5th Day : Embun

2.6K 177 1
                                    

Untuk @lianiikaselamat jawabanmu betul... Yaps di chapter ini judulnya adalah Embun.

Kata Naruto, 'Embun' itu adalah 'sisa air mata Dewa'. Dewa hujan menangis, dan saat hatinya sudah membaik, maka air mata itu akan berhenti. Menyisakan sisa-sisa air mata itu didunia ini. Kata Naruto juga, 'embun yang terkena sinar matahari' itu seperti 'batu permata'. Pemikiran Naruto itu sangat menarik buatku, aku menyukainya.

Apakah suatu hari, aku dapat menjadi embun? Sesuatu yang dianggap indah baginya, seperti batu permata.

◐ 26 Days : Koi of Love ◐

Pagi ini, Hinata membuka gorden jendela kamarnya sendiri. Apa yang salah? Hanabi yang baru masuk ke kamar Hinata jadi merasa aneh sendiri. Biasanya di hari libur, Hinata lebihmemilih untuk bangun siang. Baru akan bangun setelah dibangunkan oleh Hanabi. Tapi kali ini apa? Ada apa gerangan yang terjadi pada kakaknya?

"Tumben hari libur kak Hina bangun pagi," Hinata melihat Hanabi di sebelah pintu kamarnya yang perlahan mendekatinya. Ia tersenyum, "Selamat pagi," sapanya sebelum ia membalasucapan Hanabi. Ia berjalan mendekati Hanabi, "Kakak lagi bersemangat!" ia mendorong Hanabi keluar dari kamarnya.

"Hari ini kak Hinata yang jatah masak," awalnya Hanabi memang berniat membangunkan Hinata. Karena ini jatah Hinata yang memasak, jadi harus dibangunkan. Tapi ternyata orangyang mau dibangunkan sudah bangun terlebih dahulu.

"Kakak tahu, tapi kakak masih mau di kamar sebentar lagi." pintu pun ditutup setelah Hanabi sudah pas keluar dari kamar. Hanabi melihat pintu tertutup itu dengan tampang datar,"Sudahlah," ia pun turun ke bawah untuk mempersiapkan alat-alat yang akan digunakan Hinata nanti.

Didalam kamar, Hinata kembali menuju ke jendela kamarnya. Dibuka jendela tersebut, dan langsung saja ia menghirup udara segar pagi hari. Benar-benar menyegarkan, belum ada debudebu.Ia melihat sekitar halaman, melihat begitu banyak tetes-tetesan air yang menggantung pada dedaunan-embun. "Kemarin benaran hujan ya?" tanyanya pada diri sendiri. Ia tidakmendengar suara hujan sama sekali, itu berarti ia tertidur dengan sangat lelap. Mungkin karena proses penyembuhan, makanya jadi tidak sadar.

Apalagi saat kemarin, Naruto menceritakan semua yang terjadi pada keluarga Hinata. Hiashi langsung panik, Neji dan Hanabi pun begitu. Sampai-sampai kemarin malam Hanabimembuatkan bubur hangat untuk dimakan Hinata. Yah~ Kejadian lalu yang buruk sebaiknya dilupakan saja.

Sekarang, sesuatu yang membuatnya tertarik belum lama ini sudah muncul. Embun! Hinata memperhatikan embun itu secara terperinci, "Kalau dilihat dari bentuknya, memang menariksih." lancip dibagian atas, dan bundar dibagian bawah. Kalau sedikit melengkung seperti tanda koma, pasti mirip batu magatama.

Setelah asyik memandangi embun itu, ia kembali pada aktifitasnya. Ia keluar dari kamarnya dan turun ke bawah, kemudian menuju dapur untuk memasak sarapan pagi ini. Kemarin iaberhutang pada Hanabi, karena jatah masak kemarin jadi Hanabi yang melakukannya. Saat Hinata bilang ia akan membalas hutang itu, Hanabi bilang tidak usah. Katanya anggap sajasebagai niat baik dari adik pada kakaknya.

"Bahan-bahannya sudah kusiapkan kak," Hanabi melihat kakaknya yang memakai celemek. Hinata yang baru selesai memakai celemek itu pun melihat bahan-bahan yang sudahtersiapkan dengan rapi.

"Makasih ya,"

Hinata pun mulai memasak, kalau Hanabi hanya melihat saja. Merasa ada pandangan yang mencekat, Hinata merasa tidak enak. Seperti ada yang mengawasi saja, seperti saat sedangujian. Hinata akhirnya membuat keputusan, bukan karena malas atau apa ya.

26 Days : Koi of Love [COMPLETED] [PRIVATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang