Bag.15: Zoka..

151 5 0
                                    

"Emmz

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.

"Emmz....."

"Emmmz....." 

"Hahahaha... kau takkan bisa melepaskan tali itu Zero.. hahaha"


Samar-samar telingaku mendengar suara seperti orang yang tengah dibungkam mulutnya, atau ini hanyalah mimpi? aah.. rasanya mataku masih enggan terbuka tapi perlahan-lahan kupaksa kedua mataku terbuka, kupendarkan pandanganku kesegala arah dan sepi....  Tak ada siapapun disini. Zero.. dimana Zero berada..? putih juga tak ada sedang tempat peristirahatanku begitu berantakan seperti baru saja diacak-acak oleh sekelompotan orang aneh.

Aku terlonjak kaget dan langsung bangkit dari posisi dudukku, mataku terfocus pada sebuah tulisan yang menempel pada sebuah pohon. Segera kuberlari menuju tulisan itu berada

"Mencari mereka..??? maka datanglah...! "

Sebuah pesan singkat yang ditujukan kepadaku, tak salah lagi pesan itu yang ditujukan padaku, Zero dan putih pasti juga diambil oleh mereka. Aku tak peduli pada tas perbekalan ataupun pedangku karena untungnya belatiku masih tersimpan dengan baik didalam bajuku. Kuamati lagi sekeliling tempatku beristirahat semalam, sebuah pedang yang tak lain milik Zero tertinggal diatas rerumputan.

Aku menunduk mengarahkan pandanganku dan segera mengambil pedang yang tertinggal disana. Sebuah jejak kaki kuda ada begitu banyak tertinggal diarea tempatku berada dan jejak itu sepertinya belum terlalu lama, tanganku memegang jejak kaki kuda tersebut, mataku terpejam, kuletakkan kedua tanganku diatas tanah dimana arah kaki kuda itu mengarah dan memfocuskan pandangan serta pendengaranku dengan cara menerawang. Dalam waktu singkat sebuah gambaran muncul dengan begitu jelas

"Cepat-cepat... kau terlalu lelet" Terdengar jelas salah seorang pria tengah memarahi seseorang dan seseorang itu adalah "ZERO " Kedua lengannya terikat disebuah tali yang ditarik oleh kuda, dengan mulut yang tersumpal kain, sedang dari belakang, seorang lelaki dengan perawakan besar  bertelanjang dada tengah memecut tubuh serta kaki Zero. Zero terlihat lelah dan langkah yang gontai.

"Zero.. bersabarlah aku pasti datang" gumamku

Tanpa berlama-lama segera kulangkahkan kakiku menuju arah dimana mereka pergi membawa Zero, dengan langkah pasti. Cukup jauh ya jarakku lumayan cukup jauh dengan mereka, sedang kini aku hanya mengandalkan kakiku untuk melangkah maju. Jalanan yang becek membuat bajuku yang panjang semata kaki terinjak-injak hingga menghambat perjalananku, tanpa ragu kutarik pedang milik Zero dari sarungnya sreeettt  baju itu kini menjadi lebih pendek selutut kaki dan ini membuat langkahku menjadi lebih leluasa. Kembali melaju dengan langkah berlari tapi kurasa ini membutuhkan waktu yang lama, "aku harus bagaimana?" gumamku sendiri.

Kutengok disebelah kanan jalanku berada, ada sebuah batu besar, ku langkahkan kakiku menuju kebatu itu, lalu mendudukkan tubuhku diatas batu besar dengan bersila, kedua mataku terpejam focus, dengan kedua tangan yang bersatu ditengah dada

Petualangan LoraDove le storie prendono vita. Scoprilo ora