TRENTRE TROIS : Kelulusan.

2.7K 173 5
                                    




Sebulan yang dimaksud revan memang sudah kaysa lalui, seminggu kemarin baru saja mereka selesai melakukan ujian akhir nasional. Siang ini kaysa mendengus kesal karena ia tak rela ujian sekolah berakhir, ditambah ada ilona disini. memang sih ilona dan reno tidak berdekatan karena reno yang berusaha menjauh tapi tetap saja ilona tidak suka fakta kalau ilona masih berada disekitarnya dan reno.

"Jadi, gimana ca?" Bibah menyiku lengan kaysa yang sedang manyun gak jelas menyedot sedotan jus di depannya "gimana apanya?" Tanya kaysa balik, -- "aish, kuliah lo. Bege" kata bibah. Ah benar, seminggu yang lalu juga daddynya sudah menawarkan kuliah di jerman itung itung untuk tinggal bersama juga -- "belum tau, ah. Lulus aja belum" kata kaysa ---- "lusa juga kita udah lulusan, lho" kata amora yang baru saja datang membawa nampan ditangan "kalau gue sih, mau aja deng kuliah dijerman. Itung-itung ketemu ragil" bibah malah melempar tisu kearah amora "ye, elo yang enak. Si kaysa gimana?" Katanya, amora hanya nyengir.

"Gue denger, revan udah keterima ya di Australia? Woah. Itu anak otaknya bener-bener!" Kata xiena yang baru juga datang dengan nampan berisi bakso yang ia beli dari bude sri, -- "dia nerima disana? Atau ada referensi kuliah di universitas lain?" Tanya xiena.

Kaysa diam, ah iya. Dua hari yang lalu revan juga membahas itu lagi, tapi berakhir dengan ngambeknya kaysa "lo masih gak bolehin ya, kalau revan kuliah di australia?" Tanya bibah --- kaysa mengangguk "iii, lo gak boleh gitu tau!" Amora geram sendiri, ia berdecak melihat raut wajah sendu kaysa "itukan keren. Kuliah diluar negeri karena undangan langsung ih gimana sih, masa iya revan harus ngubur itu semua demi lo gak ngambekan" gotta, perkataan amora membuat kaysa terpukul dalam. Walaupun nada bicara amora seperti bercanda, tetapi tetap saja amora benar.

"Bukan apa ya, gue rasa amor bener" tambah xiena -- bibah hanya menggedikkan bahu enggan berkomentar "gue sih gak mau ribet ah, yang penting gue satu universitas sama raka" kata bibah yang langsung dihadiahi lemparan es batu dari xiena "genit, banget. Iyuh" komentarnya.

"Eh, btw. Reno dimana?" Kata amora --- "dia bilang sih, gak mau jauh jauh dari sini. Kasihan nyokap kalau jauh katanya" amora hanya mengangguk-anggukan kepala.

Kaysa makin dilema, saat saat akhir sekolah membuatnya sedih karena akan berpisah.

----------

Sorakan siswa-siswi adijaya menggelegar di lapangan sekolah, mereka semua bersorak karena kelulusannya.

Tak terkecuali kaysa dan teman temannya yang saling berpelukan satu sama lain, mereka lulus. Tak terkecuali.

"yaAmpun! Akhirnya gue terbebas dari masa masa sekolah" teriak bibah

"Gue sedih masa" kata amora menimpali, xiena juga mengangguk menyetujui amora. Sebagian orang akan senang karena masa masa sekolahnya telah berakhir, tapi sebagian lainnya pasti akan banyak merindukan masa masa yang katanya adalah masa masa indah.

"Selamat ya!" Kata reno --- "lo jugaa, selamat ya!" Sahut mereka, reno tersenyum kearah kaysa "cie, lulus juga. Aku kira kamu yang gak bakal lulus" katanya membuat kaysa menghadiahi reno dengan cubitan diperutnya.

"Sembarangan, gini-gini aku pintar tau" katanya ---- "uhuk-uhuk. Jangan tebar keromantisan dong" kata xiena berbatuk, reno hanya tertawa kaysa juga. Selanjutnya reno pamit sebentar pada kaysa untuk menemui teman temannya. Kaysa mengangguk menyetujui.

"Kita bakal party dimana nih?" Tanya bibah, matanya melihat sekitarannya. Mungkin menunggu raka "gak tau, terserah. Gue ngikut aja" kata kaysa sebelum ia memisahkan diri dari teman temannya dan berjalan kearah revan yang melambaikan tangan memanggilnya.

"Hai!" Kata kaysa, revan tersenyum "hai" balasnya.

"Gimana? Jadi bakal kuliah di australia?" Pertanyaan tak disangka sangka dari kaysa membuat revan terkejut. Walaupun tidak terlalu kentara "kok bingung sih? Gak jadi ya?!" Kata kaysa, matanya membulat lucu.

Stuck on youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang