🍁 Chapter [13] 🍁

Start from the beginning
                                    

"Sudah apa, hah?"tanyaku tak sabar.

"Sudah berselingkuh dariku"jawab Stella pelan.

"Selingkuh kau bilang??? Apa aku tak salah dengar? Aku dan clara memang sepasang kekasih, seharusnya kau yang sadar diri kau hanyalah orang ketiga di dalam hubunganku dengan clara. Kau yang merusaknya, seharusnya kau malu pada dirimu sendiri. Karna kau tak lebih sebagai istri palsuku. Istri yang kunikahkan tanpa rasa apapun dan tak berniat memiliki sedikit rasa terhadapmu! Kau hanyalah perempuan lemah yang tak punya apapun untuk di banggakan!!!"ucapku dengan penuh amarah.

PLAKK~

Satu tamparan lagi mendarat di pipiku. Sial!!! Dia menamparku dua kali. Kurang ajar!!!!

"Cukup! Kamu keterlaluan, Mas! Ya aku sadar aku bukanlah siapa-siapa bagimu. Aku tahu aku yang salah. Tapi bisakah kau tarik kata-katamu barusan! Aku wanita dan aku masih punya perasaan! Dimana hati nuranimu, Mas!"balas Stella dengan mata memerah. Namun tak ada air mata yang jatuh disana. Wajahnya memerah menahan amarah. Dan detik berikutnya ia menutup pintu di depan wajahku.

Aku terdiam. Aku terpaku melihatnya. Baru pertama kali aku melihatnya seemosi ini. Aku sendiri bingung kenapa aku bisa begitu kejam mengeluarkan semua kata-kata tadi. Itu di luar kuasaku. Aku tak mengerti dengan jalan pikiranku sendiri.

Aku berjalan menuju kamar dan segera memasuki kamar mandi. Berendam dengan air dingin sepertinya bisa membuat amarahku menurun.

🍁🍁🍁

Stella berjalan tertatih. Tangannya memegang dadanya yang terasa semakin sesak. Air matanya jatuh deras hingga membuatnya tak bisa melihat dengan jelas. Kepalanya seolah berputar pening.

Hingga pandangannya mengabur dan semuanya GELAP.

🍁🍁🍁

Cahaya yang memasuki kornea mata Stella membuatnya bangun. Di sekelilingnya hanya ada dia seorang.

Berjalan sejauh apapun tak di temukan seseorang atau tempat ia berlindung.

Tepat saat ia terduduk di tanah yang tandus. Seseorang menepuk pundaknya. Samuel. Itu Samuelnya. Malaikatnya yang selalu menolongnya tersenyum manis dengan mengulurkan tangannya pada Stella. Stella meraihnya dengan senang hati dan berdiri mensejajarkan tubuh mereka.

Samuel mengusap kepala Stella dengan penuh kasih dan ia berkata.

"Sudah waktunya aku membawamu pergi"ucap Samuel.

"Kau mau membawaku kemana, Sam?"tanya Stella.

"Tempat dimana hanya ada aku, kamu, dan bayi di kandunganmu"jawab Samuel.

Perlahan namun pasti Stella menganggukan kepalanya tanda ia setuju. Ia berjalan menuju cahaya putih dan ia tersadar bahwa itu semua hanyalah...

MIMPI.

🍁🍁🍁

Stella mengerjapkan matanya beberapa kali hingga ia benar tersadar. Dirinya masih tertidur di lantai yang dingin. Ia semalaman berada disana. Tersadar dari kebodohannya Stella bangkit dan menuju kamar mandi berendam dengan air hangat disana.

"Maafin bunda ya, sayang. Kamu pasti kedinginan"gumam Stella lirih.

🍁🍁🍁

[3] My Wife StellaWhere stories live. Discover now