-CHAMOMILE-



Rintik hujan yang membawa ribuan tetes air jatuh dengan derasnya hari itu. Langit gelap seakan menangisi takdir hidup yang tengah dijalani seorang gadis. Iris madunya menatap pasrah pada lampu putih terang yang terpasang tak jauh tepat di atas kepalanya. Suara alat-alat medis menggema masuk ke dalam kepalanya, tak ia hiraukan lagi orang-orang berbaju hijau yang tengah mengelilinginya.


"Kita bertemu lagi setelah ini, jadi bertahanlah.. " Ucap sebuah suara. Dan beberapa detik berikutnya, gadis itu telah jatuh di bawah alam sadarnya.


Saat kembali terbangun, keringat dingin seketika mengalir deras dari kedua pelipisnya. Nafasnya memburu selagi ia memandang ke sekeliling ruangan yang ia tempati.
Gelap. Ia merasakan perihnya jarum yang menancap di atas punggung tangannya.
Juga rasa asin yang mengalir melewati pipi dan bibirnya. Dan sedetik kemudian, gadis itu telah terisak pelan. Menutupi kelopak matanya yang terus mengalirkan cairan hangat bernama airmata.



-CHAMOMILE-




Seorang gadis berlarian menyusuri koridor rumah sakit siang itu. Kaki jenjangnya melangkah cepat, menyusuri tiap ruang yang ada di dalam rumah sakit tersebut, berharap dapat segera menemukan kamar yang ia cari.


Gadis itu mengepalkan tangannya kuat, menahan airmata yang mulai menerobos keluar melalui kelopak matanya. Ia menggigit bibir bawahnya pelan, membiarkan rambut hitamnya berkibar diterpa angin.


"Yoona eonnie... " Gadis itu bergumam pelan. "Maafkan aku." Lanjutnya lirih.


Di mana kamarnya? Ia bergumam kesal dalam hati. Tak memperdulikan tatapan bingung yang orang-orang lemparkan padanya.


Karna yang ia inginkan hanya segera bertemu dengan sahabat yang ia anggap saudarinya.
Langkah gadis itu melambat begitu matanya menangkap nomor kamar yang sedari tadi ia cari. Dengan bergetar disentuhnya kenop pintu alumunium yang terpasang di pintu rumah sakit tersebut. Memutarnya perlahan hingga kini perlahan-lahan ia melihat sosok seorang gadis yang tengah terbaring tak berdaya di atas ranjang rumah sakit.


Langkah gadis itu gontai. Dengan airmata yang telah mengalir dan deru nafas yang telah ia lupakan rasa sakitnya, gadis itu melangkah ragu menghampiri sahabatnya.
Harusnya ia ada bersama gadis itu.


Harusnya ia bisa menemani gadis itu.


Andai saja ia tak egois dan memikirkan masalahnya sendiri.


Ke mana ia selama ini? Saat sahabatnya tengah sekarat ia malah tak sadar diri.
Bruk. Seohyun, gadis itu terjatuh tepat di samping ranjang sahabatnya. Jemari lentiknya perlahan bergerak mengelus kening Yoona yang tak sadarkan diri. Gerakan gadis itu bergetar begitu didapatinya kelopak mata pucat Yoona yang masih tertutup.


"Maaf.. " Seohyun mengelus pelan kening Yoona. "Maafkan aku Yoona eonnie. "



FLOWERS FOR YOUWhere stories live. Discover now