Bolos dan Puncak [edited]

2.7K 144 3
                                    

Oktober 2015

Ferdi terus menatap langit malam dari balik jendela rumahnya. Ia teringat kembali pada masa lalunya. Seseorang tiba-tiba saja mengetuk pintu dan membuyarkan lamunannya.

"Kamu gakpapa? Daritadi aku panggil-panggil gak disautin, emangnya lagi mikirin apa sih?" Ferdi hanya tersenyum mendengar suara lembut wanita dihadapannya.

"Aku gakpapa kok, cuma kepikiran Papa sama Mama aja."

Wanita itu tersenyum lalu menggenggam tangan Ferdi. "Tenang aja, aku yakin mereka baik-baik aja disana, lagian liburannya gak jauh kok." Ferdi memaksakan bibirnya untuk tersenyum.

✈✈✈

Juni 2013

Ferdi melirik jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul 8 pagi, pandangannya ia edarkan ke sekeliling untuk mencari sosok yang ditunggunya. Tak lama kemudian, senyum diwajahnya mengembangkan hingga kedua pipinya terangkat begitu ia melihat Nana datang menghampirinya dari kejauhan dengan setelan kemeja berwarna peach dipadukan dengan celana jeans dan rambut sebahu yang dibiarkan terurai begitu saja.

Langkah kaki Nana berhenti begitu sampai dihadapan Ferdi "Lama ya?" tanyanya.

Ferdi menggelengkan cepat. "Enggak kok, gue juga baru nyampe." Bohong, padahal Ferdi sudah menunggunya selama 1 jam karena ia datang lebih awal dan tidak ingin Nana yang menunggunya.

"Bagus deh kalo gitu." gumam Nana sambil tersenyum. "Jadi, kita mau kemana?" Nana terlihat bingung karena sejak Ferdi mengajaknya bolos laki-laki itu tidak memberitahu tempat tujuannya.

"Udah ikut aja." sahut Ferdi sambil memakaikan helm ke kepala Nana. Ferdi menyalakan mesin motornya, diikuti Nana yang menaiki motor vespa hitam itu.

Selama di perjalanan Nana dan Ferdi saling berbagi cerita tentang diri mereka masing-masing, hingga akhirnya Nana terkejut begitu ia menyadari jalan yang mereka lalui adalah jalan menuju ke puncak.

"Fer, gak salah kita mau kepuncak? Lo kan belum punya SIM?!" ujar Nana sedikit panik.

"Tenang aja sih, gak bakal ketangkep polisi kok." sahutnya santai.

"Ih, si oon. Ketangkep si engga, kalo ketilang gimana?!"

"Tenang aja sih, gak usah panik gitu. Kalo ketilang tinggal siapin kata-kata manis aja buat pak polisinya."

"Ish, malah bercanda!"

"Dih, geer banget siapa juga yang ngajak bercanda."

"Lagian jawabnya gitu"

"Lah emang bener, siapa sih yang gak luluh hatinya kalo di cekokin pake kata-kata manisnya Nana," ujar Ferdi. "Buktinya nih gue, korban dari mulut manis lo."

Nana tersenyum malu lalu memukul pelan punggung Ferdi "Apaan sih!"

"Emang bener." sahut Ferdi sambil tertawa kecil.

Setelah beberapa jam diperjalanan akhirnya mereka pun memasuki kawasan puncak, Ferdi memarkirkan motornya, lalu menghampiri Nana yang sedang repot memotret dirinya.

"Mulai deh selfie nya." Nana tertawa kecil, mata dan jarinya masih sibuk melihat-lihat hasil fotonya di layar ponsel.

"Yang ini bagus gak?" tanya Nana sambil menunjukkan fotonya.

"Bagus."

"Kirim ah, ke Ado sama Sarah, biar iri." ujarnya lalu terkekeh geli.

"Eh, jangan yang itu yang dikirim, yang itu kurang bagus deh.' cegah Ferdi lalu merebut ponsel Nana. "Sini foto bareng gue pasti hasilnya bakal lebih bagus." Nana menghela napasnya melihat tingkah Ferdi saat mencari spot yang bagus.

From Me To You [FIX YOU] - COMPLETEWhere stories live. Discover now