya yang sudah tahu betul sifat Rini yang tidak suka basa-basi.

"Sesuai perjanjian kita di awal, setelah liburan berakhir kamu harus ikut Mama." ujar Rini.

"Tapi Ma, kayaknya nanggung deh kalo Ferdi ikut Mama sekarang. Gimana kalo abis lulus SMA aja?" tawar Ferdi.

"Engga, Mama udah gak percaya sama Papa kamu. Buktinya, nilai-nilai kamu jadi berantakan gitu, padahal baru tinggal sebentar disana. Mau jadi apa kamu nanti? Kamu tuh satu-satunya anak Mama, siapa lagi yang bakal nerusin usaha Mama nantinya kalo bukan kamu, Fer!" jelas Rini.

"Kamu tenang aja Fer, Mama udah urus semuanya." lanjutnya.

"Tapi, Ma-"

"Gak pake tapi-tapian, kita udah sepakat sebelumnya. Gak usah ngebantah, kamu baru tinggal sebentar aja sama Papa udah berani ngebantah Mama. Mama ngelakuin ini demi masa depan kamu. Please percaya sama Mama." ujar Rini tidak ingin dibantah.

Ferdi menghela napas panjangnya. "Janji adalah janji. Oke, Ferdi bakal ikut sama Mama." Ujarnya pasrah.

"Bagus kalo gitu!"

"Hmm, Ma. Ferdi bakal pindah ke sini, tapi nanti. Masih ada urusan yang belum Ferdi lakuin di sana. Jadi Ferdi minta sedikit waktu sebelum liburan selesai, ya?"

"Urusan? Urusan apa?"

"Itu.. "

"Oke, Mama izinin, kalo gitu urusan kita udah beres. Mama tunggu kamu secepatnya pindah ke sini!" Ferdi hanya tersenyum, sejujurnya ia benar-benar tidak ingin membantah perkataan Rini, ia tidak ingin menyakiti Rini seperti apa yang dilakukan oleh Papanya, Tyo.

✈✈✈

Haryo menatap Ferdi dalam-dalam ia melambaikan tangannya tepat di depan wajah Ferdi "Fer?" panggil Haryo yang memecahkan lamunan Ferdi.

"Ha? Ya? Kenapa Yo?" tanya Ferdi linglung.

"Lo beneran mau pergi? Bukannya di jawab malah senyam-senyum gitu kayak orang bloon." ujar Haryo lalu menggeleng pelan.

"Oh? Kata siapa gue mau pergi?"

"Kok malah nanya balik?"

"Ya abisnya, lo dateng, terus tiba-tiba nanyanya gitu ke gue."

Haryo terdiam sesaat. "Gue tau dari Zizi, dia nangis seharian pas denger lo bakal pergi. Gue gak tau dia bisa dapet info darimana. Yang jelas gue dateng kesini mau tau itu yang dibilang Zizi bener atau enggak." jelas Haryo.

From Me To You [FIX YOU] - COMPLETEWhere stories live. Discover now