LTH [07]

4.9K 280 40
                                    

[VotMen Please]

Pria bernama Pak Dirga itu masuk kedalam kamar yang dimaksud oleh Shasa. Dia meletakkan tas besarnya dengan sembarang dan langsung merebahkan dirinya diatas kasur, menghilangkan rasa lelahnya selama 2 hari kemarin. Dia meletakkan tangan kirinya diatas kedua matanya dengan memejamkan matanya dan dibiarkan tangan lainnya berada disisi tubuhnya. Dia menarik nafas panjang dan perlahan...kegelapan mulai menguasai dirinya hingga tanpa sadar dia telah masuk ke alam mimpinya.

Sementara Echa yang ada diluar sana, dihalaman sebelah villa hanya bisa melihat permainan kartu dari beberapa teman prianya tanpa senyuman yang biasa dia pamerkan kepada teman-temannya.

"Cha, gimana kemarin surprisenya?" tanya Lia yang sudah berada disebelahnya.

"Surprise?" Echa sedikit mengerutkan keningnya, tidak mengerti.

"Coba lihat cincinnya, bagus gak?" Kezia menarik tangan Echa, memeriksa cincin dikelima jarinya. Cincin yang berikan oleh Pak Dirga sebagai hadiah annive kemarin, Kezia membolak-balikkan kelima jari Echa mencari cincin yang dia maksudkan. Tetapi, dia sama sekali tidak menemukannya selain cincin pernikahan yang sering dia lihat disalah satu jemari Echa.

"Cincin?"

"Kapan rencana lo ke Bali?" kini giliran Radit yang bertanya, sambil memperhatikan kartu yang ada ditangannya.

"Bali?" untuk kesekian kalinya, Echa mengerutkan dahinya tanda tidak mengerti.

"Cha, jangan-jangan kamu...gak datang waktu annive kemarin?" tanya Lia.

"Annive? Anniversary?"

"Iya, kemarin seharian kita-kita bantuin Om Dirga buat kasih kejutan sama kamu. Kejutan anniversary atas pernikahan kalian yang ketiga tahun..." tutur Shasa menjelaskan perihal kejutan anniversary yang mereka siapkan untuk Echa kemarin.

"Apa??"

"Kamu seriusan gak datang ke restaurant itu Cha? Jangan-jangan Om Dirga nungguin kamu sampai berjam-jam. Tapi, kamu..." tanpa ingin mendengar lanjutan kalimat dari Shasa, Echa langsung beranjak dari posisinya dan berjalan cepat mencari kamar, lebih tepatnya mencari suaminya disalah satu kamar yang dia temui.

Dirinya terdiam diambang pintu, melihat suaminya tertidur dengan lengan menutupi kedua matanya.

Degh!

Dia berjalan dengan ragu dan amat perlahan, jantungnya berdetak cepat. Rasa bersalah mulai menggelayuti dirinya. Kini, dia berdiri disisi ranjang, mengamati suaminya yang tertidur dengan wajah lelahnya. Perlahan, tanpa niat membangunkannya, Echa duduk ditepi ranjang. Mengamati wajah tampan suaminya yang telah menua sedikit tertutup dengan satu tangannya. Terlihat jelas garis-garis kerutan didahinya, kerutan yang disebabkan oleh dirinya. Echa mengelus dahi Pak Dirga dengan sangat lembut, berusaha menghapus kerutan-kerutan yang akhir-akhir ini selalu menemani dahi suaminya. Wajah tua yang masih begitu tampan dan sangat mencintai dirinya. Echa mencondongkan tubuhnya sedikit, bukan sedikit. Tapi, dia membungkukkan tubuhnya, sehingga dadanya menempel didada bidang Pak Dirga yang terbalut kaos. Perlahan Echa mengecup dahi Pak Dirga.

Cuuuppp

"Maafin aku mas, aku sudah salah paham sama kamu" ujarnya setelah mengecup dahi Pak Dirga. Echa sedikit menjauhkan bibirnya dari dahi Pak Dirga, lalu kedua matanya turun menyusuri wajah suaminya yang sangat begitu dekat, hingga dia dapat merasakan deruan nafas Pak Dirga menyembur wajahnya.

"Kenapa mas gak jujur sama aku? Kenapa mas gak bilang kalau semalam mas..."

Tess...tess...tess...

[03] Love Two Heart [Complete]Where stories live. Discover now