Begitu juga dengan Ferdi, tubuhnya sedikit ia bungkukkan, perlahan tapi pasti bibir lembutnya mulai menyentuh permukaan kening Nana untuk beberapa detik.

Nana menatap Ferdi setelah beberapa detik kecupan itu diluncurkan. "Fer?"

Ferdi mengalihkan pandangannya, ia tidak berani menatap Nana sekarang, jantungnya berdegup sangat kencang, bahkan sampai-sampai dirinya sendiri bisa mendengar debaran jantungnya itu.

Nana tertawa, baru pertama kali ia melihat seorang anak laki-laki tersipu malu seperti itu. "Fer? Liat kesini dong!" goda Nana sambil menarik tangan Ferdi.

"Bentar, mental gue belom siap natap lo, Na." sahutnya, membuat Nana semakin gemas.

"Lucu banget sih!" gumam Nana sambil tertawa.

"Biarin! jarang-jarangkan ngeliat cowok kayak gini? Mesti banyak-banyak bersyukur lo, Na. Emangnya cewek doang yang punya malu!" ujur Ferdi yang sudah mulai bisa menjinakkan debaran jantungnya itu menjadi normal kembali.

Nana tertawa. "Iya Ferdi!"

Ferdi membalikkan tubuhnya lalu tersenyum manis menatap Nana. "Yang ini boleh gak?" tanya Ferdi sambil menunjuk bibir mungil Nana.

"Eh, gak boleh! Kalo yang ini gak boleh!" ujar Nana sambil menghalangi bibirnya dengan telapak tangannya.

Ferdi menghembuskan napas kecewa. "Yah, pegang aja deh. Boleh gak?"

Nana menggeleng. "Hari ini cukup sampe disini aja." kata Nana sambil menunjuk keningnya yang tadi dikecup oleh Ferdi.

"Yah, masa gak boleh juga sih!" keluh Ferdi.

"Rewel deh, kayak bocah! Yang ini susah di ambilnya, butuh perjuangan Fer kalo mau!" ujar Nana sambil menunjuk bibirnya.

"Iya, gue bakal perjuangin kok tenang aja hehehehe." sahut Ferdi semangat.

✈✈✈

Dari kejauhan, seseorang gadis tengah memperhatikan kemesraan Ferdi dan Nana secara diam-diam.

"Shit!" umpatnya.

Ia sangat kesal melihat pemandangan itu, ia mengepalkan tangannya kencang menahan emosi yang menumpuk di hati, air mata perlahan mengalir membuat sebuah aliran sungai kecil di pipi mulusnya, ia meluapkan segala emosi yang akhirnya tak bisa ia tampung lagi.

"Tega banget lo, Na!" gumamnya kesal.

Gadis itu, Zizi. Ia berlari secepat mungkin menjauhi mereka, pedih rasanya melihat seseorang yang selama ini ia percaya dapat menyatukannya dengan laki-laki yang ia sukai, namun pada akhirnya orang tersebutlah yang bahagia bersama dengan laki-laki yang disukainya.

Sepercik ingatan tentang apa yang selama ini ia duga-duga ternyata benar. Ferdi dan Nana, mereka pacaran.

"Kenapa mesti Nana?" batin Zizi sambil mengusap kasar air mata di pipinya.

Zizi meraih ponsel di saku celananya, satu misscall dari Haryo masuk dalam notification di ponselnya.

Zizi berdecih pelan. "Ngapain lagi nih bocah misscall?" gumam Zizi lalu menelpon balik Haryo.

"Zi?" suara Haryo terdengar jelas di telinga Zizi.

"Kenapa nelpon?" tanya Zizi.

"Oh, tadi itu gue cuma mau kasih tau kalo Ferdi ternyata gak pergi kemana-mana, itu cuma rumor doang Zi."

"Terus?"

"Iya, gue juga udah konfirmasi ke Ferdinya langsung."

"Hmm"

From Me To You [FIX YOU] - COMPLETEWhere stories live. Discover now