LTH [16]

4.2K 243 37
                                    

[VotMen Please]

Ingatannya kembali ke masa lalu, dimana dia menyimpan sebuah album, album khusus foto Freizha Putri Ananda. Tanpa diperintahkan, tangan kanannya secara reflek membuka lemari coklat. Menekan beberapa angka pada brankas yang ada didalam lemari. Hanya dalam hitungan detik, brankas berwarna putih terbuka dengan sendirinya. Perasaan ragu dan kalut muncul bersamaan saat tangannya mencoba mengambil album berwarna hijau. Tubuhnya jatuh begitu saja ditepi lemari, tangannya bergetar saat dia mencoba untuk membuka album berwarna hijau itu. Perlahan... dia membuka tiap lembar album yang berisikan foto Echa. Cairan bening mulai menetes dari kedua sudut matanya, saat jemari besarnya menyentuh satu foto Echa yang tengah makan bersama teman-temannya di kantin sekolah. Jemari itu beralih ke foto lainnya, dia melihat gambar Echa tertawa ketika menjadi pelayan di tempat makan salah satu Mall, dimana Echa memanggil dirinya dengan sebutan bang Romi. Jemarinya beralih ke foto lainnya, dimana Echa menangis didalam perpustaakan saat dia berhenti mengajar. Tidak ada satu orangpun yang mengetahui foto tersebut, karena dia... mengambil foto itu secara diam-diam lima tahun lalu.

"Echa... apakah sesakit ini hanya untuk mencintaimu??"

Tess tess

Tanpa sadar, cairan bening jatuh berguguran membasahi foto-foto tersebut. Dia menangis... menangis untuk masa lalunya. Masa lalu yang tidak mungkin bisa kembali dalam sehari. Jemari itu kembali mengambil sesuatu dari dalam Brankas, sebuah kotak kecil berbentuk hati berwarna merah muda. Dia membuka kotak tersebut, dan... mengambil sepasang benda berbentuk lingkaran yang sangat cantik. Sebuah cincin, cincin yang telah dia persiapkan sejak lama untuk menikahi Echa. Kini, hanya akan menjadi sebuah kenangan, kenangan yang begitu menyakitkan hatinya. Dia menggenggam erat sepasang cincin itu dan menenggelamkan wajahnya dikedua pahanya yang dia lipat hingga kedada. Memejamkan kedua matanya, mencoba menenangkan pikirannya.

Echa berjongkok dipinggir makam Pak Romi sambil menebarkan potongan-potongan bunga lily, bunga lily?? Kenapa dia menaburkan bunga lily?? Bukan bunga kamboja atau pun bunga melati?? Itu karena dia sangat menyukai bunga lily, dengan dia menaburkan bunga lily diatas makamnya, dia berharap Pak Romi tau kalau Echa selalu ada didekatnya dan akan sangat-sangat-sangat merindukannya.

"Maafin Echa Pak... karena Echa... Bapak jadi berada disini... Echa sayang sama Bapak... sangat-sangat sayang... Pak Romi... ataupun Bang Romi... semoga kalian bahagia disana..." tanpa disadari, kedua matanya telah sembab, air mata membanjiri kedua pipinya. Echa membiarkannya, membiarkan airmatanya berjatuhan dikedua pipinya tanpa ingin menghapusnya. Dia mengangkat kedua tangannya, mendoakannya, meminta kepada yang maha kuasa agar Pak Romi hidup bahagia disana.

"Pak Romi... Bang Romi... maaf... Echa baru sempat datang kesini, Echa baru tahu kalau Pak Romi..." dia tidak sanggup melanjutkan kata-katanya lagi, dia benar-benar tidak menyangka kalau Pak Romi telah tiada, Pak Romi yang culun, cupu... terang-terangan menyukainya dan dia menolaknya secara mentah-mentah karena penampilan fisiknya. Bang Romi yang tampan, tinggi, putih... idola semua wanita, sosok asli dari Pak Romi... dan dia... menolaknya secara halus karena dia baru menyadari kalau dirinya menyukai Pak Romi.

"Ya Tuhaaaannn..." Echa mendongakkan kepalanya ke atas, menatap langit-langit. Berusaha menahan air mata yang menyusul turun lagi dari kedua matanya. Tapi, tak berhasil... air matanya terus berjatuhan. Terlalu banyak kenangannya bersama Pak Romi ataupun Bang Romi.

Dia menuangkan es jeruk disekitar makamnya. Es jeruk?? Yaa... es jeruk, itu minuman kesukaan Pak Romi. Menyentuh lembut batu nisan yang bertuliskan namanya 'Romi Adrian Bin Adrian Prayoga' dia tersenyum tipis melihatnya, masih dengan air mata yang turun dari kedua matanya. Biarlah air mata itu mengalir, air mata penyesalan...

'Jangan menangis cha...' Ujar pak Romi berdiri disebelahnya, dia berusaha menyentuh pundak gadis itu. Namun, usahanya sia-sia. Dia sama sekali tidak bisa menyentuhnya.

[03] Love Two Heart [Complete]Onde histórias criam vida. Descubra agora