DIX - NEUF : nightmare

3.4K 201 15
                                    

Sudah seminggu semenjak raka pindah kesini, dan semua berjalan seperti biasa saja tidak ada yang berubah dan ragil juga tetap seperti biasanya.

Kaysa menghela nafasnya menempelkan dagunya diatas meja dengan bibir tipisnya yang berkerucut menandakan ia sedang kesal.

"Ca gue mau ngomong" ucap ragil menahan tangan kaysa saat kaysa berjalan dikoridor kelas ragil untuk mengantarkan tugasnya pada bu dita.

"Apa?" balas kaysa ketus, ia sudah lelah seperti ini. Ia tau maksud ragil selalu mengusiknya dan benar saja.

"Gimana? Pikiran lo udah berubah?" tanya nya lagi dan lagi, dan lagi dan lagi pula perasaan kaysa semakin tersakiti.

"Kalau lo mau tanya gue udah setuju dengan nyokap lo dan daddy gue lo harusnya tau jawabannya" ucapnya lalu berjalan begitu saja meninggalkan ragil yang masih berdiri manatapnya.

"Ngeselin" gumamnya.

"Awas jangan ganggu, gue gak mood" ucap kaysa saat merasakan seseoang mencolek-colek pipinya, itu kelakuan reno. "Galak bener" ucap reno lalu duduk dikursinya dan seseorang juga menarik bangku didepan kaysa.

Itu raka.

Sekarang reno dan raka bisa dibilang dekat, dan saling berbagi cerita.

"Yang kemarin lagi?" tanya raka, "ya pasti, siapa lagi" jawab reno. Yang ditanya kaysa, yang menjawab reno.

Raka terkekeh "kan udah gue bilang, apa salahnya sih ngalah" ucapnya.

Kaysa masih tak menghiraukannya.

"Acaaaaa!!! Gue mauu cerita penting penting dan penting!" ucap bibah membuat kaysa makin menghembuskan nafasnya kasar.

"Apa?!" ucap kaysa tajam, "ya elah, galak bener" ucap bibah lalu membisikkan sesuatu pada kaysa. Kaysa hanya berdehem. Kaysa tau itu tentang raka.

"Ka, bibah bilang dia mau ngajak lo jalan" ucap kaysa polos membuat bibah mencubit lengannya "ca, apaan sih?!" ucap bibah dengan mata melotot.

Raka terkekeh, raka memang orang yang baik dan care pada siapa saja. Tapi bibah terlalu 'baper' akan hal itu.
"Boleh juga, kapan?" ucapnya membuat mata bibah berbinar.

"Na--nti malem" jawab bibah kikuk, "oke, tunggu gue dirumah lo aja" ucap raka membuat bibah malah mabuk kepayang.

"Thanks ca!" bisik bibah lagi lalu duduk kembali ditempatnya dengan bibirnya yang masih senyam senyum dan siap untuk bercerita ria kepada xiena dan amora..

"Jadi tugas kewirausahaan kita kapan dikerjainnya ca?" tanya raka. Kaysa dan raka kebetulan mendapat satu kelompok dalam pelajaran kewirausahaan, dan itu artinya mereka harus membuat satu prakarya yang layak untuk dijual nantinya.

"Gue ikut dong" ucap reno, "ga,kita gak sekelompok" jawab kaysa malas. Saat ini dia benar benar malas untuk sekedar berbicara dengan reno. Mungkin efek kesal pada ragil hm entahla.

"Mengesalkan" ucap reno. Raka hanya terkekeh melihat reno yang selalu mencari cara agar selalu dekat dengan kaysa.

"Ka, gimana? Udah ketemu?" tanya reno pada raka.

"Belum,gue sendiri gatau nama lengkap dia apa" jawab raka.

Kaysa hanya diam mendengarkan mereka, kaysa sendiri tidak ingin ikut campur masalah pria

"Jadi kapan?" tanya raka sekali lagi sambil memiringkan kepalanya melihat wajah kaysa yang ia tundukkan "besok" jawab kaysa.

**

Besoknya raka sudah berada dipagar depan rumah kaysa, sesuai janji mereka hari ini akan mengerjakann tugas prakarya.

"Lo tinggal dirumah sebesar inu sendiri?" tanya raka saat melihat rumah kaysa yang sepi.

Stuck on youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang