SEPT: perkelahian.

3.7K 203 3
                                    

sepulangnya bel sekolah, kaysa langsung ingin segera sampai rumah tapi niatnya terhenti karna piket kelas.

Alhasil kaysa pulang belakangan.

Piket di hari sabtu memang sangat memuakkan bagi kaysa, sampah dikelas yang sangat banyak.

Setelah selesai dengan urusan piketnya, Ia berjalan gontai menuju pagar sekolah yang telah sepi ingin menunggu bus, karna supirnya sedang tidak bisa menjemput.

"Lo disuruh revan balik bareng gue!" kata joan teman dekatnya revan -- "gak, gausah gue bisa pulang sendiri" tolak kaysa.

"Gabisa ca, revan nyuruh gue yang anterin lo pulang, ntr kalau lo kenapa kenapa revan bisa marah ke gue" kata joan menarik lengan kaysa.

"Revan dimana?" tanya kaysa "kok lewat pagar samping sih?" tanya kaysa lagi, namun joan tidak menanggapinya.

"Revan mana jo?!" bentak kaysa -perasaan kaysa mendadak tidak enak.

Kaysa berlari keluar pagar depan, di pagar depan sebrang jalan memang sering banyak anak SMA yang tengah ngumpul.

"Ca jangan lewat sana!" teriak joan -- kaysa tak menghiraukannya.
"Mati gue" kata joan pada dirinya sendiri.

Terjadi banyak ricuh di lapangan sebrang jalan.

Yang kaysa tau, itu adalah perkelahian kelompok pelajar!

"Revan disana?!" tanya kaysa sambil membentak kearah joan. --- namun joan hanya diam "revan ada disanaa?!" teriak kaysa sekali lagi.

Tanpa menunggu jawaban dari joan kaysa langsung menyebrang jalan, tanpa memperdulikan kendaraan yang sedang ramai,macet karna kericuhan perkelahian.

Terjadi baku hantam antara pelajar kedua sekolah, yang kaysa tau satu diantaranya itu adalah pelajar sekolah kaysa.

"REVAN!" pekik kaysa melihat revan yang tengah tonjok-tonjokkan.

Sontak revan melihat kearah kaysa, tanpa menyadari lawannya yang hendak memukul.

"Awas van!" teriak kaysa, tapi untungnya reno menepis pukulan ------ ziqa.

"Bgst lo!" teriak revan memukul wajah ziqa habis habisan.

Tanpa perduli kaysa menerobos lalu mendorong revan.

"Cukup revan!" teriak kaysa.
"Minggir!" kata revan.

Tapi kaysa tak memperdulikannya "kali ini lo selamat ziq!" kata revan berdiri merapikan pakaiannya.

"Revan! Lo kenapa sih pakai berantem kaya gini!" kata kaysa pada revan, tapi revan malah acuh dan kaysa mengalihkan pandangannya pada reno "lo juga kenapa ikut ikutan hah?!" bentak kaysa.

Namun reno dan revan sama sama diam.

"Dan lo juga ziqa! Kenapa sih lo?!" teriak kaysa melihat ziqa yang tengah lebam, kaysa sedikit meringis ngeri melihat wajah ziqa. Biar bagaimanapun kaysa dan ziqa dulu memiliki hubungan yang saling menyayangi.

"Jangan tanya aku, tanya sepupu kamu" ucap ziqa menatap mata kaysa, tatapan mata yang sama seperti dulu.

Tangan kaysa terjulur ingin menyentuh lebam diwajah ziqa, seketika rindu mengerayangi kaysa, namun revan menarik tangan kaysa "gak ada yang perlu lo kasihanin dari cowo kaya dia!" ucap revan.

Revan menarik kaysa, namun ziqa memegang tangan kaysa dengan menatap lembut kearah kaysa "ca" ucap ziqa.

Namun revan tetap menariknya sehingga tangan kaysa dan ziqa terlepas mata kaysa menatap sedih melihat keadaan ziqa, tapi ia lebih memilih revan daripada ziqa yang telah menyakitinya.

Stuck on youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang