14th Day : Naruto

2.5K 145 11
                                    

Saat kututup mataku, yang terbayang hanyalah dia. Bahkan saat kubuka mataku, yang terbayang juga dia. Dia yang selalu menemaniku, disaat suka maupun duka. Dia adalah orang yang sangat berharga bagiku, orang yang kusuka. Dia adalah orang yang membuat kehidupanku jadi penuh dengan warna.

Dia adalah Naruto Uzumaki.

26 Days : Koi of Love

"Selamat pagi!"

Hinata bengong melihat apa yang ada didepan rumahnya. "Naruto!?" tanyanya tidak percaya. Masa sepagi ini, ada Naruto didepan rumahnya? Apa yang sedang dilakukan olehnya? "Apa yang Naruto lakukan?" tanya Hinata dan membuka pagar rumah tersebut, untuk menyambut Naruto. Karena tidak sopan kalau tidak menyambut tamu yang datang ke rumah.

"Memangnya apa lagi selain menjemputmu?" mendengar itu, wajah Hinata jadi memerah seketika. Naruto tadi berkata, menjemput Hinata. Ini adalah hal yang jarang sekali, 'kan? Mungkin, ini pertama kalinya Naruto menjemput Hinata saat masuk SMA. Apa yang sebenarnya terjadi ya?

"Aa... Tumben. Ada apa?" tanya Hinata waspada, takut-takut ada hal yang mau dilakukan Naruto. Naruto yang tadinya ceria-ceria saja, jadi cemberut karena pertanyaan Hinata.

Naruto mengingat kejadian lalu-lalu, "Tumben ya?" tanya Naruto berbalik nanya. Ya, ini memang yang pertama kalinya bagi Naruto menjembut Hinata. Biasanya hanya mengantarkannya pulang saja, mungkin ini terjadi karena Naruto sudah mulai melahirkan perasaan sukanya pada Hinata. Jadi, setiap waktu selalu ingin berada didekat Hinata.

"Sudahlah, tidak usah dipikirkan. Berangkat ke sekolah saja yuk! Hari pertama nih." ajak Naruto. Hinata mengangguk, ia juga tidak mau merisaukannya. Kalau Naruto mau menjemput, itu adalah hal bagus. Karena perkembangannya sudah melaju lebih cepat. Hinata menutup kembali pagar rumahnya. Berjalan ke sekolah bersama dengan Naruto.

'Yang aku tunggu kemarin, akhirnya terjadi juga ya.'

"Hari ini olahraga, lho." Hinata melihat Naruto, "Memangnya kenapa kalau olahraga?" tanya Hinata. Kondisi tubuh Hinata memang kurang pas dengan pelajaran seperti itu, tapi akan baik-baik saja kok. Naruto berpikir sejenak, kalau tidak salah, hari ini jadwal olahraga-nya adalah maraton.

"Hari ini tema olahraga-nya maraton," jawab Naruto. Hinata mengangguk, "Berarti nanti Naruto yang memimpin dong," ucap Hinata dengan semangat. Karena kalau masalah lari-lari begitu, di kelas mereka tentunya Naruto yang tercepat. Baru disusul dengan Kiba, selisih lari mereka hanya tiga detik.

"Bukan hanya itu, katanya kak Anko mempercayakan anak-anak kelas padaku. Itu merepotkan." gerutu Naruto. Daripada mengurus anak-anak kelas, lebih baik lari ke ujung dunia saja, itu pemikiran Naruto.

"Mendapatkan kepercayaan orang itu susah, lho." Naruto menghela napasnya saat mendengar kata bijak dari Hinata. Mendapatkan kepercayaan itu memang lebih susah daripada mendapatkan teman. Tapi, ini mengurus anak-anak kelas lho! Naruto bukan orang dewasa yang dapat melakukan hal itu.

"Aku akan mencobanya," Naruto menyemangati dirinya sendiri, kalau pun tidak mau ia tetap harus mencobanya.

Kalau mengurus anak-anak kelas yang seperti itu, mungkin tidak terlalu merepotkan. Hanya perlu mengajarkan bagaimana ancang-ancang yang benar sebelum berlari, bagaimana cara memegang tongkat maraton yang benar, dan bagaimana sikap yang benar saat berlari. Hanya itu, segampang menjentikkan jari kali ya?

"Semangat yang bagus, Naruto." melihat Hinata yang memberikan semangat, ditambah dengan senyumannya itu, benar-benar menggetarkan hati Naruto. Gara-gara getaran itu, sampai-sampai pipinya jadi memerah seketika. Naruto jadi mengalihkan pandangannya, untuk menutupi wajahnya yang malu itu.

26 Days : Koi of Love [COMPLETED] [PRIVATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang