19th Day : Surat

2K 143 2
                                    

Hari ini, aku mendapatkan sebuah kejutan di kotak surat rumahku. Baru pertama kali, ada surat yang nyasar di rumahku! Bukan nyasar sih, tapi jarang sekali ada yang kirim surat ke rumah. Jadi saat mendapatkan surat, begitu deh. Tapi ada hal yang aneh.

Iya sih surat, tapi itu surat kaleng!

◐ 26 Days : Koi of Love ◐

Hinata terpaku memegang surat di depan rumahnya. Baru saja ia keluar dari dalam rumah, niatnya untuk menyapu halaman rumah yang sudah mulai dipenuhi dengan dedaunan kering. Tapi matanya langsung tertuju pada kotak surat yang tidak seperti biasanya. Apa? Terdapat surat di dalamnya! Lantas, langsung saja ia mengambil surat itu dan melihat siapa pengirimnya. Tapi, saat dicari-cari, disisi depan maupun belakang, tidak ada nama yang mengirimkannya! Hanya terdapat tujuan, yaitu Hyuuga Hinata.

"Ini yang disebut surat kaleng, ya?" tanyanya tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.

Keringat dingin mulai keluar dari dalam tubuh Hinata, gemetar karena takut. Biasanya yang mengirim surat kaleng adalah orang yang ingin berbuat jahat! Tapi Hinata tidak boleh langsung mengambil keputusan seperti itu. Ia menggeleng-gelengkan kepalanya, dibuka surat itu secara perlahan. Kemudian dibacanya secara hati-hati, "Kutunggu kau di sekolah pukul sebelas siang," itulah isi suratnya.

"Siapa?" tanya Hinata, tulisannya tidak dikenal olehnya. Tulisan Naruto tidak seperti ini, Ino juga, jadi siapa?

Untuk mengurangi rasa penasaran, akhirnya Hinata pun memutuskan untuk datang ke sekolah pukul sebelas siang nanti. Sebelum itu, ia melipat kembali surat itu dan memasukkannya ke dalam kantung baju, agar ayahnya tidak melihat. Akhirnya, kegiatannya menyapu halaman pun ditunda. Berikutnya ia masuk ke dalam rumahnya dan bersiap untuk membawa perlengkapan. Dari makanan dan minuman, soalnya sekalian Hinata ada di sekolah sampai malam. Lalu, Hinata menuju dapur untuk mengambil sebuah benda. Talenan. Ia melihatnya secara angkuh, talenan tersebut untuk perlindungan kalau ada apa-apa.

"Kak Hina, ngapain melihat talenan dengan sebuah pandangan yang mengisyaratkan sesuatu?" tanya Hanabi yang secara tiba-tiba itu mengagetkan Hinata.

"Eh? Bukan buat apa-apa kok!"

Pukul setengah sebelas tiba, Hinata sudah siap seutuhnya. Akhirnya talenan itu batal dibawa karena dilarang oleh Hanabi. Sekarang ia berpamitan dengan orang yang ada di rumah dan langsung pergi. Selama perjalanan, Hinata hanya berjalan santai. Tidak ada yang membuatnya terburu-buru, hanya saja ada yang membuatnya penasaran.

"Siapa yang mengirim surat itu ya?" tanyanya dikala ia berjalan.

Tidak lebih dari tiga puluh menit, Hinata sudah sampai pada tempat tujuan. Di depan gerbang sekolah, ia menengok ke kanan dan ke kiri. Siapa tahu ada orang yang dicari Hinata, walau ia tidak tahu seperti apa orang yang dicarinya. Tapi saat ia menengok, tidak ada orang sama sekali. Jadi ia melangkahkan masuk kakinya ke dalam sekolah.

Hinata bersandar pada dinding sekolah, dan mulai menunggu sampai ada orang yang datang. Sepuluh menit menunggu, Hinata sudah mulai merasa bosan. Ia menguap dan sesekali mengucek-ngucek matanya. Sebenarnya orang yang mau bertemu dengan Hinata itu serius tidak sih?! Katanya akan menunggu, ini malah Hinata yang harus menunggu.

"Hinata!" panggilan itu menghentikan langkah Hinata, ia menengok ke belakang untuk melihat siapa yang memanggilnya. Siapa tahu yang memanggilnya itu adalah si pengirim surat.

"Kiba?" tanya Hinata tidak percaya. 'Jadi, yang mengirim surat itu Kiba?' batinnya bertanya. Mungkin memang Kiba, tapi ada urusan apa ya? Tapi kalau Kiba, rasanya Hinata kurang percaya. Kenapa? 'Kalau memang Kiba, kok tulisannya bagus sih?!' inilah yang membuat Hinata tidak percaya. Tulisan Kiba itu, terkenal paling hancur di sekolah.

26 Days : Koi of Love [COMPLETED] [PRIVATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang