Hinata juga akan memberi makan koi hitam pada saat malam hari. Jadi saat selesai belanja, ia akan kembali ke sekolah. Tidak peduli pada sekitar, dengan kekuatannya yang sekarang, masih cukup untuk melindungi diri sendiri kalau ada orang jahat. Yah. Inilah alasan sebenarnya yang tidak bisa diberitahukannya pada Hiashi.

"Yah. Baiklah. Apa perlu ayah panggil bocah pirang itu?" baru saja Hiashi mengambil telepon rumah untuk menelepon Naruto, tapi Hinata malah menahannya.

"Tidak usah!" katanya berseru. Lagian Hinata tidak mau merepotkan Naruto terus. Sudah sering Hinata membuat Naruto repot karena selalu mengantarnya ke rumah saat pulang malam. Untuk saat ini, ia tidak mau merepotkan Naruto kembali. Apalagi sekarang hari libur, pasti Naruto sedang beristirahat.

Hiashi menghela nafasnya, "Kalau sampai terjadi sesuatu padamu, tidak akan ayah maafkan ya." memang kata-kata ini tidak pantas diucapkan orang tua pada anaknya. Tapi Hiashi benaran khawatir pada Hinata, dan Hinata tahu itu. Makanya, pasti Hinata akan baik-baik saja.

"Iya!" seru Hinata bersemangat.

"Ini uang belanjanya, simpan yang benar ya. Jangan sampai kecurian," Hiashi menyodorkan amplop yang berisi uang didalamnya, tapi ini bukan amplop uang sogokan lho. Hinata tidak tahu berapa nominal yang ada didalam amplop itu, tapi yang jelas, pasti cukup untuk membeli kebutuhan.

"Iya," Hinata pun menerima amplop itu dan dipegangnya dengan benar, agar tidak terlepas dari tangannya. Yang satu ini harus dijaga benar-benar! Serunya dalam hati. Karena uang yang ada didalam amplop ini, adalah hasil jerih payah Hiashi untuk menghidupi anak-anaknya.

"Ayah lanjut kerja ya," setelah itu pun Hiashi masuk kembali ke ruang kerja untuk melanjutkan pekerjaannya kembali.

Kalau Hinata? Tentu saja dia menyiapkan barang-barang untuk keberangkatannya nanti. Ia mengeluarkan tas jalan-jalan yang sudah lama tidak digunakannya. Memasukkan daftar belanja beserta dengan amplop berisi uang itu. Tidak lupa memasukkan makanan ikan, uang tambahan, ponsel, dan beberapa alat pendukung lainnya.

Jadi setelah semuanya beres, Hinata tinggal bersiap-siap dan berangkat. Tujuan pertama, koi putih. Tujuan kedua, belanja semua kebutuhan. Tujuan ketiga, koi hitam. Tujuan lainnya?

'Bagaimana dengan Naruto ya?' sebenarnya Hinata mau bertemu dengan Naruto. Setidaknya, mencoba untuk menghibur Naruto. Tapi kalau saat libur seperti ini, tidak mungkin ya? Hinata berbaring sebentar di ranjangnya, mengeluarkan kalung magatama yang tersimpan didalam lemari yang keberadaannya tidak jauh dari ranjangnya. "Hari ini aku akan pakai kalung magatama ini," diambilnya kalung itu dan diletakkan sementara waktu diatas meja belajar.

Sisa menunggu waktu saja sampai waktunya untuk kepergian. Kira-kira, akan ada pertemuan tidak sengaja di persimpangan lagi tidak ya? Tidak mungkin. Daripada memikirkan hal itu, lebih baik melakukan hal lain yang lebih penting. Sampai saatnya tiba, lebih baik membantu Hanabi masak! Hinata berlari turun ke bawah dan menuju dapur. Dilihatnya Hanabi yang mulai bersiap untuk masak, masih pakai celemek sih.

"Kakak bantu ya?" tanya Hinata.

"Silakan saja," jawab Hanabi dan Hinata langsung menyambar celemek yang tergantung. Untungnya dengan mudah Hanabi menerima tawaran Hinata, jadi waktu senggang Hinata akan digunakan untuk memasak. Tentu saja Hinata suka masak, kalau tidak, mana mungkin ia mau membantu Hanabi. Kalau tidak suka masak, mana mungkin masakannya enak, 'kan?

"Oke!" dan dimulailah kolaborasi antara kakak dan adik dalam hal memasak. Sampai waktunya tiba, lebih baik melakukan hal yang disukai terlebih dahulu.

˚°◦ ◦°˚ ◐ 12th Day ◐ ˚°◦ ◦°˚

"Aku berangkat!" seru Hinata berpamitan.

26 Days : Koi of Love [COMPLETED] [PRIVATE]Where stories live. Discover now