TREIZE : shock.

2.9K 186 1
                                    

"Daddy.."

---------

"Mana sih? Mana om adam dimana?" ucap revan melirik lirik pengunjung restaurant.

Mata kaysa terus menatap punggung seorang wanita dan pria yang berjalan keluar restaurant dengan bergandengan tangan.

"Itu daddy gue van" ucap kaysa menunjuk adam dan seorang wanita disampingnya "oh iya bener, trus itu sama siapa?" tanya revan.

"Gue gak tau" ucap kaysa yang matanya masih terpaku melihat daddynya "itu siapa ya, daddy gak pernah cerita" ucap kaysa.

"Mungkin temen nya kali" -- "KALAU TEMEN GAK BAKAL SEMESRA ITU VAN!" ucap kaysa dengan nada tinggi, "lo kenapa ca?" tanya revan "sorry van" ucap kaysa menundukkan kepala "gue cuma gasuka daddy kaya gitu" ucap kaysa lirih.

"Kenapa coba, itu kan hak daddy lo" ucap revan yang sibuk mengaduk minumannya "intinya gue gasuka van" ucap kaysa dingin lalu berjalan keluar restaurant.

Revan yang juga ikut menyusul kaysa hanya pasra berjalan mengikuti sepupunya itu "lo mau kemana ca?" tanya revan pada kaysa.

"Gue mau pulang" jawab kaysa "tapi daddy lo bisa tau kalau lo cabut" -- "gue gak perduli van, gue mau pulang"

Mau tidak mau revan harus mengikuti permintaan kaysa, ia mengantarkan kaysa kerumahnya "gue gabisa nemenin lo, gue mau basket" ucap revan -- "iya gapapa van" jawab kaysa lalu masuk kedalam rumahnya.

Seperti biasa rumahnya sepi, hanya ada 3 maid disini, "daddy udah pulang bi?" tanya kaysa pada bi innah "belum non"jawab bi innah. Lalu kaysa berlari menaiki anak tangga dan masuk kedalam kamarnya.

Hati kaysa dipenuhi kegelisahan, kaysa memang sangat takut jika nanti daddynya akan berpacaran ataupun menikah lagi, meski terkesan egois intinya kaysa tak suka dengan hal itu.

"Daddy dimana?"
Kaysa mengirim pesan singkat pada daddynya.

"Daddy lagi diluar, oh iya ca ntarr siap siap dandan yang cantik ya kita makan malam diluar"

Balasan pesan adam.

"Oke daddy"
Jawab kaysa singkat.

Kaysa bertanya tanya untuk apa daddynya mengajak makan malam, sampai harus bermake up segala.

Kaysa memejamkan matanya, bayangan daddynya dan perempuan tadi membuatnya sangatla gelisah.

Yang kaysa takutkan kalau misalnya itu benar pacar daddynya ataupun calon istri daddynya kaysa takut kasih sayang akannya terbagi, ia takut akan cerita cerita tentang ibu tiri. Walaupun kaysa tak pernah merasakan kasih sayang maminya ia sangat menyayangi maminya yang sudah mempertaruhkan nyawanya untuk melahirkan kaysa.

Tak terasa jam sudah menunjukkan set 7 malam.

Kaysa yang sudah bersiap sedari tadi menunggu daddynya.

Selang beberapa menit, adam datang menjemput kaysa.

"Kita mau kemana daddy?" ucap kaysa melihat daddynya yang juga sangat rapi "ya kita mau makan malam la sayang" jawab adam.

"Kenapa harus pakai pakaian seformal ini daddy?" tanya kaysa lagi -- "karna ini penting, daddy mau ngasih tau kamu sesuatu" jawab adam dengan senyum sumringah.

Baru kali ini kaysa melihat daddynya sebahagia ini karna wanita, setau kaysa daddynya tidakla pernah dekat dengan wanita mana pun semenjak maminya meninggal bunda pun juga bilang seperti itu.

Mobil adam berhenti disalah satu restaurant mahal, ia menggandeng tangan kaysa untuk masuk.

Dan mereka duduk disalah satu meja yang sudah dipesan adam sebelumnya.

Stuck on youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang