UNE

6.6K 278 1
                                    

Kaysa POV

"Devan! Revan! Aca! Cepetan turun kalian bertiga gak sekolah apa?!" seru bunda nya devan dan revan dari bawah.

Bunda nya revan dan devan juga bundaku, bundanya mereka adalah kakak dari mami, tepatnya almh mami.

Mami meninggal saat melahirkan aku, jadi memang dari dulu aku sama sekali tidak pernah melihat wajah mami, paling paling juga cuma di fotonya saja.

Daddy ku merupakan pria keturunan indonesia-jerman, bukan berarti karna tinggal dengan bunda, daddy tidak mau mengurusku.

Saat ini daddy sedang di jerman, mengurus perusahaannya disana.

Aku sangat teramat menyayangi daddy, begitupun daddy yang selalu memanjakanku.

Daddy juga lebih kebanyakan dijerman daripada di sini, tapi setiap kali daddy membujukku untuk pindah bersamanya aku selalu menolak.

Aku menolak karna aku suka disini, ditanah kelahiranku dan mami juga disini dimakamkan ditanah ini, jadinya sangat berat untukku pergi dari sini.

"Iya bentar bunda! Aca juga udah siap!" kataku lalu segera turun kebawah untuk sarapan.

"Pagi bunnn" ucapku mencium pipi bunda.

"Pagi sayang, devan sama revan mana sih? Lama bgt!" grutu bunda.

Lalu bunda malah menyusul mereka kekamar masing masing.

Dan malah revan lah yang keluar.

"Aca, kamu kesekolah bareng revan ya. Devannya demam tuh" kata bunda.

"Oke bun" kataku, sementara revan masih cuek aja memakan rotinya.

Aku sampai habis akal untuk membuatnya berbicara kepadaku.

"Devan lo kok bisa demam sih?! Apa karna gue ngajakin lo nonton volly?" kataku yang kini berada dikamar devan.

"Gatau gue, tiba tiba aja. Hahaha emang enak lo berangkat bareng revan siap siap deh suasana garing!" ledek devan.

"Aca cepet ntr macet!" teriak revan dengan datar nya dari bwah.

"Mampus gue van, malah cuek gitu!" kataku lalu keluar kamar devan dan menyusul revan.

Kini revan tengah duduk memakai helmnya di motor kesayangannya.

"Pake motor?" tanyaku pada revan.

"Iya, macet" jawabnya datar.

Plis deh ini anak kok bisa beda banget sama kembarannya si devan yang super ngeselin.

Mungkin devan memiliki gen bunda yang super cerewet dan revan memiliki gen ayah yang memang pendiam.

Akhirnya kami sampai juga disekolah, lalu aku turun dan memberikan helm kepada revan.

"Thanks van" kataku.

"Lo sakit?" tanya revan yang mungkin sedikit mendengar aku meringis memegang perutku.

"Engga kok! Gue cuma lagi datang bulan" kataku.

"Oh yaudah gue kekelas" katanya lagi.

-----------

"Eh eh ca, tumben banget lo berangkat bareng revan? Bisanya sama si bawel devan!" kata amora penasaran.

"Ya dia kan sepupu gue wajar wajar aja dong"

"Ho'oh itu gue juga tau,maksud gue kan dia dingin banget gt emg devan kemana?" ucapnya lagi.

"Demam"kataku singkat.

"Bisa demam juga tu anak!" kata amora

Lalu xiena dan bibah pun datang "woi apaan apaan lo pakai pulang segala kemarin?!" kata xien kesal.

Stuck on youTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon