🍁 Chapter [11] 🍁

Comenzar desde el principio
                                    

"Mah, kemana sih dokumen yang aku taro disini!"tanya Adam.

"Udah di taro di rak"sahut Samuel.

"Ko lu tau, Bang?"tanya Adam bingung.

"Ya karna gw liat semalem tuh dokumen berantakan kalo ilang pasti bakalan bahaya. Karna otak gw encer jadi gw antisipasi dengan menyipannya di rak dokumen ruang kerja. Dan buat lu ADE yang gw sayang KALO NARO BARANG YANG BENER, DASAR BEGO!!!"jawab Samuel sengit.

"Ko lu ngegas sih, Bang"teriak Adam tak terima.

"STOOPPPP!!!!"gantian sang tuan rumah yang berteriak.

"Iya, Ayah"balas kedua anaknya berbarengan.

"Apes amat idup gw. Mending gw kabur dah"gumam Samuel.

"Yah... Gaswat ini mah posisi terancam kalo begini. Mending gw lanjutin kerja aja dah!"gumam Adam.

Samuel pun segera pergi berlari menuju mobil sport putihnya. Sedangkan Adam kembali keruang kerjanya berkutat dengan dokumen di tangannya.

🍁🍁🍁

Ponsel yang bergetar membuat Clara segera melihatnya. Nama Steven muncul disana dengan segera Clara menggeser ke arah hijau.

"Ya, sayang?"

"Kamu lagi dimana?"

"Aku lagi di salon. Kenapa?"

"Aku ingin bertemu"

"Baiklah. Dimana tempatnya aku tau kau sibuk jadi aku akan kesana sendiri gak usah kamu jemput"

"Di cafe biasa saja. Terimakasih kau mau mengerti aku, sampai jumpa lagi, sweatheart"

"Hihi iya bye baby"

Sambungan pun terputus. Senyuman mengembang di bibir Clara.

"Aku berhasil membuatmu masuk kedalam perangkapku, Steven"ucap Clara lirih.

Tangannya pun mulai di poles lagi dengan cat kuku berwarna peach. Dan bajunya pun senada di warna cat kukunya.

🍁🍁🍁

Stella berjalan lemah keluar kamar setelah hampir seharian ia mengurung diri di dalam kamarnya. Ia mulai memasak dan membersihkan rumah hingga selesai. Ia tak pernah melupakan kewajibannya sebagai seorang istri.

Setelah memasak dan membersihkan rumah. Ia kembali pada kamarnya, memikirkan masa depannya. Bagaimana kalau sampai ia hamil? Ia bahagia namun... Ia merasa ada yang ganjal disini. Sebelumnya Steven tak pernah mau melakukannya karna sama sekali tak menyukainya. Lalu sekarang? Apa dia sudah berubah?

Ponselnya bergetar dan menampilkan nomor tak di kenal disana.

"Halo?"

"Hai, Stella. Ini aku, Samuel. Kau baik-baik saja kan?"

"Oh kamu, Sam. Yeah... Aku baik-baik saja"

"Baguslah. Aku ingin bertemu denganmu, apa kau ada waktu?"

"Aku... Tidak bisa, Sam. Aku sibuk"

"Ah baiklah. Lain waktu kalau begitu"

"Iya"

Sambungan pun langsung dimatikan oleh Stella. Entah mengapa batinnya merasa ada yang tidak beres disini. Sesuatu yang membuatnya selalu berpusat pada satu nama.

STEVEN.

Stella mencium bau hal buruk dari lelaki itu.

🍁🍁🍁

[3] My Wife StellaDonde viven las historias. Descúbrelo ahora