Bagi Rapot [edited]

2.3K 113 0
                                    

Hujan turun semakin deras, Nana dan Ferdi saling membisu satu sama lain. Sesekali Ferdi melirik sekilas ke arah Nana yang sedang asik meneguk teh hangat lalu kembali mengalihkan pandangannya ke arah lain sambil tersenyum kecil, begitu juga dengan Nana yang diam-diam melirik ke arah Ferdi.

Ferdi berdeham pelan. "Lo ngerasa dingin gak, Na?"

Nana menggenggam erat gelas teh hangatnya, menikmati setiap kehangatan teh yang menyentuh permukaan kulit telapak tangannya. "Dingin Fer," sahut Nana pelan. "Sebenernya daritadi gue juga udah nahan dingin sih, tapi lo-nya aja yang gak peka-peka." gerutunya lalu terkekeh.

Ferdi tersenyum lalu mengacak dengan gemas rambut Nana. "Gimana mau peka, lo aja diem daritadi. Malah gue kira lo udah gak bernapas." ucapnya lalu tertawa. "Dasar cewek maunya dipekain terus, ih."

"Ish! Rese lo!" ketus Nana sambil merapihkan rambutnya yang berantakan akibat ulah Ferdi. "Bukannya mau dipekain tapi emang cowoknya aja yang gak peka." ujarnya membela diri.

Ferdi menggeleng pelan. "Emang deh ya, cewek itu selalu benar." Gumamnya pelan.

"Apa lo bilang?"

"Enggak, gue mau ambil selimut." Sahutnya dengan cepat lalu bangkit dari tempat duduknya.

Nana mengembuskan napas panjangnya lalu tersenyum, entah mengapa ia merasa senang saat sedang bersama Ferdi seperti sekarang. Entah apa yang telah diperbuat oleh Ferdi hingga dirinya yang sekarang merasa kalau perasaannya lebih tulus dan terbuka, berbeda sekali saat dirinya bersama dengan Erfan.

"Nih selimutnya." Ferdi menyadarkan Nana dari lamunan indahnya dengan melemparkan selimut ke atas kepalanya.

"Ngasih tuh yang ikhlas dong!" celetuk Nana kemudian menyelimuti tubuhnya dengan selimut yang diberikan Ferdi.

"Yaudah sini balikin, baru digituin doang udah baper aja." goda Ferdi sambil menarik selimutnya.

"Ah iyaya, asalkan jangan koper aja." sahut Nana sambil menahan selimutnya yang ditarik-tarik Ferdi.

"Koper?"

"Korban Perasaan!" ujar Nana lalu tertawa geli.

Ferdi menatap heran Nana lalu menggelengkan kepalanya. "Dasar anak baru gede." gumannya.

✈✈✈

Ado bersenandung sambil menaiki tangga menuju kelasnya. Tiba-tiba langkahnya terhenti begitu ia melihat Nana sedang berdiri sendirian di depan kelas, sebelah sudut bibirnya tersenyum licik begitu sepercik ide jail muncul di pikirannya, ia berjalan secara perlahan-lahan sebisa mungkin untuk tidak menimbulkan gerak-gerik yang mencurigakan, bahkan Ado sampai menahan napasnya hanya untuk menjaili gadis itu.

"Woi!" teriak Ado sambil memegang pundak Nana.

"Apaan sih Do gak kaget!" celetuknya dengan santai karena sudah tahu kalau Ado akan mengejutkannya.

Ado menghela napas panjang yang sempat ia tahan tadi. "Ah gak asik ah!" ujarnya.

"Sarah mana? Daritadi gak keliatan batang idungnya?" tanya Nana sambil melirik ke sekitar.

"Bentar lagi juga dateng palingan," Dan ternyata benar, tak lama kemudian Sarah pun datang dengan ekspresi wajah yang sedikit menyeramkan. "Tuh orangnya." ucap Ado sambil menunjuk dengan bibirnya.

"Ada yang lagi ngambek nih." ucap Ado saat Sarah berjalan melewatinya begitu saja. Nana menaiki sebelah alisnya, lalu melirik ke arah Sarah yang langsung menyibukkan dirinya dengan merapihkan meja guru.

"Kemaren ada apaan emang?" tanya Nana penasaran. Ado menaikkan kedua pundaknya lalu melongos masuk ke dalam kelas. "Ish, ditanya juga, Ado! " dengus Nana sambil berlari kecil masuk ke dalam kelas.

From Me To You [FIX YOU] - COMPLETEWhere stories live. Discover now