LTH [15]

4.2K 229 21
                                    

Sebelum'a q mo ucapin, minal aidzin wal'faidzin yaaa... Mohon maf lahir 'n bathin, maafkn q yee... Klo slama ne da salah2 kata selama membuat ne cerita 'n slama bals koment2 klian yg mungqn dpt menyinggung perasaan kalian... Mafkan yee... 😘😘😘

Yeeeyyy... Bsok lebaran, ud pda bli baju lebaran blm?? Gmn dngn puasa'a?? Da yg full ga ne?? Heeeehehehe....

Ud dha, lnjut bca crita q ajee yee 😘😘😘

💛💛💛💛💛💛💛💛💛💛💛💛💛


[VotMen Please]

Lima tahun... lima tahun sudah pak Romi tidak menginjakkan kakinya disekitar rumahnya. Kali ini, untuk pertama kalinya dalam lima tahun dia menginjakkan kaki disekitar rumahnya. Rumah yang selalu melindunginya dari terik sinar matahari, rumah yang selalu melindungi dirinya dari guyuran air hujan, rumah yang selalu memberikan kenangan-kenangan yang tidak terlupakan untuknya. Langkah kakinya terasa berat, ketika melangkah masuk kedalam halaman rumahnya. Begitu banyak kenangan disana, dimana Echa mengetahui siapa dirinya, dimana dia menyadari perasaan Echa yang sebenarnya, semua berawal dari rumahnya.

"Bang Romi?" Radit menoleh ke belakang, dilihatnya pria itu masih berada jauh dari tempatnya berdiri.

"Bang Romi?" sekali lagi Radit memanggilnya, masih tidak ada jawaban. Akhirnya, dia berjalan mendekati pak Romi yang masih berdiri didekat mobilnya.

"Bang Romi?"

"Eh... i... iya Dit" kejut pak Romi saat Radit berada didepannya.

"Bang Romi kenapa?"

"Enggak apa-apa Dit" dengan perasaan ragu, akhirnya dia memberanikan diri untuk melangkah masuk kedalam rumahnya, diikuti Radit dibelakang dirinya.

"Ibu... Ayah...!!!" teriak Radit saat mereka berada diruang tamu.

"Ada apa Dit? Kenapa kamu teriak-teriak seperti itu?" tanya Yoga -ayah- Radit.

"Iya Dit, ada apa? Kenapa kamu teriak seperti itu?" wanita paruh baya bernama Lily muncul dibelakang Yoga, tangan kirinya memegang lap kotor.

"Kalian lihat? Siapa yang datang bersamaku??" Radit berjalan mendekati pak Romi, memberitahukan kehadiran pak Romi kepada kedua orang tuanya.

"Ro... Romi??" tanpa sadar Lily menutup mulutnya dengan kedua tangannya yang masih memegang lap kotor. Kedua mata itu berkaca-kaca dengan cairan bening yang siap tumpah dari tempatnya. Dia menggeleng lemah sambil berjalan penuh keraguan mendekati putra pertamanya.

"Ka... kamu... Romi? Romi putraku?" tanya Lily dengan suara parau akibat tangisnya yang mulai pecah secara perlahan. Kedua tangannya kini menyentuh seluruh tubuh putranya, meyakinkan dirinya bahwa pria yang ada dihadapannya adalah putra pertamanya yang dianggap telah meninggal 5 tahun lalu.

"I... Ibu..."

"Romi... kamu benar-benar Romi anakku...??" Romi mengangguk menjawab pertanyaan Lily, wanita paruh baya itu memeluk putra pertamanya. Memeluknya dengan sangat erat, benar-benar masih tidak percaya bahwa yang ada didekatnya adalah Romi, putra pertamanya. Air matanya bercucuran dari kedua matanya. Sehingga lipatan-lipatan keriput disekitar matanya tampak jelas tercetak. Tidak berapa lama dia melepaskan pelukannya.

"Romi?" Yoga menepuk pundaknya, lalu memeluk Romi.

"Ayah..."

Hanya beberapa detik mereka berpelukan, kedua orangtuanya kemudian menggiring Romi ke sofa. Meminta penjelasan darinya, kemana saja dia selama ini? Bagaimana dia bisa selamat dalam kecelakaaan? Lalu... Siapakah sosok yang mereka makamkan?

[03] Love Two Heart [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang