Bag.12: Rasa Itu.........

137 6 0
                                    

"Zeroooo......"

mataku masih memandangi kearah bawah dimana Zero jatuh terposok kebawah jurang, dengan mata yang sembab, aku mencoba melihat Zero dengan cara menerawangnya, ku letakkan tanganku diatas sebuah batu, memejamkan mata lalu focus.

"Gelap...gelap dan gelap...." aku tak dapat melihat apapun bahkan bayangan Zero pun tak jua, kutemukan..

"fokus lora..fokus..." meyakinkan diriku sembari memukuli kepalaku yang tak bisa fokus.

Mencoba kembali mencari Zero dengan cara yang sama namun tetap saja hanya gelap dan gelap tak dapat kutemukan suara Zero dimanapun.

"ZEROOOOOOO...." teriakku kembali menyesali kepergian Zero yang hilang terbawa longsor.

"hikz..hikz..hikz.."

Suara tangisku masih terdengar nyaring lalu mencoba meredakan tangisku yang  sesenggukan, entah kenapa hatiku serasa takut untuk kehilangannya, mungkin karena dirinya pernah berkorban menyelamatkan aku. Kudongakan pandanganku kearah langit, hujan masih menetes membasahi tubuhku, putih melangkahkan kakinya. Tubuhnya menyender disebelah tubuhku yang terduduk lemas diatas batu, seolah ingin memberikan perlindungan kepadaku yang terlihat lesu.

"Loraaaaa..."

terdengar suara menggema dari bawah bukit, suara ituuuu...........

"ZEROOO.."

Sontak aku terkejut membuat mataku terbelalak bulat, dengan berjalan merangkak segera kulihat kebawah bukit dimana suara itu berasal, terlihat tangan Zero sedang berpegang pada sebuah batang pohon dan berusaha memanjat keatas,

"Zerooo.."

mataku berbinar melihat keadaan Zero yang baik-baik saja dan tentu saja masih hidup

"huft.. syukurlah.." kuhela nafas lega, meski agak bersusah payah namun Zero berhasil naik keatas.

"Hiaaah....."

Zero telah sampai diatas bukit, nafasnya tersengal tak beraturan, tanpa berfikir aku segera berlari dan memeluk Zero hingga membuat tubuhnya ambruk ketanah.

"Brruukkkkk..."

"Zerooo.. syukurlah kau hidup..." ucapku yang masih saja memeluk tubuhnya yang kekar itu

"heii.. tenanglah... aku tidak akan mati semudah itu.." jawabnya santai dan kini nafasnya terasa beraturan, cukup lama aku memeluk Zero.  

"Apa kau akan terus memelukku seperti ini..?"

pertanyaan itu langsung membuatku ingat bahwa aku masih berada diatas dadanya yang bidang.

"upps... maaf.. maaf.." sahutku dengan nada yang sedikit malu.

"aku terlalu senang karena ternyata kamu masih hidup Zero.." ucapku sembari merapikan rambut yang melekat ditubuh Zero.

Zero menatapku dengan tajam, kedua bola matanya memandanganku tanpa berkedip sedikitpun, membuatku bingung dan salah tingkah, mungkin kini mukaku mulai memerah. ku palingkan wajahku dari wajah zero dan ingin beranjak pergi namun tangan Zero menggengam tanganku dengan erat hingga membuat aku kembali keposisiku semula, terduduk dan berhadapan dengan Zero,

"hei ada apa.?" tanyaku penasaran." Zero masih tak bergeming matanya kembali menatap wajahku dan itu membuatku semakin tidak nyaman tiba-tiba

"DUG..."

Ada perasaan aneh yang muncul didalam hatiku,

"apa ini...?"

"kenapa perasaanku begini.." fikirku tak karuan, sedang kedua mata Zero masih memandangku dengan seksama. Aku terpaku melihat matanya yang kini terlihat berbinar indah, hujan yang turun yang membuat rambut Zero basah makin membuat dia terlihat gagah dan begitu menawan.

Petualangan LoraWhere stories live. Discover now