21th Day : Usai

2K 138 5
                                    

Setelah apa yang kualami kemarin, aku jadi semakin takut untuk melanjutkan perasaanku. Apa aku masih pantas untuk melanjutkan perasaan ini? Tapi, apakah aku dapat melakukan hal itu? Menghilangkan perasaan sukaku pada Naruto. Aku tahu kalau Naruto sudah memiliki orang yang spesial baginya, pasti aku tidak memiliki kesempatan untuk mendapatkannya. Aku jadi beranggapan, bahwa perasaan ini, akan segera usai. Harus segera kuakhiri, sebelum perasaan ini, tidak bisa hilang selamanya.

◐ 26 Days : Koi of Love ◐

"Ugh." Hinata mengerjap-ngerjapkan matanya yang silau karena terkena sinar mentari yang masuk memalui sela-sela jendela kamarnya.

"Pagi kak Hinata," sapa Hanabi, dialah orang yang membuka gorden jendela. Sehingga membuat Hinata terbangun, dari tidur yang tidak lelap menurutnya.

"Rasanya malas ke sekolah," ucapan dari Hinata, membuat Hanabi bingung sekaligus kaget. Seorang Hinata Hyuuga, malas ke sekolah!? Ini baru pertama kali didengar oleh Hanabi.

Hanabi merasa khawatir dengan kakaknya, jarang-jarang Hinata seperti ini. Ia berjalan mendekati Hinata dan duduk di sebelahnya. "Kak Hinata punya masalah apa dengan kak Naruto?" tanya Hanabi. Ia langsung tahu apa yang terjadi pada Hinata, karena ia sangat mengenal kakaknya. Setiap Hinata tidak bersemangat, pasti selalu ada hubungannya dengan Naruto.

"Hanabi."

Langsung saja Hinata menceritakan masalah yang dialaminya kemarin pada Hanabi, tentang masalah Naruto dan gadis berambut merah yang tidak pernah diketahuinya. Hanabi adalah satu-satunya orang yang ada di rumah yang dapat ia ceritakan semua masalahnya tentang Naruto. Kalau ke Hiashi maupun Neji, pasti Naruto akan terkena hal buruk dari mereka. Hinata tidak mau Naruto terluka hanya karena masalah ini diceritakan kepada ayah dan kakaknya. Selama sepuluh menit Hinata bercerita, sampai-sampai air matanya mengalir kembali. Tapi apa yang harus dilakukan oleh Hinata? Hanya ini yang dapat dilakukan olehnya. Ia tidak berhak mengatur kehidupan Naruto, apa yang mau dilakukan Naruto sudah pasti Naruto yang mengaturnya sendiri. Sudah begitu, Hinata bersama dengan Naruto tidak setiap saat. Sudah pasti ada kegiatan Naruto yang tidak diketahui Hinata, salah satunya ya kejadian kemarin.

"Tenang kak," Hanabi memeluk Hinata, mengusap-usap punggung Hinata agar lebih tenangan. "Hari ini adalah hari pertama di minggu ini, setidaknya kakak harus mengawali hari dengan ceria." ia melepas pelukannya, mengusap air mata Hinata.

"Hanya kakak yang tahu perasaan kakak sendiri. Masalah perasaan yang mau dilanjutkan ataupun diakhiri, hanya kakak yang dapat memutuskannya." hanya ini yang dapat dilakukan oleh Hanabi, sedikit memberikan semangat pada Hinata. Ia tidak tahu apa yang dilakukannya pada Hinata benar atau tidak, karena ia sendiri tidak pernah merasakan perasaan itu. Tapi setidaknya ia mau menghibur kakaknya, meski dengan pengalaman yang tidak ada sama sekali.

"Yah. Kau benar." karena masih ada orang yang menyayanginya, ia tidak boleh terus bersedih. Karena masih ada orang yang selalu menunggu kedatangannya, ia tidak boleh jatuh. Ia harus bangkit, untuk menuju ke masa depan yang lebih baik.

"Kalau begitu siap-siap ke sekolah kak, sesuai dengan jam keberangkatan kakak, ditambah dengan waktu sisa, kakak hanya memiliki waktu tiga puluh lima menit untuk siap-siap." ucap Hanabi mengingatkan Hinata setelah ia melihat jam dinding di kamar Hinata.

"Itu benar," Hinata langsung bersiap-siap dengan kecepatan super. Memakai seragam, menyiapkan alat-alat sekolah, dan menerima bekal yang sudah disiapkan oleh Hanabi.

"Aku pergi ya."

"Hati-hati di jalan."

Hari ini, Hinata harus terlihat ceria seperti biasanya. Lupakan masalah yang kemarin, lakukan saja hal yang menyenangkan. Jangan lupa untuk selalu tersenyum, meski hati sedang sesedih apapun.

26 Days : Koi of Love [COMPLETED] [PRIVATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang