LTH [11]

4.4K 249 23
                                    

[VotMen Please]

Langkah kakinya sempat terhenti saat dirinya melihat sepasang sejoli dan kedua matanya menatap tajam melihat mereka sedang... ber... ciuman?

"Apa yang kalian lakukan?!" ujar pak Dirga dengan nada sedikit tinggi, melihat sepasang mahasiswa di balik pohon sedang berciuman. Kedua mahasiswa yang mendengar suara bariton di belakang mereka langsung terkejut dan segera menoleh ke arah suara tersebut sambil merapikan rambut mereka yang sedikit acak-acakkan.

"Pak... Pak Dirga?" ujar salah satu mahasiswa dengan sedikit terbata.

"Mike, kamu pikir setelah Bapak berhenti mengajar disini Bapak tidak akan mengawasi ulahmu yang selalu membuat nama kampus kita malu, hah?" pak Dirga mendekati mereka dan berdiri dihadapannya dengan mata yang masih menatap tajam ke arah mereka.

"Ma... maaf Pak, kami..."

"Ayo ikut saya, saya akan bawa kamu ke ruang dosen" pak Dirga menjewer salah satu telinga Mike dan telinga mahasiswi yang bernama Cindy. Lalu, menarik mereka hendak membawa mereka keruang dosen.

"Aduh aduh duh... ampun Pak..." mohon kedua mahasiswa tersebut sambil menahan perih disalah satu telinga mereka.

"Tidak akan!! Bapak tidak akan mengampuni kalian...!!"

"Please Pak... Bapak boleh minta apa saja deh... Asal jangan laporin kami..." rengek Mike dengan menyatukan kedua telapak tangannya memohon kepada pak Dirga yang masih menyeret mereka.

"Apa saja?? Serius?? Apa saja??" tiba-tiba saja pak Dirga menghentikan langkahnya dan melihat Mike dengan mata berbinar, tapi kedua tangannya masih menempel ditelinga mereka masing-masing.

Mike yang melihat reaksi pak Dirga hanya mengangguk-anggukan kepala, berharap pak Dirga dapat menerima tawarannya.

"Baiklah, kalau begitu traktir saya makan dikantin" ujar pak Dirga dan melepas kedua tangannya dari telinga mereka. Kedua mahasiswa tersebut mengusap-usap telinganya yang mungkin saja sudah memerah.

"Apa? makan Pak? makan dikantin?" Mike sedikit tidak percaya dengan permintaan mantan dosennya, dia pikir pak Dirga akan meminta yang aneh-aneh diluar kepalanya.

"Iya, kenapa? kamu tidak punya uang?"

"Bukannya begitu, hanya saja -"

"Shht... sudahlah sayang biarkan saja, turuti saja kemauannya. Tapi, aku sama sekali tidak menyangka sebenarnya disni siapa yang bodoh? dia atau kita? Kenapa dia hanya minta ditraktir makan? Dikantin pula... Harusnya dia meminta sogokan yang lebih mahal, makanan di kantin kan murah banget sayang..." bisik Cindy tepat ditelinga Mike.

"Kenapa? Kenapa kalian berbisik-bisik?" tanya pak Dirga dengan mata menyelidik.

"Ah... E... Enggak apa-apa Pak"

"Ya sudah, ayo kita ke kantin" pria itu mendorong pundak Mike, memintanya untuk berjalan lebih dahulu di depannya.

"Tapi, ngomong-ngomong... Apa kalian melihat Echa? Dari tadi saya mencarinya, tapi saya tidak melihatnya..."

"Tadi, saya melihat dia bersama dosen baru" jawab Cindy.

"Dosen baru?" pak Dirga sedikit mengerutkan dahinya.

"Iya, dosen baru namanya Pak Romi. Dosen pengganti Bu Shania yang sedang cuti hamil"

"Oh..."

💛💛💛💛💛

Jantung Echa semakin berdetak tak karuan saat pak Romi semakin mendekatkan wajahnya dengan wajah Echa hingga dia dapat merasakan hembusan nafasnya menerpa diseluruh wajahnya. Jarak kedua bibir itu hanya tinggal beberapa centi untuk saling bersentuhan. Seakan mengerti apa yang ingin dilakukan oleh bibir itu, Echa langsung memalingkan wajahnya sehingga bibir milik pak Romi hanya mendarat tepat dipipinya.

[03] Love Two Heart [Complete]Where stories live. Discover now