Bag. 21 : Pertemuan Laura Grace

116 5 0
                                    

Sejak kepergian kami meninggalkan  desa tadi. Kami bertiga lebih banyak diam dari pada bicara, entah ada setan apa yang menyambet Zoka tak biasanya dia diam seperti ini hingga membuat suasana menjadi canggung. Sedang Zero matanya sedari tadi tak pernah lepas menatap Lora lekat-lekat rasanya seperti ingin ditelan mentah-mentah.

"Ada apa Zero?" tanya Lora balik menatap Zero yang tengah memperhatikannya, Zero terlihat gelagapan karena ketangkap basah tengah memandangi Lora tanpa berkedip, lelaki itu langsung mengarahkan pandangannya ketempat lain sembari menggaruk-garuk kepalanya "ah.. itu..  anu.."

"Hmm.." Lora mengeryitkan dahi tanda tak mengerti dengan penjelasan Zero yang terlihat aneh lalu kembali menatap lurus kedepan.

"Zero itu menyukaimu Lora" sahut Zoka yang langsung dibungkam mulutnya oleh tangan Zero, namun lelaki itu berhasil lolos dengan menggigit jemari Zero yang menempel dibibirnya,

"aaawwww....." teriak Zero histeris sembari membuang tangannya dari mulut Zoka, "Sembarangan kalau bicara" gerutunya dan kembali berjalan disamping Zoka yang tengah tersenyum melihat wajah kesal Zero, Lora yang melihat hal itu hanya menggeleng-gelengkan kepala jenuh dengan pemandangan yang menyebalkan ini. Entahlah dua lelaki tampan itu terkadang bisa terlihat akrab tapi terkadang juga bisa terlihat seperti anjing dan kucing yang saling bermusuhan.

Perjalanan masih berlanjut, yah lumayan sudah mencapai setengah gunung mungkin.. Lora berjalan dengan berkuda sedang kedua pemuda tadi melanjutkan perjalanan mereka dengan berjalan kaki, tidak adil memang tapi jika harus berkuda dengan tiga muatan itu, lebih-lebih tidak adil, terlebih bagi siputih meski dia kuat, namun tenaga dan postur tubuh dari dua lelaki itu cukup berat sehingga mengharuskan mereka mengalah dengan menyusuri gunung berjalan kaki, itung-itung olahraga biar makin sehat...

Hutan digunung ini cukup asri, bahkan tumbuhan disini masih terjaga dengan baik, entah karena tak pernah ada yang memasuki hutan ini atau memang penduduk lain tak mengizinkan mereka untuk memasuki kawasan ini atau karena mereka takut dengan cerita yang menyeramkan tentang gunung ini. Aaah... Entahlah ini semua masih menjadi tanda tanya besar yang terpenting sekarang harus bisa menemukan wanita yang dimaksud paman Ben agar semuanya lebih jelas dan terperinci.

Tiba-tiba suasana dihutan berkabut namun kabut yang aneh, hitam... Hingga membuat mereka bertiga tak bisa melihat satu sama lain Cuussssss  "Lora merunduk" perintah suara yang tak lain adalah milik Zoka yang langsung dipatuhi oleh Lora, dengan cepat Zoka tengah menarik tubuh Lora agar turun dari badan siputih, lalu bersembunyi dibalik pohon yang berada tak jauh didepan mereka yang disusul dengan Zoka.

"Apa? siapa? kenapa?" tanya Lora bingung

"Kau tidak apa-apa?" tanya Zero panik sembari mendekat ketubuh Lora namun belum sempat menyentuh lelaki itu, lelaki yang berotak mesum itu menghalangi Zero dengan tubuhnya "sudahlah Lora aman bersamaku" ucap Zoka sembari memeluk tubuh Lora, Lora terperangah lalu menarik jauh tubuhnya dari dekapan Zoka ciuuuuuttt...ciuuuut..ciutttt...ciiiiiiiiuttttttttttt  lagi-lagi puluhan panah melesat kearah mereka dan hampir saja mengenai tubuh Lora, namun Zoka yang masih mendekap tubuh Lora langsung menarik tubuhnya kembali kedalam dekapan Zoka, hingga membuat lelaki disebelahnya yang tak lain adalah Zero harus menahan cemburunya.

"Kita harus bergegas pergi dari sini" tegas Zero sembari menyikut tubuh Zoka yang masih saja mengambil kesempatan dalam kesempitan. Zero menarik pelana siputih makin naik keatas, sedang Zoka dan Lora mereka tak terlihat "kabut sialan" gumam Zero sembari clingak-clinguk mencari keberadaan mereka berdua yang tak kunjung tiba didekatnya, tiba-tiba

"Huaaaaaaaaah.." kaki Zero terjerembak dalam jebakan yang entah terpasang sejak kapan, tubuhnya terangkat keatas dengan posisi kepala dibawah sedang kakinya terikat ditali jebakan. Zero terjebak cukup tinggi 7 meter, lumayan juga jika terjatuh dengan posisi seperti itu. Zero segera menatap kebawah "sial..sial..sial" Umpatnya kesal "kenapa hanya kabut, kabut dan kabut, aagrrhh" umpat Zero frustasi, Matanya menatap keatas, dimana kakinya terikat dengan sangat rumit, ia menarik tubuhnya keatas berusaha menggapai tali yang mengikat kakinya, sayang usahanya gagal, tangannya masih jauh untuk bisa menggapai tali itu. Zero tengah sibuk kekanan dan kekiri mata dan tangannya sibuk melihat dan meraba-raba pinggul seperti tengah mencari sesuatu agar bisa dijadikan alat bantu "Bodoh... Pedangku bersama Lora aaagrrh...." umpatnya sembari kembali menjatuhkan tubuhnya kebawah dan menggantung pasrah.

Petualangan LoraWhere stories live. Discover now