12th Day : Lahir

2.3K 167 18
                                    

Setelah orang mengalami patah hati, pasti akan lahir perasaan yang baru, 'kan? Ibaratkan ada satu orang yang meninggal, pasti di hari itu juga ada satu bayi yang lahir ke dunia. Kalau siklus manusia seperti itu, berarti siklus perasaan juga seperti itu, 'kan? Kalau memang itu benar, aku mau Naruto mengalami lahir perasaan yang baru.

Dan perasaan itu, lahir hanya untukku.

26 Days : Koi of Love

Matahari menyinari kamar Hinata, membuat mata Hinata berkedip karenanya. Perlahan demi perlahan mata itu terbuka, "Hoaaam." uapan kecil yang keluar dari mulutnya.

Yah. Hari ini Hinata bangun lebih siang dari biasanya. Karena hari ini adalah hari Sabtu, dan tidak ada pembelajaran di sekolah alias libur. Walaupun begitu, Hinata tetap harus datang ke sekolah untuk memberi makan sepasang ikan koi itu. Untuk kali ini, Hinata tidak mau terlalu lama berada di sekolah. Karena pasti akan merasa bosan, dan Hinata tidak tahu mau melakukan apa. Jadi saat kasih makan koi putih di siang hari, ia akan pulang dulu ke rumah. Setelah hari mulai menggelap, ia akan datang ke sekolah lagi untuk memberi makan koi hitam. Memang sama saja itu melakukan pekerjaan dua kali, tapi untuk saat ini tidak apa. Daripada bosan, 'kan?

Perlahan demi perlahan Hinata menggerakkan badannya, bunyi perenggangan terdengar disana. Otot-ototnya yang kaku kini mulai berkerja kembali, dan ia pun melipat selimutnya. Dilanjutkan dengan menata ranjang agar rapi kembali. Tidak lupa mencuci muka agar terlihat lebih segar.

"Hari ini aku akan melakukan apa ya?" pada hari ini, Hinata begitu bingung mau melakukan apa. Jatah masak hari ini, bukan dirinya yang dapat. Hari ini jatah Hanabi, dan untuk saat ini Hanabi mau masak sendiri. Semua pekerjaan rumah yang diberikan beberapa guru juga sudah semuanya dikerjakan. Ke sekolah pun, hanya untuk memberi makan sepasang koi. Lalu sisa waktunya, digunakan untuk apa? Kalau nonton, tidak ada acara TV yang menarik di matanya.

"Hinata." terdengar dari lantai bawah, ada yang memanggil Hinata. Yang memanggilnya adalah sang ayah, Hiashi Hyuuga. Untungnya Hinata sudah bangun duluan sebelum dipanggil Hiashi. Jadi Hinata buru-buru turun untuk menemui ayahnya. Jarang sih Hiashi bangun pagi kalau hari libur, biasanya bangun sekitar jam sembilan. Tapi sekarang masih jam tujuh, jadi ada apa ya?

"Ada apa yah?" tanya Hinata saat sudah tepat berada didepan Hiashi.

"Bisa bantu ayah, 'kan?" Hinata mengangguk, mumpung dirinya lagi senggang dan tidak melakukan apa-apa. Lebih baik membantu ayahnya yang membutuhkan bantuan, menambah nilai baik. "Hari ini ayah dan Neji sibuk, Hanabi juga banyak tugas dari sekolahnya. Sedangkan, bahan-bahan makanan sudah mulai menipis. Bisa 'kan bantu ayah belanja?" tanya Hiashi mengeluarkan daftar apa saja yang harus dibeli.

"Tentu saja," balas Hinata dan mengambil daftar itu dari tangan ayahnya. "Nanti perginya sore saja," saran Hiashi. Kalau sekarang, masih kepagian. Jadi tidak bisa belanja karena toko belum ada yang buka. Kalau siang, panasnya begitu menyengat. Tidak bagus bagi kulit gadis yang sedang mengalami pertumbuhan. Kalau sore? Tidak ada masalahnya sama sekali.

"Tidak ayah, aku akan pergi jam sebelas nanti." jawab Hinata menolak perkataan ayahnya. Tidak mungkin ia pergi sore, karena ia akan memberi makan koi putih pada siang hari.

"Kenapa?" tanya Hiashi penasaran.

"Nanti siang aku mau ke sekolah, ada urusan sebentar." jawab Hinata dan memasukan daftar itu ke dalam kantung celananya.

"Oh. Ya sudah. Tapi pulangnya jangan malam-malam ya." yang ini pun ditolak oleh Hinata, Hiashi jadi heran kembali. Apa yang dilakukan Hinata sampai malam hari?

"Aku minta izin untuk pulang malam juga hari ini. Ayah tidak usah khawatir, aku bisa melindungi diriku sendiri." katanya memberikan rasa percaya pada Hiashi, bahwa dirinya akan baik-baik saja. Jadi ia tidak perlu bolak-balik, untung ayahnya memberikan tugas yang oke.

26 Days : Koi of Love [COMPLETED] [PRIVATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang