3nd Day : Cahaya

3.3K 186 6
                                    

  Aku pikir, dia memang seperti cahaya. Selalu menerangi diriku dengan senyum dan candanya. Menjadi pusat yang selalu kulihat dari banyaknya orang. Cahaya yang berada ditengahtengah,itu pikirku. Suatu hari, apakah diriku akan memiliki cahaya yang seperti Naruto?

Yang jelas, duniaku yang dulunya gelap. Kini berubah menjadi dunia yang penuh dengan cahaya kasih sayang 

  ◐ 26 Days : Koi of Love ◐ 

"Gorden jendelanya dibuka ya, biar sinar matahari masuk dan membunuh kuman-kuman." setelah mengucapkan itu, Hanabi langsung membuka gorden jendela yang masih tertutup.

Sinar mentari pagi yang masuk membuat mata Hinata silau, "Selamat pagi Hanabi, hoaaam." sapa Hinata disusul dengan suara menguap. Ia merenggangkan badannya yang kaku,"Selamat pagi kak," sapa Hanabi balik. 

Selain Neji, membangunkan Hinata disaat-saat tertentu juga merupakan rutinitas bagi Hanabi. Kata Neji dan Hanabi, melihat wajah Hinata yang baru bangun tidur itu menyenangkan,dan Hinata tidak mengetahui itu. Jadinya jatah membangunkan Hinata dibagi dua dengan cara suit. Lupakan itu...

Sekarang, Hinata turun dari ranjangnya dan berjalan menuju wastafel. Kemudian ia mencuci muka dan menyikat gigi. Setelah selesai, ia berjalan menuju Hanabi kembali. "Masih jamenam, masih punya waktu." ucap Hinata pada dirinya sendiri. 

Hanabi melihat kakaknya heran, "Mau buatkan bekal buat kak Naruto ya?" tanyanya langsung. Hinata yang mendengar itu pun langsung tersentak kaget. Bagaimana dia tahu!? batinnyaberteriak. 

"Kalau gitu aku temani ya kak," niat baik Hanabi diterima Hinata. Mereka langsung turun ke bawah dan menuju dapur untuk memasak sarapan dan tentunya bekal untuk Naruto. 

Satu per satu bahan dikeluarkan, mulai dari sosis, telur, sayur, dan berbagai macamnya. Pertama Hinata dan Hanabi membersihkan sayur-sayuran, kemudian menggoreng telur dansosis. Saat sesi memotong sayur-sayuran, ada pertanyaan yang membuat Hinata tersentak kembali. 

"Kak Hinata suka sama kak Naruto ya?" 

Hampir! Hampir saja pisau yang dipegang olehnya mengenai jari telunjuknya. Hinata langsung menghentikan acara memotongnya, takutnya kalau diteruskan akan ada kejadian yanglebih parah. Jadi sesi memotong ini diambil oleh Hanabi, "Biar aku yang ambil alih," Hanabi langsung menunjukkan kelihaiannya memotong. 

Kalau Hinata, ia jadi dibagian menggoreng. Ia jadi merasa tidak berguna saat ini, biasanya Hinata 'kan jadi orang yang memasak tanpa ada luka. Diam sementara, Hinata tidak tahuharus membalas pertanyaan Hanabi seperti apa. 

"Masalah pertanyaan tadi. Kenapa Hanabi bisa memperkirakan hal itu?" tanya Hinata. Sebelum dirinya menjawab 'iya', ada yang harus dipastikannya terlebih dahulu. 

"Aku penasaran," sambil memotong, Hanabi menceritakan rasa penasarannya. "Aku selalu melihat kak Hinata yang menggenggam batu pemberian kak Naruto saat sedih. Mungkin karenabatu itu pemberian kak Naruto, kak Hinata jadi merasa dekat dengannya." Hinata bengong melihat adiknya. Memangnya terlihat ya? Lagian kapan Hanabi melihatnya menggenggam batumagatama tersebut?

"Umm... Itu memang benar," balas Hinata. Kalau adiknya tahu mungkin tidak apa, karena Hanabi pasti akan mendukung percintaan kakak-kakaknya. Tapi kalau sampai Neji dan Hiashiyang tahu, pasti Naruto akan dikerjai habis-habisan. 

26 Days : Koi of Love [COMPLETED] [PRIVATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang