Bag. 25. Istana Hitam

106 4 0
                                    

"Zero apa kau sudah membawa semua persiapan yang kita butuhkan..?"

"Pedang, bubuk perisai, buku panduan mantra, bekal makanan yah sepertinya semua sudah lengkap.."

"kau yakin tak ada yang tertinggal?"

Lelaki itu kembali mengecek semua barang bawaannya, "kurasa sudah cukup" sahutnya lagi sembari mengemasi barang-barang itu lalu diikatkan dipunggung siputih

"Baik sudah waktunya kita pergi.."

"dizle grint"

Lora mengucapkan mantra perubah bentuk, seketika tubuh siputih yang tadinya tak memiliki sayap dan hanya berukuran sedang kini berubah memiliki sayap dengan ukuran yang lebih besar dari biasanya.

"Wow kau hebat Lora" puji Zero, Lora hanya tersenyum pandangannya focus kembali menatap depan, putih bersiap dan melesat kelangit meninggalkan Grace seorang diri.

"Semoga kalian berhasil....." Doa Grace ketika mengetahui Lora dan Zero telah pergi meninggalkan kediamannya.

Perjalanan kali ini mungkin bisa lebih cepat, mengingat jalan yang ditempuh bukanlah jalan darat melainkan jalur udara, lebih cepat dan bahkan lebih leluasa untuk bergerak. Aku dan Zero kali ini harus benar-benar berusaha sendiri tanpa bantuan siapapun tapi kali ini aku benar-benar bersyukur berkat bantuan Laura Grace tanpa perlu belajar lebih lama aku dan Zero bisa mengeluarkan segala mantra yang pernah Grace pelajari. Licik memang tapi mau bagaimana lagi sekarang keadaannya benar-benar mendesak tak bisa diperhitungkan lagi. Sudah banyak korban yang berjatuh karena ulah dari Sylia dan itu tidak bisa dibiarkan lebih lama lagi.

"Lebih cepat putih lebih cepat.." perintah Lora pada kudanya sedang Zero hanya diam sembari mengamati pemandangan bawah, meski ngeri namun kali ini pemandangan dibawah sudah sangat memprihatinkan, hutan yang makin terbakar luas serta air sungai yang berubah hitam, persis seperti yang Zero lihat beberapa waktu yang lalu.

"Benar-benar keterlaluan"  Bathin Zero, benaknya terus berfikir, seperti apa Sylia itu sebenarnya, kenapa dia benar-benar tega membunuh bahkan menghanguskan sumber kehidupan bagi makhluk lainnya.

"STOP!!!" Pekik Lora membuyarkan fikiran Zero,

"ada apa?" tanyanya yang masih memandangi area bawah,

"lihat itu.." sahut Lora sembari menunjuk kearah depan dimana segerombolan prajurit bersayap tengah melintas tak jauh dari Lora dan Zero berada.

"omura" seketika Zero mengucapkan mantra yang dia sendiri sebenarnya tidak mengerti sama sekali, kabut gelap muncul menutupi tubuh putih serta mereka berdua namun meski tertutupi mereka masih dapat melihat dengan jelas tanpa halangan sedikitpun. Perlahan mereka mendekati segerombolan prajurit bersayap itu.

"cepat-cepat-cepat"

Seruan dari seorang lelaki bersayap dengan tubuh kekar serta baju hitam yang terbuat dari besi dengan senjata gada ditangannya, memerintah seratus pasukan bersayap untuk pergi meninggalkan area itu.

"Mungkin itu salah satu pemimpin mereka" gumam Zero,

"Kau benar Zero, penampilannya saja berbeda dari mereka semua" sahut Lora yang masih memandangi gerombolan bersayap itu,

"Apa kita bisa mengalahkan mereka semua?" tanya Lora ragu

"Entahlah, aku tak yakin" jawab Zero yang sama ragunya dengan Lora,

"tapi kita harus yakin, tak boleh menyerah apalagi kalah, kita harus menyelamatkan umat manusia,terutama Zoka Lora" gumam Zero yang terdengar dramatis itu, Lora menengok, menatap kearah Zero dengan senyuman tipisnya

Petualangan LoraWhere stories live. Discover now