2nd Day : Bebas

4.1K 209 6
                                    

Memikirkan tentang kata 'bebas', aku kurang mengerti dengan kata itu. Apakah aku bebas? Aku tidak seperti burung-burung yang bisa terbang kesana-kemari. Aku menjalani hari-haridengan kegiatan yang telah ditentukan. Walaupun aku merasa 'bebas', tapi 'bebas' yang kurasakan itu berbeda.   

Mungkin, 'bebas' yang kurasakan itu, berbeda dengan apa yang kubayangkan.   

  ◐ 26 Days : Koi of Love ◐ 

"Hinata, bangun." Hinata menggeliat karena mendengar suara bising di telinganya. Ia mengerjapkan matanya berkali-kali, sampai sadar sudah ia seutuhnya.

"Kak Neji, sudah kubilang kalau masuk kamar ketuk pintu dulu." awalnya memang kaget ia melihat Neji di kamarnya, tapi bagaimana pun juga Neji kakaknya, jadi tidak masalah. Tapikalau laki-laki lain tiba-tiba ada di kamarnya, sudah pasti Hinata akan berteriak. 

Hyuuga Neji, kakak laki-lakinya ini sekarang berada tepat disebelah tempat tidur Hinata. Kejadian seperti ini memang sudah menjadi kebiasaan baginya, jadi ia tidak kaget sama sekali.Sejak SD kejadian 'kakak membangunkan sang adik apabila sempat' ini sudah berlangsung. Neji sudah biasa membangunkan Hinata, benar-benar kakak yang baik. Tapi yang tidak baikadalah, masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu. Bagaimana kalau Hinata sedang ganti baju saat itu? Yah~ Untungnya kejadian seperti itu tidak pernah terjadi. 

Umur Neji dan Hinata memang tidak terlalu jauh, hanya berbeda setahun saja. Sejak kecil mereka juga sudah bersama, mandi bersama pun merupakan hal yang biasa (saat masuk kelassatu SD sudah tidak pernah lagi). Tapi sekarang mereka sudah beranjak menjadi lebih dewasa, tidak bisa melakukan hal seperti dulu lagi. 

Tidak peduli dengan ucapan Hinata, Neji hanya menyuruh Hinata untuk bersiap-siap. Kalau sudah bangun tapi masih diselimuti oleh selimut itu, rasanya masih setengah sadar saja. JadiNeji menyuruh Hinata untuk mencuci mukanya terlebih dahulu. "Hari ini tidak ada yang namanya 'bebas', jadi segeralah bersiap." setelah mengucapkan itu, dan dirasa tidak ada kerjaanlagi, Neji keluar dari kamar Hinata. 

"Hoaam~" Hinata menggeliatkan tubuhnya, merenggangkan setiap tubuhnya yang kaku karena tidak bergerak semalaman. "Sudah pagi saja," ia turun dari kasurnya, dan merapikansemua yang berantakan. Lalu melipat selimut karena sudah tidak dipakai lagi olehnya. 

Lalu ia beranjak ke meja belajarnya, memasukkan makanan ikan untuk jatah hari ini. "Hari kedua ya?" dengan wajah senangnya, ia memasukkan makanan ikan itu dan menutup tasnya.Sesuai dengan perintah sang kakak, selanjutnya ia mencuci muka agar terlihat lebih segar. 

Hinata berhenti melakukan kegiatannya saat ia melihat pandulan dirinya di cermin. Ia melihat cerminan dirinya di kaca. "Bebas ya? Kata 'bebas' yang kurasakan, ternyata berbedadengan apa yang kubayangkan." ia menjalani hidup yang sudah ditentukan sejak kecil. Sekolah, belajar, dan hal lain yang sudah ia tentukan. Kata Neji benar, tidak ada waktu untukmelakukan yang namanya 'bebas'. 

Hinata juga baru menyadarinya saat menonton film kemarin malam, tentang kebebasan. Kebebasan yang sebenarnya, menjalani hidup dengan keinginan sendiri. Tapi Hinata, masihmenjalani hidup dengan apa yang sudah ditentukan. Selama ini, Hinata selalu merasakan apa yang namanya 'bebas' itu. Bersenang-senang dengan teman dan yang lainnya. Tapiternyata 'bebas' yang selama ini dirasakannya, berbeda dengan apa yang dibayangkannya. 'Bebas' dengan arti yang berbeda~ 

"Haa~" ia menghela nafasnya. Yang penting menjalani hidup dengan bahagia dan tidak lupa tersenyum. Itulah yang memotivasi Hinata selama ini. 

26 Days : Koi of Love [COMPLETED] [PRIVATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang