DIX-SEPT

3K 188 3
                                    

-bagian tersedih dari mencintai adalah tak dicintai kembali-

---------------------

Kaysa sudah diperbolehkan untuk pulang kerumah dan menjalani aktivitas normal seperti biasanya.

"Kamu maunya gimana?" tanya adam yang sedari tadi menanyakan kepada kaysa tentang ajakannya.

"Aca gak mau ikut daddy" ucap kaysa sedih -- "tapi daddy gak bisa ninggalin kamu terus terusan, daddy juga bakalan jarang pulang. Ayolah jangan egois lagi daddy udah ngalah demi kamu, turutin kemauan daddy kali ini" bujuk adam.

"Maafin aca udah egois ke daddy, berlaku gak adil buat daddy. Ngerenggut bahagianya daddy, tp tolong jangan paksa aca buat ikut daddy karna dunia aca disini, tempat aca disini" ucap kaysa lalu menitihkan air matanya.

Tita yang melihatnya menjadi tak tega pada kaysa, begitupun devan dan revan.

"Udahla mas, jangan dipaksa" ucap rianti yang ada disitu. Kaysa menatap sedikit tak suka pada rianti tapi tak bisa kaysa pungkiri kalau sebenarnya rianti orang yang baik.

"Gak bisa, daddy selalu nuruti kemauan kamu dan sekarang kamu harus nurut! Daddy gak nerima penolakan!" ucap adam dengan nada tinggi yang sontak membuat kaysa kaget.

"Daddy? Daddy bentak kaysa?" ucao kaysa yang terkejut serta mengeluarkan air mata "daddy cape nurutin kemauan kamu! Kamu terlalu egois! Kamu terlalu manja!" ucap adam.

Kaysa makin tercengang dan lagi lagi isakan tangisnya tak terbendung lagi.

"Daddy kenapa daddy tega bentak kaysa? Apa karna kaysa larang daddy menikah dengan dia?!" ucap kaysa menunjuk rianti.

"Jaga ucapan kamu kaysa!" bentak adam -- "caa, lo apa apaan ngomongnya?" tegur revan "lo udah keterlaluan"

"Kenapa semua gak ada lagi yang belain kaysa?! Kenapa daddy jadi gak sayang lagi ke kaysa? Kaysa benci daddy yang sekarang! Daddy berubah, daddy jahat!" bentak kaysa.

"Udah ca, tenangin diri kamu jangan kaya gini, ini bukan kaysa anak bunda" ucap kaysa.

"Apa salah kaysa bunda? Apa salah kaysa kalau gak mau punya ibu baru? Apa juga salah kaysa gak mau ngikut daddy?" tanya kaysa.

"Harusnya kamu makasih ke rianti ca?! Kalau gak karna dia kamu gak bisa sembuh kaya gini! " ucap adam.

"Mass, udahlah" tahan rianti, tp adam menepis tangan rianti "kalau bukan karna darah dari tante rianti, mungkin kamu gaakan bisa sadarin diri kaya gini! Jadi kamu gak bisa ngomong kaya gitu ke dia!" bentak adam yang membuat kaysa tambah tercengang.

"Bunda? Apa benar?" tanya kaysa, lalu tita hanya mengangguk anggukan kepalanya.

Kaysa pun terisakan tangis, tubuhnya seketika lemas. Lalu dengan tenaga yang ia punya ia pergi berlari keluar rumah dan menyetop sebuah taksi.

"Caaa! Lo mau kemana?!" teriak devan.
"Ck, bocah kabur kaburan mulu!" decak revan.

Adam hanya mengacak rambutnya frustasi.

"Kenapa kamu ngomong sampai sekasar itu ke kaysa?" tanya tita pada adam, -- "maafin aku mbak, tapi anak itu emang sesekali harus dikerasin"

"Tapi kamu udah nyakitin hati dia dengan perkataan kamu?! Kamu tau kan dia selama ini gak pernah kaya gitu? Tahan emosi mu" -- "maafin aku mbak, aku benar benar menyesal. Maafin aku.."

Lalu adam segera menghubungi kaysa, namun tak ada jawaban dari kaysa.

"Maafin aku, ini semua karna aku. Maafin aku" ucap rianti -- "sudahla nti, ini bukan salah kamu. Jangan menyalahkan diri" tita menenangkan rianti.

Stuck on youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang