LTH [21]

3.7K 235 40
                                    

[VotMen Please]

Mo liat Dirga marah'a kya gmn? Mungqn d'CSD prnah liat dy marah, tpi dsni lebih sadisss!! 👿👿👿

Angkot yang Echa naiki terhenti tepat disebrang Green Apple, dia turun setelah menyerahkan dua lembar uang dua ribuan sebagai upah karena telah mengantarkannya ke tempat tujuan. Satu tangannya menelpon Kezia, hanya untuk memastikan apakah Kezia sudah tiba di Green Apple? Echa menelponnya sambil celingak-celinguk ke kanan ke kiri dan belakang tempatnya berdiri, dimana salah satu tempat makan yang bernama Rice Bowl berdiri indah disana. Di belakang sana gadis itu sempat melihat beberapa orang yang sepertinya sedang merayakan sesuatu? Karena disana dia melihat belasan orang dalam satu meja yang telah disusun menjadi satu, tapi tidak terlalu jelas dari luar. Sekilas Echa melihat salah satu dari mereka tengah melihat buku menu yang menutupi wajahnya.

Tanpa menoleh kanan kiri, Echa menyebrang begitu saja masih dengan posisi ponsel menempel ditelinga. Saat dia berada dipertengahan jalan, langkahnya sempat terhenti mendengar suara klakson yang berbunyi hingga memekikkan telinganya.

Tiiiiiinnnnnnnnnn....!!!

Aaaaaakkkkhhhh....

Kedua matanya membola bagaikan bola pingpong, melihat sebuah truk besar hanya berjarak beberapa langkah darinya hampir menyentuh dirinya.

Praannggg

Reflek, Echa langsung memejamkan kedua matanya dan ponsel yang menempel ditelinga jatuh begitu saja.

Sebuah tangan besar menarik tubuhnya masuk kedalam pelukannya. Jantungnya berdetak tiga kali lipat, saat dia merasakan seseorang memeluknya dengan sangat erat. Masih dengan mata terpejam, Echa mencoba mengatur nafasnya untuk kembali normal. Bahkan, dia juga sempat mendengar detakan jantung yang berdetak sangat cepat sama seperti dirinya dibalik telinganya yang menempel tepat di dada bidang yang tertutup kemeja hijau.

"Apa kamu bodoh Cha?! Kenapa kamu tidak menyebrang dengan hati-hati?!" pria itu membentaknya setelah menjauhkan tubuhnya dari Echa.

Pak Romi...

Echa membuka kedua matanya ragu-ragu, melihat pria yang ada dihadapannya saat ini.

Wanita itu sama sekali tidak menyangka, bahwa Romi yang menolongnya. Ini ketiga kalinya dia menolongnya, pertama saat Echa mengetahui kenyataan bahwa Romi telah membohonginya lima tahun yang lalu, kemudian 2 hari yang lalu dia menolongnya saat Echa jatuh dari pohon mangga dan sekarang... dia menolongnya lagi saat sebuah truk hampir saja menyentuh tubuhnya.

"Apa kamu tidak bisa ubah kebiasaan kamu? Selalu saja tidak berhati-hati saat menyeberang!! Bagaimana jika truk tadi menabrak kamu??!! Apa kamu tidak memikirkan bagaimana perasaanku??!! Bagaimana perasaan suami kamu??!! Aku bahkan tidak perduli dengan nyawaku, tapi jika itu menyangkut dirimu apa kamu pikir aku tidak perduli??!!"

Apa?? Dia perduli padaku?? Dia masih perduli??

Entah, apa Echa harus senang atau tidak? Senang karena Romi masih perduli kepadanya? Atau... tidak, karena baru saja dia hampir kehilangan nyawanya.

"Dan bodohnya aku!! Berusaha mati-matian untuk tidak perduli kepadamu, berusaha mati-matian melupakan kamu!! Tapi, aku... sama sekali tidak bisa melakukannya..."

Bulir-bulir air mata mengalir deras dari kelopak mata Echa mendengar setiap kalimatnya. Dia menangis... dia menangis bahagia mendengar kata-kata yang baru saja dilontarkan oleh Romi, meskipun pria itu mengatakannya dengan nada marah.

Apa yang terjadi denganku? Kenapa aku bahagia dia mengatakan itu? Padahal... aku sama sekali tidak mencintainya, tapi kenapa... aku begitu bahagia mendengar setiap kalimatnya?

[03] Love Two Heart [Complete]Where stories live. Discover now