Malaysia [edited]

Mulai dari awal
                                    

"Ayo liburan!" lanjutnya yang disambut oleh tepuk tangan meriah dari Widia.

Ha? Ini gak salah dengerkan? Sejak kapan mereka jadi peduli sama yang namanya liburan? Biasanya juga ngasih duit doang kalo dapet nilai bagus, tapi kenapa sekarang, liburan?

"Yey, kita liburan!" seru Widia yang sudah tidak sabar sambil mengangkat-angkat tangan Nana.

"Tunggu, liburan? Emang kita mau liburan kemana, Pa?" tanya Nana.

Daniel tersenyum lalu merogoh sesuatu di saku belakang celananya. "Tada!"

Nana meraih tiga lembar kertas dari tangan Daniel yang ternyata adalah sebuah tiket pesawat. "Malaysia?" gumam Nana.

"Iya, sekalian tengokin Om Anto sama Tante Jia. Udah lama juga kan kita gak ketemu sama mereka," ujarnya. "Oh iya, nanti malem kita berangkatnya, oke?"

Sontak Nana yang mendengar itu langsung mengerutkan keningnya. "Nanti malem? Apa gak kecepetan? Aku belom beres-beres, Pa." ucapnya terkejut.

Widia tertawa pelan lalu menepuk bahu Nana. "Tenang aja, semua perlengkepan udah Mama urus, kamu tinggal uncang-uncang kaki aja gak usah khawatir." sahutnya dengan santai.

"Tapi, Pa, Ma-"

"Udahlah Na, kamu tinggal ngikut aja. Lagian kapan lagi kita bisa liburan sekeluarga? Kamu tau sendirikan kalo Papa sama Mama itu sibuk banget. Numpung waktu kosongnya pas banget sama liburan kamu. Kita ke sana juga cuma 3 hari aja kok, gak lama-lama." sela Daniel.

Nana menghela napas panjangnya. 3 hari adalah hari yang lama baginya, padahal ia sudah merencanakan liburannya dengan Ferdi dari jauh-jauh hari. Bagaimana cara mengatakan ke Ferdi tentang rencana liburannya yang harus ditunda, lagi?

"Iya, Na. Kamu bisa ngerti kan sama jadwal kami yang sibuk? Udahlah gak usah ngebantah lagi, kapan lagi kita liburan bareng kayak gini!" tambah Widia.

"Iya Ma, kalo gitu Nana ke kamar dulu." sahut Nana lemas.

"Hm, abis maghrib kita berangkat ya? Masih ada waktu buat kamu siap-siap kalo ada yang perlu ditambahin ke dalam koper, oke?" ujar Daniel setengah teriak sambil melirik Nana yang sedang menaiki tangga rumahnya.

Nana memasuki kamarnya lalu menghempaskan tubuh mungilnya ke atas kasur. "Aah! Baru juga mau nikmatin liburan bareng Ferdi bete deh!" desisnya.

Nana beranjak dari kasurnya lalu melirik ke arah jendela kamar Ferdi yang masih tertutup rapat. "Belom pulang ya?" gumam Nana kecewa lalu kembali menghempaskan tubuhnya ke kasur sambil mengambil ponsel di saku roknya.

Nana men-scroll layar ponselnya mencari nama Ferdi di kontaknya. "Ferdi.."

"Telpon gak ya?" pikir Nana.

"Telpon deh."

"......"

"Gak di angkat lagi." desisnya sambil menatap layar ponselnya.

"Jangan-jangan dia beneran gak naik kelas?! Aduh gimana dong kalo beneran?" ucap Nana panik lalu menggigit ujung kuku jari telunjuknya sambil berpikir. "Ya tapi gakpapa juga sih jadi seangkatankan gue sama dia hahahaha." Kembali ke akal sehatnya, Nana dengan segera langsung mengetik sebuah pesan singkat kepada Ferdi.

Adriana Sagita : Fer dmn?

Nana meletakkan ponselnya sambil menggigit ujung kuku jari telunjuknya menunggu balasan dari Ferdi. Lima menit sudah berlalu tetapi belum ada tanda-tanda Ferdi membalas pesan. Nana pun mengecek kembali pesan singkatnya. "Anjir di read doang!" Ia berdecak kesal lalu melempar ponselnya ke sudur kasurnya.

From Me To You [FIX YOU] - COMPLETETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang