5. Ulah Raga

Mulai dari awal
                                    

♣️♣️♣️

"Kumpulkan tas kalian ke depan. Jangan ada buku atau kertas apapun di bawah laci. Tinggalkan pensil, pena, dan penghapus di atas meja. Nggak usah pakai tipe-x, kalau salah coret aja. Cepat! Selama kalian geraknya lama, waktu mengerjakan semakin berkurang."

Siswa dan siswi IPA XI 1 mulai berisik. Mulai mencari teman untuk bisa diajak menyontek. Semua tas sudah terkumpul di depan. Di depan kelas, sudah ada Bu Novi sang guru kimia yang terkenal 'kejam'.

"Sekali saja saya melihat ada yang menggerakan kepala ke kanan kiri atas bawah, siap-siap kertasnya saya sobek! Kalian hanya boleh nunduk dan fokus pada kertas di atas meja," perintah Bu Novi dengan lantang. "Rassya, bagikan soalnya." Rassya, murid kesayangan semua guru. Siswa teladan di kelas XI IPA 1. Rassya mengangguk dan berjalan mengambil lembaran soal yang berada di tangan Bu Novi. Seisi kelas berdecak. Rassya mulai membagikan kertas ulangan yang berisi soal-soal tersebut.

Setelah semua kertas terbagi, kelas menjadi riuh. Pasalnya soal kimia essay berjumlah 25 soal. Kelas ini memang dijuluki unggulan, namun pasti ada beberapa yang tidak terlalu pintar di mata pelajaran ini.

"Astaga, boleh gue bakar gak nih kertas?"

"Gila si Novi, mau bunuh orang ya?"

"Ini apaan lagi? Kalau udah tau jawabannya, kenapa pake segala bikin soal sih? Bego! Bilangnya guru, tapi kok masih nyuruh nyari jawaban? Guru apaan itu, jing."

Bunyi keluhan-keluhan itu saling bersahutan. Bu Novi tampak geram mendengar banyak protesan dari para murid-muridnya itu. Diambilnya penghapus papan tulis yang berada di meja, lalu mengetukan penghapus itu dengan kencang ke meja hingga menimbulkan bunyi tuk tuk yang keras.

"Kerjakan, jangan banyak protes. Waktu kalian ibu potong tinggal tiga puluh menit lagi. Apa?! Mau protes lagi? Yaudah sepuluh menit!"

"Jangan, Buuuu," protes seisi kelas. Bu Novi mengibaskan tangannya lalu memberi pertanda untuk segera menyelesaikan soal-soal itu.

Beberapa siswa tampak pasrah mengerjakan soal. Ada yang mengeluh bingung dan ada juga yang tampak santai mengerjakan soal itu.

Raga menoleh ke kiri. Di mana Rassya berada. Cowok itu berdesis pelan. "Woi, Ras, liat punya lo dong!" Rassya menoleh dan berdecak. Rassya mengangguk dan Raga tersenyum puas. Cowok itu merebahkan kepalanya di atas meja menunggu lembar jawaban milik Rassya.

Raga menggulirkan kedua bola matanya. Kedua bola mata itu terhenti pada punggung seorang perempuan. Ia tersenyum miring.

"Pink!" panggilnya pelan. Namun, yang dipanggil dengan ledekan itu belum menyahuti.

"Pink!" nada suaranya agak di keraskan hingga punggung itu bergerak bersamaan dengan leher yang terputar ke samping. Rena menatap tajam Raga lalu kembali fokus pada soalnya.

Raga terkikik. "Pink!" panggilnya lagi. Rena menghela napas kasar. Ia menghiraukan panggilan Raga. Raga kembali terkikik, namun tertangkap oleh Bu Novi.

Bu Novi berdiri. "Alvero! Kamu sudah selesai? Kok ketawa-ketawa? Kalau sudah kumpulkan!" seru Bu Novi mengejutkan Raga.

Raga menggaruk pipinya seraya menyengir. "Belum, Bu, hehehe,"

Bu Novi mendengus dan menyuruh lelaki itu mengerjakan. Rena menahan tawa sembari bergumam, "Mampus lu!"

"Ssst! Ras, mana?" Raga berbisik. Rassya mengulurkan sebuah kertas yang berisi beberapa huruf dan angka yang merupakan jawaban. Raga dengan senang hati mengambil kertas itu.

"Kok cuma lima?!" Raga mendesis kesal yang dijawab Rassya dengan mengangkat bahu.

"Apanya yang cuma lima, Alvero?" Raga melotot sambil menutup bibirnya. Namun, Bu Novi tidak ada di depan kelas. Raga celingak-celinguk, hingga merasakan sebuah jeweran kencang di telinganya.

"Kamu mau menyontek ya? Alvero, ikut ibu ke kantor! Kalian semua, tetap kerjakan soal itu. Rassya, pantau kelas!" Bu Novi segera menarik Raga yang meringis kesakitan ke luar kelas.

Satu kelas terkikik. Ada juga yang mengucapkan terima kasih tanpa suara untuk Raga. Karena, ada kesempatan untuk menyontek.

Rena tertawa jahat. "Mampus lo, Monyet! Makan tuh hukuman!" ucapnya diiringi tawa.

♣️♣️♣️♣️

Jangan lupa v+c yaa, makasi💖

Shoplifting HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang