"Apa yang lain belum datang?" Tanyanya.

Aku menggeleng pelan "Belum. Entahlah mungkin masih ada keperluan masing-masing..."

Ia mengangguk tanda mengerti. "Aku boleh duduk disebelahmu kan?" Aku kembali mengangguk, kemudian ia pun mengambil tempat duduk di sebelahku.

Sepi. Sunyi. Hening.

Setelah percakapan singkat tadi, tidak ada yang berniat mengangkat suara. Aku bingung harus membicarakan apa dan akhirnya kami berdua hanya diam.

Ya sejak dulu, aku dan Yoona sunbae memang tidak terlalu akrab. Mungkin benar kata Kai kalau aku dan Yoona sunbae sulit ditebak dan hal itu membuat kami berdua tidak cocok—menurut Kai dengan mendapat persetujuan member lain—pendapat yang tak bisa kuterima.

Aku tahu semua orang merasa kalau kami sama sekali tidak memiliki satu kecocokan. Buktinya, hmm mungkin dari para shipper yang sering mencouplekan Yoona sunbae dengan Luhan-ge, Sehun, Kai atau bahkan sekarang kerapkali mereka memasangkannya dengan Chanyeol. Tiap kali aku menyusuri dunia maya. Seringkali aku menemui hal-hal seperti mereka menyebutnya fanfiction dan sejenisnya apalah itu. Ha, katakan mungkin ini sedikit konyol bahkan Yoona sunbae dan Luhan-ge mempunyai nama penggemar mereka yang menyebut diri mereka fawns.

Apakah salah jika aku ingin dekat dengan Yoona sunbae? Aku memang bukan pembicara yang baik. Mungkin. Jika hanya melihatnya dari sudut pandang keadaan. Tapi bagiku sendiri—



-ACACIA FLOWER-



"Terkadang aku kesal terhadap diriku sendiri yang tidak bisa mengungkapkan apa yang aku pikirkan dan apa yang kurasakan ketika bersamamu, aku bukan pembicara yang baik"

—aku tahu apa yang selama ini kurasakan.

Mereka tidak tahu, namun aku tahu. Tentang bagaimana secara diam-diam—entah dalam keadaan sadar atau tidak—aku sering memerhatikan Yoona sunbae yang sedang berlatih. Saat kami sudah selesai berlatih, aku kerap kali meminta izin ke toilet namun justru berakhir dengan mengintip ke practice room sunbaeku itu.

Tidak ada yang tahu tentang bagaimana jantungku yang berdetak cepat ketika Yoona sunbae selalu terlihat olehku. Tentang bagaimana dalam hati aku selalu tersenyum girang ketika mataku mendapati senyum tulusnya yang biasanya akan ia tebarkan pada setiap orang yang dijumpainya. Dan tentang bagaimana perasaanku terhadap Yoona sunbae. Namun, bukan Zhang Yixing namanya jika mengatakan semua itu secara terang-terangan. Dari dulu aku selalu memendam semuanya sendiri.

"Lay-ssi?" suara pelan yang memanggil namaku berhasil menarikku ke alam sadar. "Kau sedang memikirkan sesuatu?"

"Te-tentu saja tidak, sunbae." Kilahku cepat. Mengalihkan pandanganku dari wajah Yoona sunbae. Astaga sejak kapan aku memandangnya? Yoona mengangguk paham. 

"Kukira kau sedang ada masalah. Hm baiklah jika kau ingin teman bercerita kau bisa menghubungiku. Itu nomor ponselku, sampai jumpa." Yoona sunbae mulai berdiri dan berjalan sembari melambaikan tangannya padaku. Astaga demi bubble tea favorit Sehun, mimpi apa aku semalam hingga Yoona sunbae duduk disebelahku dan memberiku nomor ponselnya. Tanpa sadar aku berdiri dan melompat kegirangan sampai para member datang dan menatap aneh padaku.



-ACACIA FLOWER-



"Apakah mungkin jika takdir yang membuat kita tidak bisa untuk melengkapi satu sama lain?"



-ACACIA FLOWER-



"Eh? Yoona-ya dapat bunga dari siapa?" suara nyaring Jessica membuat Yoona tersentak. Hampir saja jantungnya melompat karena suara eonni dolphin kesayangannya itu. "Aku tidak tahu yang jelas bunga ini ditujukan untukku."

Saat itu Yoona sedang bersantai diruang tengah dorm mereka, sampai suara bel membuatnya beranjak untuk itu Yoona memilih untuk menghampiri pintu depan. Namun saat ia membukanya, tak seorangpun yang ada disana. Hanya ada bunga akasia putih dengan sebuah note kecil yang terselip.

Mengikuti arah pandangan Jessica, Yoona melirik sekilas bunga yang entah pemberian siapa tadi yang tergeletak begitu saja didepan dorm. Mungkin mendapat bunga adalah sesuatu yang biasa baginya, tapi bunga ini berbeda dari yang biasa ia dapatkan dari fans. Bunga ini terlihat sederhana namun spesial juga.

"Eonni bukankah bunga itu akasi—"

"Huaahh! Yoona-ya kau mendapat bunga akasia putih! Beruntung sekali!"

Sebelah alis Yoona terangkat, "Memangnya kenapa jika aku mendapatkan bunga akasia putih?"

"Yoona-ya kau tidak tahu makna dari bunga itu?" tanya Jessica kemudian. Ia terkekeh geli ketika mendapati raut polos Yoona sambil menggeleng. Jessica mengambil bunga dari akasia putih yang Yoona letakkan diatas meja, menarik sebelah tangan Yoona lalu meletakan bunga itu di telapak tangannya, setelah itu menangkupkannya. Ia meminta Yoona untuk menggenggamnya. Sambil menyunggingkan senyum manisnya, Jessica kembali berkata.

"Arti dari bunga akasia adalah cinta yang tersembunyi,"



-ACACIA FLOWER-



"Bagaimana tanggapanmu jika seandainya kita bisa menjadi orang yang cocok Yoong?  Boleh aku memanggilmu begitu?"





-ACACIA FLOWER - END-

FLOWERS FOR YOUحيث تعيش القصص. اكتشف الآن