Bag. 7: Perkenalan Berlanjut

198 10 0
                                    

Zero......!!

Sebenarnya zero tak tahu dengan apa yang terjadi pada dirinya setelah ia pingsan. kenapa bisa ia sampai ditempat itu dan kenapa lagi tiba-tiba wanita yang pernah di intipnya bisa menolong zero. Zero juga heran, kenapa luka-lukanya bisa sembuh secara cepat padahal seingatnya, dia tadi terluka cukup parah.

"Sial.. mimpi apa aku semalam.." fikiran zero tak karuan kembali ribuan pertanyaan menghinggapi kepala zero. Matanya melirik keatas sembari mengingat-ingat kejadian sebelum ia jatuh pingsan.

Terakhir yang zero ingat adalah ketika dia ketahuan mengintip oleh wanita itu, ia berlari tak tentu arah yang tanpa sengaja sebenarnya arah yang zero tuju adalah arah selatan, dimana wanita itu juga akan pergi keselatan. Kemudian ia teringat, waktu ituuuuuu................ Hanya gara-gara zero buang air kecil didalam goa, yang tanpa sengaja adalah tempat tinggal dari monster mengerikan yang tanpa aba-aba langsung menghajarnya tanpa peringatan.

"Dasar monster sialan.." gumamnya jengkel.

"Kalau bukan gara-gara moster sialan itu, mungkin aku tak akan terluka hingga sesial ini.." katanya lagi sembari memegangi perut yang makin terasa lapar.

                                                          ****************************

"kreeeekkkk.." terdengar suara pintu terbuka dari arah luar.

"Maaf menunggu lama.." pinta lora sembari menaruh buah-buahan serta makanan yang lora ambil dari tas perbekalannya.

"Aahh... tidak apa-apa.." sahut zero yang pandangannya langsung tertuju pada makanan itu.

"Silakan dimakan.." pintanya pada zero, langsung saja zero tanggapi dengan berpindah tempat menuju makanan itu. Dengan lahapnya, zero memakan semua makanan yang lora bawa tanpa tersisa sedikitpun.

"Aahhhh.. kenyang....." terdengar suara sendawa zero yang kurang enak didengar itu.

"uppss... maaf.." pintanya pada gadis itu karena zero memang belum mengetahui siapa nama dari wanita itu. Sebenarnya siapa kamu..? kenapa bisa kamu berada dihutan terlarang ini..? dan kenapa kamu bisa menemukanku..?" rentetan pertanyaan zero, ia lontaran untuk gadis berambut panjang itu.

"Perkenalkan namaku Lora..." jawabnya singkat. Sambil merubah posisi duduknya yang terlihat kurang nyaman. Namun belum sempat zero bertanya, gadis itu justru balik bertanya.

"Boleh aku bertanya..?" tanya lora sembari memandang wajah zero penuh heran.

"Ya tentu saja.." sahut zero tanpa ragu, 

"kenapa kamu bisa terluka disana..?" sembari menunjuk kearah luar,

"dan kenapa kamu sampai bisa dicabik-cabik seperti itu.. bahkan aku lihat pedangmu belum sempat kau gunakan..?" tanya lora penuh penasaran.

Zero menelan ludah, "cihhh.. wanita ini benar-benar merendahkanku.." fikir zero kesal. Namun zero tak memperlihatkannya pada wanita itu.
Sebelum menjelaskan semuanya, terlebih dahulu ia meminta maaf, tentang kejadian dibukit itu, kemudian zero melanjutkan penjelasannya.

"Sebenarnya masalahnya begitu sepele.." sambil mengangkat sebelah alis dan bahu kirinya, zero melanjutkan. "Karena kekurang sopananku, monster itu marah dan tiba-tiba saja menyerangku tanpa peringatan.." jelas zero,

"ooh.. begitu.." sahut lora, sambil menggangguk-anggukkan kepalanya yang seolah mengerti dengan penjelasan zero.

"Baiklah sepertinya kita harus tinggal disini, mengingat kamu juga butuh istirahat agar pulih kembali.." pinta lora pada zero. Zero hanya menggangguk menjawab ajakan lora karena memang ia belum siap untuk berkelana dihutan larangan itu. Zero kembali merebahkan tubuhnya ke tempat tidur tadi, dia mengecek seluruh tubuhnya dari luka yang terkena cakar oleh si monster sialan itu, tiba-tiba

Petualangan LoraKde žijí příběhy. Začni objevovat