7th Day : Gunung

2.2K 160 3
                                    


Sekolah kami yang berada di kaki gunung, membuatnya menjadi sekolah yang sejuk. Hari-hari menarik banyak terjadi ketika belajar di luar kelas dan luar sekolah. Gunung itu pun aman, tidak ada hewan buas yang berkeliaran. Sekolah kami berbeda dari sekolah kebanyakan.

Jalan-jalan menaiki gunung hari ini, akankah membuatku dan Naruto menjadi semakin dekat?

26 Days : Koi of Love

"Untuk olahraga pagi ini, kita akan jalan-jalan pagi. Kelas kalian yang mendapatkan jatah kali ini, jadi kita akan menaiki gunung. Cukup sampai setengah gunung saja, jaraknya kira-kira dua kilo meter meter. Tidak terlalu jauh, 'kan? Jadi jangan lupa siapkan minuman dan makanan yang secukupnya. Ibu ke ruang guru sebentar,"

Semuanya menjadi ramai karena pengumuman dari guru olahraga itu. Guru olahraga sekolah mereka berbeda dari guru olahraga kebanyakan, karena dia berjenis kelamin perempuan. Namanya Anko, dia memutuskan untuk jalan-jalan pagi di gunung hari ini.

"Jalan-jalan ya? Merepotkan,"

"Apanya yang tidak terlalu jauh? Dua kilo meter kalau jalan kaki 'kan jauh!"

"Gimana dong? Aku tidak bawa bekal. Harus beli deh,"

"Asyik ya! Kak Anko memang hebat!"

"Harus siap-siap tenaga nih"

Banyak komentar yang dikeluarkan anak-anak sekelas Hinata. Komentar yang baik dan juga kurang baik. Tapi kebanyakan murid perempuanlah yang mengoceh, tapi itu tipe yang tidak suka olahraga. Kalau para laki-laki, malahan sangat senang. Jalan-jalan kali ini cukup satu kelas saja, dan sekarang giliran kelas Hinata. Seminggu yang lalu, kelas sebelah yang jalan-jalan. Mereka akan jalan dan pulang sesuai dengan jam pelajaran. Tapi kalau misalkan waktunya lewat, sebelumnya Anko sudah bilang ke guru pelajaran yang berikutnya. Jadi aman-aman saja. Tadi Anko mau ke ruang guru sebentar karena mau minta izin terlebih dahulu.

Selain itu, banyak yang memanggil Anko dengan panggilan 'Kak'. Padahal Anko adalah seorang guru, ia maunya dipanggil 'Bu guru', bukan 'Kak guru'. Tapi entah kenapa, anak zaman sekarang susah sekali buat dibilangin.

Ino mendengar komentar teman-teman kelasnya, tapi ia mengabaikan anak-anak yang tidak suka dengan kegiatan ini. "Sepertinya hari ini bakalan seru," ucapnya kemudian, dirinya sangat suka pelajaran di luar kelas, apalagi di luar sekolah. Ia melihat Hinata yang sepertinya sudah selesai menyiapkan persediaan makan dan minuman yang diletakan didalam tas kecil.

"Iya, untung sekolah kita berada di kaki gunung ya." Hinata juga suka sekali dengan kegiatan di luar kelas. Apalagi jalan pagi seperti ini, pasti akan sangat menyenangkan. Sudah gitu menyehatkan! Ini adalah awal untuk menyegarkan otak yang nantinya akan lelah karena pelajaran.

"Tapi bahaya kalau ada binatang buas. Haha," sudah tahu Ino menyebutkan hal yang tidak enak seperti itu, tapi malah tertawa. Memang bahaya sih kalau sampai ada binatang buas benaran. Tapi 'kan, "Disini mana ada binatang buas," seru Hinata kemudian.

Tempat tinggal mereka memang terkenal dengan kondisi alam yang terjaga dan aman. Banyak hutan, gunung, dan perbukitan. Tapi tidak ada binatang buas yang berkeliaran disana. Ada beberapa orang dari luar yang datang untuk berekreasi. Seperti panjat gunung, kemping, dan hal-hal menyenangkan lainnya. Sudah lama para rakyat tinggal disana, belum ada kasus orang meninggal karena diterkam hewan buas. Jadi sudah ditetapkan, aman.

"Kau benar Hinata, dari zaman nenek moyang sampai sekarang juga, tidak ada yang pernah melihat hewan buas." padahal dari dulu Ino selalu membayangkan, dirinya jalan-jalan pagi dengan anjing besar alias hewan-hewan buas bertubuh besar. Seperti singa, macan, serigala dan sejenisnya. Oleh karena bayangan itu, ia sangat mau memelihara hewan buas. Jenisnya saja yang buas, tapi sifatnya jinak. Coba kalau ketemu bayi hewan buas, pasti sudah Ino ambil dan dirawat. Misalkan kalau ketemu serigala atau singa, Ino akan bilang bahwa ia hanya memelihara anjing besar.

26 Days : Koi of Love [COMPLETED] [PRIVATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang