"Mas... aku ingin..." ujar Echa dengan nada memelas sambil membuka ikat pinggang Dirga dari celana panjang yang dia kenakan.

"Aku lelah Cha, aku ingin tidur..." tangan Dirga menahan tangan Echa yang berusaha membuka ikat pinggang celananya dengan mata masih terpejam.

"Mas... aku..."

"SUDAH AKU KATAKAN, AKU LELAH!! AKU INGIN TIDUR!!" tanpa sadar, Dirga membentak Echa dengan kedua mata yang menajam menatapnya. Lalu, berbalik memunggungi Echa dan kembali memejamkan kedua matanya dengan tangannya yang masih memegang tangan Echa dipinggangnya.

Sedetik, dua detik Echa terdiam mendengar bentakan suaminya, mencerna tiap kalimat yang dilontarkan olehnya. Untuk pertama kalinya Dirga menolak dirinya dan untuk pertama kalinya dia membentak dirinya selama tiga tahun pernikahannya.

"YA SUDAH!! KALAU MAS MAU TIDUR, TIDUR SAJA!! JANGAN HARAP AKU AKAN TIDUR DENGAN MAS!!"

"AWWWW!! ECHA KAMU -" Dirga mengaduh kesakitan, dengan sengaja Echa melepas kasar tangan suaminya dari tangannya, melangkah turun melewatinya dari tempat tidur dan sengaja menginjak kasar kaki Dirga.

Didepannya, Echa melepas lingeria yang dia kenakan dengan cara merobeknya, niatnya ingin menggoda
Dirga dengan lingeria pemberiannya malah membuatnya muak. Sumpah serapah dia keluarkan karena lingeria yang dia gunakan.

"PERCUMA SAJA AKU MEMAKAI INI!! KALAU HASILNYA MAS SEPERTI ITU!!"

Bugghhh...

Echa melempar lingeria yang dia sobek ke wajah Dirga dengan sangat kasar, lalu keluar kamar membanting pintu.

Braaakkk!!

'Kalau bukan karena terpaksa, aku mana mau menggodanya. Dasaaaaarrr!! Kenapa aku sangat menginginkannya!! Tetapi, dia malah menolakku mentah-mentah!!' teriak Echa dari luar kamar.

Dirga hanya menarik nafas berat, menggenggam lingeria yang baru saja dilemparkan oleh Echa. Lalu, dia kembali merebahkan diri memejakan kedua matanya. Tidak perduli dengan Echa yang terlihat kesal kepadanya.

Semenit... dua menit... hingga setengah jam dia terus membalikkan badannya berkali-kali ke kanan dan ke kiri, Echa masih tidak kembali kedalam kamarnya.

Pikirannya kembali kalut memikirkan Echa yang kesal kepadanya. Dia orang yang tidak perduli dengan apapun, egois, keras kepala, mau menang sendiri, dan emosian. Tapi... satu-satunya kelemahan dia adalah Echa, dia takut dengan kemarahan Echa. Bukan takut dengan kata-kata kasarnya, bukan takut dengan Echa yang ringan tangan dan selalu memukulinya. Tapi... yang dia takutkan hanya satu, dia takut Echa akan mendiaminya selama berhari-hari dan tidak mau tidur dengannya, itulah kelemahannya.

Setelah menenangkan pikirannya, Dirga memutuskan untuk keluar kamar mencari Echa dan meminta maaf kepadanya.

"Cha..." panggilnya saat mencari Echa diruang tamu, dapur, ruang tengah dan ruang kerjanya.

"Echa!!" panggilnya dengan nada sedikit panik saat dia tidak menemukan Echa dimanapun. Dari sekian ruangan yang ada di apartemennya, dia sama sekali tidak menemukannya, hanya satu harapannya... kamar tamu... tinggal kamar tamu yang belum dia periksa.

Dia mencoba membuka pintu kamar tamu, terkunci. Besar harapannya Echa berada didalam, karena selama ini kamar tamunya tidak pernah terkunci jika tidak ada yang menempatinya. Kali ini, kamar tamu itu terkunci dan ada kemungkinan Echa berada didalamnya.

"Cha, Echa!! Buka pintunya sayang..." pintanya dengan mengetuk pintu kamar tamu berharap Echa mau membukakan pintu.

Berkali-kali dia mengetuk, tidak ada jawaban dari dalam sana. Dirga mencari kunci cadangan dilaci televisi tuang tamu, lalu mencoba membukanya.

[03] Love Two Heart [Complete]Where stories live. Discover now