Bag.13: FlashBack

147 7 0
                                    


Suara dari wanita itu kini telah menghilang seolah lenyap ditelan alam. Zero kembali menyarungkan pedangnya melangkah pelan mendekati Lora yang tengah tertunduk tanpa bergeming sedikitpun, tangannya masih mengepal keras memendam amarah.

"Sylia.."

Lora masih saja menyebut-nyebut nama itu berulang kali, entah ada hubungan apa antara wanita itu dengan Lora namun sepertinya Lora amat begitu dendam dengan wanita yang bernama Sylia. Aku mencoba duduk disebelah Lora, berusaha membuka mulutku yang sedari dari terkatup rapat, meski dalam benakku penuh tanya tentang wanita itu.

"Ehem" mencoba sedikit membuat suara, Lora menoleh kearahku matanya menahan air mata yang hampir jatuh dipelupuk matanya yang indah.

"Hei ada apa?" kedua tanganku memegang bahunya dan kini Lora mulai menangis, ia menjatuhkan tubuhnya dipelukkanku, dengan expresi terkejut aku mencoba menenangkan hatinya agar tak kalut terbawa suasana yang entah aku tak mengerti sama sekali.

"Maaf jika lancang, tapi bolehkah aku tau siapa Sylia itu?" tanyaku penasaran, Lora melepaskan pelukannya dari tubuhku, tangannya mulai mengusap air mata yang masih mengalir ditengah pipi, ia menghela nafas yang cukup panjang lalu mulai menceritakan kejadian yang sebenarnya.

"Sylia.... wanita itu yang telah membunuh nenek Merry."

Aku tersentak namun juga bingung, Sylia dan nenek Merry siapa mereka sebenarnya dan ada hubungan apa antara mereka bertiga. Kembali Lora memberi penjelasan

"Dulu aku adalah seorang anak yatim piatu, nenek Merry menemukanku ditengah hutan sendirian dalam keadaan tengah menangis, ia akhirnya membesarkanku dan merawatku layaknya putrinya sendiri. Sedang Sylia, dia adalah sahabat akrab nenek Merry, ilmu yang mereka miliki hampir sama hebatnya bahkan bisa dikatakan bahwa ilmu mereka diatas rata-rata.

Awalnya kehidupan kami begitu membahagiakan, tak pernah ada masalah ataupun kecemburuan sosial, tinggal dikampung yang tak terlalu ramai tetapi cukup makmur, sudah lebih membuat kami bersyukur. Kegiatan nenek Merry adalah membuat ramuan obat-obatan dan terkadang mereka berdua selalu mencoba ramuan mereka miliki secara bersama hingga suata ketika.

Pagi itu nenek Merry dan Sylia berencana pergi ke  tengah hutan, mereka ingin mencari bahan obat-obatan yang hampir habis dan berusaha mencari tanaman lain yang mungkin bisa dijadikan sebuah obat atau bahan yang mujarab. Mereka saling berpencar, Sylia pergi ke arah barat sedang nenek Merry pergi ke arah utara, kakinya terus melangkah hingga tanpa disadari nenek Merry tengah berada diatas bukit yang cukup curam, ia penasaran dengan cahaya yang dilihatnya dari arah bawah yang sedari tadi berkilauan, setelah sampai diatas nenek Merry menemukan sebuah tanaman dan batu yang menurutnya cukup aneh dan langka.

Batu itu berwarna kuning bentuknya mirip seperti bintang sedang tanaman itu berwarna emas serta mengeluarkan harum yang begitu wangi, tanpa ragu nenek Merry mengambil batu itu lalu dimasukkan kedalam keranjang, sedang tanaman itu nenek Merry tak mencabutnya, dia menggali tanah disekitar tanaman itu agar bisa membawa pulang tanpa merusak akarnya. Setelah selesai dia menemui Sylia menceritakan apa yang baru saja ditemukannya, sebuah tanaman langka namun tidak dengan batu itu, nenek Merry menyembunyikan batu itu karena menurutnya batu itu memiliki daya kekuatan magis yang cukup besar. Nenek Merry hanya takut jika kekuatan dari batu itu disalah gunakan.

Dia sempat menunjukkannya kepadaku, dan mencoba kekuatan apa saja yang bisa dilakukan oleh sipemegang batu, (amazing) tak disangka batu itu menyalurkan energi yang begitu dahsyat hingga membuat nenek Merry terlihat muda kembali, kekuatan itu juga bisa menciptakan sebuah gunungan es, serta kobaran api tergantung dari yang mengendalikan. Nenek Merry berusaha merahasiakan kekuatan dari batu itu agar tak sampai jatuh ketangan yang salah namun sayang Sylia teman akrab dari nenek Merry mengetahui rahasia yang nenek Merry simpan. Sylia cemburu merasa iri dengan kekuatan yang nenek Merry dapatkan hingga suatu malam, ketika kami tengah pergi mengantarkan ramuan obat-obatan kesalah satu toko langganan kami, Sylia diam-diam datang kerumah kami, dia mengobrak abrik tempat kami berusaha mendapatkan batu ajaib. Ketika kami kembali kerumah tanpa sengaja kami memergoki Sylia tengah mencari batu itu dikamar nenek Merry hingga membuat nenek Merry marah dan meminta penjelasan darinya namun sayang bukannya memberi penjelasan Sylia justru marah karena menurutnya nenek Merry telah curang dengan tidak menceritakan tentang batu itu kepadanya.

Petualangan LoraWhere stories live. Discover now