Bag. 22 : Latihan Pertama

107 5 0
                                    


"Aaaaaaggggrrrhhhhhh"

Buuuuukkk

Aku terkejut ketika mendapati seonggok tubuh berada dibelakang tubuhku dengan tangan yang berada dipinggangku, memelukku dengan eratnya sontak aku menjerit bahkan menyikut tubuh itu dengan sangat kuat membuatnya terjatuh dilantai bawah.

"aah... pinggang dan perutku" keluh lelaki itu yang berusaha bangkit dari jatuhnya

"KAUUU!!!" teriakku histeris, Zoka..... Lelaki itu benar-benar berotak mesum,

"tenanglah kau tidak perlu semarah itu, cukup bangun dan tinggalkan tubuhku diatas ranjang jadi aku tak akan kesakitan seperti ini" ucap lelaki itu sembari memegangi pinggangnya dengan wajah kusutnya,

"DASAR OTAK MESUM KELUAAARRRR!!!!" teriakku lagi.

Lelaki hanya memandangiku dengan wajah kusutnya dan diam tak bergeming, ia justru menjatuhkan tubuhnya kembali diatas kasur yang empuk. Benar-benar menyebalkan, terpaksa dengan wajah dongkol kutinggalkan Zoka seorang diri.

"Sudah bangun" sambut seorang lelaki yang tengah berdiri tak jauh dari pintu kamarku, aku menatapnya malas lalu duduk tak jauh dari bangku yang berada disebelah Zero. Kulihat lelaki itu masih asik membersihkan pedanganya yang sebenarnya sudah cukup mengkilat.

"Apa kau akan berlatih sepagi ini?" tanyaku dan mulai menopang kepalaku dengan sebelah tangan,

"tentu saja.. kenapa tidak! lebih cepat lebih bagus bukan!!" jelas lelaki itu yang masih saja mengelus-elus pedangnya. "Dimana Grace? apa dia belum bangun?" tanyaku malas sembari melirik kanan dan kiri lalu kembali keposisi semula, "entahlah, mungkin dia juga belum bangun" jawab Zero yang mulai mendekatiku dan ikut duduk bersamaku.

"Apa pria itu memperkosamu?" tanya lelaki itu intens sembari tersenyum menggoda "Hei.. Ayolah itu tidak lucu" jawabku kesal "lalu kenapa tadi kau menjerit heboh?" tanyanya lagi masih dengan tatapan menggoda, "aku hanya terkejut Zero, lagipula kenapa kamu tega membiarkan pria mesum itu tidur diatas ranjangku hah?" tanyaku kesal, "aku sendiri tidak tahu jika pria mesum itu pindah dikamarmu Lora, jika kutahu sudah kuikat lelaki itu agar tidak kabur mendekatimu" jawabnya ketus, meski sebenarnya tergambar jelas burat cemburu dari wajah Zero.

"Kalian Sudah bangun" sapa seorang wanita dari balik pintu

"Grace kau dari mana?" tanya kami kompak, kami saling adu pandang lalu kembali menatap Grace yang berjalan menghampiri kami, Grace menarik bangku lalu menaruh keranjang yang sedari tadi berada digenggamannya diatas meja lalu duduk ikut bergabung bersama kami "aku baru saja memetik buah-buahan segar dan mengambil beberapa umbi untuk dijadikan menu sarapan bagi kita berempat" Jawab Grace sembari mengambil buah yang berada didalam keranjang.

tanganku sibuk mengecek isi yang berada dalam keranjang itu "mau kubantu?" tanyaku sembari membolak balikkan buah serta ubi, "dengan senang hati" jawab Grace senang "Yuk" ajak wanita itu yang mulai bangkit dari kursinya sedang aku,  ikut bangkit meski masih menguap menahan kantuk.

"Pergi dulu Zero" pamit kami berdua, lelaki itu hanya melambai lalu kembali fokus pada pedangnya.


***********


Tak berapa lama Aku dan Grace keluar dari arah dapur, membawa nampan yang berisi makanan yang baru saja selesai dimasak lalu menatanya diatas meja.

"Aku akan memanggil mereka" seruku sembari berlalu meninggalkan Grace.

"Zero kemarilah, mari kita sarapan dulu" panggilku sembari menuju kehalaman luar, sepi tak ada siapapun hanya ada siputih yang asik terduduk sambil mengunyah rumput. Kutengok sebelah kanan dan kiri namun juga tak terlihat batang hidungnya sama sekali

Petualangan LoraWhere stories live. Discover now