18th Day : Rival

2.3K 141 9
                                    

Naruto dan Kiba itu, adalah seorang rival. Baik dalam atletik, pelajaran, maupun masalah percintaannya. Menurut pandangan Naruto, Kiba juga menyukai orang yang sama dengannya. Siapa orang yang dimaksud Naruto ya? Kalau orang itu adalah aku, aku benar-benar beruntung. Yang pertama, perasaanku akan sama dengan Naruto. Yang kedua, dapat disukai oleh orang seperti Kiba. Tapi sayangnya, itu hanyalah khayalan belaka.

◐ 26 Days : Koi of Love ◐

"Kak Hinata." panggil pelan Hanabi. Tidak ada reaksi, Hanabi mulai merasa kesal. "Kak." panggilnya sekali lagi, kali ini ia menggoyang-goyangkan tubuh Hinata. Tapi tetap saja tidak ada pergerakan dari Hinata. Tambah kesal pula dirinya, sampai muncul kerutan di dahinya. "Kak Hina.!" kali ia meninggikan suaranya, ia berteriak. Tidak lupa ia semakin cepat menggoyang-goyangkan tubuh Hinata.

Tiga detik tidak ada respon, tapi setelahnya mata Hinata pun mulai bergerak. "Akhirnya bangun juga," langsung saja, Hanabi yang tadinya berdiri di samping ranjang Hinata sekarang bergerak menuju jendela kamar. Ia membuka gorden tersebut dan mengaitkannya menggunakan tali.

"Ugh." Hinata merenggangkan tubuhnya yang kaku, dan membuka selimut yang menutupi kakinya. "Selamat pagi Hanabi," salam Hinata. Kemudian ia berdiri sambil menguap beberapa kali, mencuci mukanya agar terlihat segar.

Hanabi melihat kakaknya datar, "Memang hari ini hari terakhir masuk sekolah," katanya, ia menyerahkan handuk kecil pada Hinata. "Tapi, jangan keasyikan tidur dong kak." lanjut Hanabi.

Handuk itu diterima oleh Hinata, dan mulai melap mukanya yang basah karena air. "Hahaha. Kakak pulas tidurnya, mungkin tadi bermimpi. Tapi kakak lupa mimpi apa," balas Hinata santai.

"Kak Hinata jadi telat deh,"

Tangan Hinata terhenti seketika, dengan perlahan ia menyingkirkan mukanya yang tertutup oleh handuk. "Apa?" tanya Hinata melihat Hanabi. Entah ia bertanya seperti itu karena tidak percaya atau kurang jelas mendengar ucapan Hanabi.

"Tiga puluh menit lagi bel sekolah akan berbunyi."

Tik Tok Tik Tok. Detik terus saja berjalan, tapi Hinata saja yang tidak berjalan. Hinata malah bengong selama empat detik karena tidak percaya dengan apa yang didengarnya barusan.

"Apa!? Kenapa tidak membangunkan kakak lebih pagi!?" teriak Hinata kaget. Ia melempar handuk itu ke Hanabi, dan langsung ditangkap oleh Hanabi.

"Biasanya 'kan kakak bangun pagi," balas Hanabi apa adanya. Hanabi kira Hinata itu sudah bangun dari tadi dan melakukan aktivitas pagi di kamarnya, makanya Hanabi tidak ada niat untuk membangunkan Hinata. Tapi setelah ditunggu-tunggu, tidak ada pergerakan Hinata sama sekali. Dari sana Hanabi baru sadar bahwa kakaknya masih terlelap.

"Kemarin kakak tidak bisa tidur." dengan buru-buru Hinata mengganti pakaiannya. Yang tadinya memakai baju tidur, sekarang Hinata sudah memakai seragam sekolah.

"Memangnya apa yang kakak pikirkan?" tanya Hanabi, tidak lupa membantu kakaknya agar lebih cepat selesai. Ia menyerahkan pasta gigi, dan diambil oleh Hinata.

"Bukan masalah penting kok," jawab Hinata. Dengan cepat Hinata menggosok giginya agar terlihat putih, segar, dan wangi. Setelah selesai menggosok gigi, Hinata mengambil tas sekolah dan berlari ke bawah.

Hinata memakai sepatu, kalau Hanabi membawakan bekal yang sudah disiapkannya untuk Hinata. Meski tidak sarapan, tubuhnya masih bisa bertahan. Selesai pakai sepatu, Hinata mengambil bekal dari tangan Hanabi dan membuka pintu rumah. "Kakak pergi dulu ya." serunya dan berlari keluar rumah.

Selama melakukan kegiatan di atas, Hinata menghabiskan waktu sepuluh menit. Waktu yang tersisa hanya dua puluh menit, untungnya kalau berlari hanya memerlukan sepuluh menit untuk sampai ke sekolah. Jadinya memungkinkan Hinata tidak telat masuk sekolah.

26 Days : Koi of Love [COMPLETED] [PRIVATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang