Bag. 10: Dewi Penjaga

183 6 0
                                    


Cukup jauh kami menghindar dari ledakan istana monster tadi, zero memutuskan berhenti untuk istirahat mengingat tubuhku yang lemah serta kakinya juga terluka.

"Kita beristirahat disini.."

"kau masih lemah.. kau juga butuh istirahat.."

"tunggulah disini.. aku akan mencarikan kau air.." katanya sambil berjalan hendak meninggalkanku

"Tungguuuu..."

"kau juga terluka zero... kemarilah biar ku obati lukamu.. setelah itu baru boleh pergi.."

Tanpa sepatah katapun zero menuruti perkataanku, mengambil obat ditas yang berada dipunggung siputih, lalu memberikannya padaku. Dengan kondisi yang masih lemah aku berusaha duduk menghadap zero, menuangkan cairan pink diatas tanganku lalu mengoleskannya ke luka zero. Reaksi yang sama terjadi pada lukanya, cahaya pink itu kembali muncul menyulap lukanya menjadi hilang dan sembuh kembali. Syukurlah aku sedikit lega melihatnya sehat kembali

"sekarang pergilah... tolong carikan aku air.." pintaku dan kembali merebahkan tubuhku didekat pepohonan

"baiklah... aku takkan lama.. aku janji.." serunya dengan menatapku sepenuh hati

Cukup lama zero meninggalkanku seorang diri ditengah hutan, rasanya tubuhku semakin lemas, tenagaku terasa habis, bahkan nafasku terasa sesak. Perlahan-lahan pandanganku kabur dan semuanya menjadi gelap.

*********

"Cliiiiiinnnggggggggggggg..."

Sebuah cahaya berwarna putih terang menyilaukan pandanganku, ku tutupi cahaya itu dengan kedua tanganku agar kedua mataku dapat melihat cahaya apa itu sebenarnya... Aku terkejut melihat pandangan sekitarku begitu bening dan asri, bahkan bajuku juga sudah berubah menjadi putih bersih.

"Hemmmmm... kapan aku ganti baju.." aku terheran menatap diriku kini dengan penampilan yang amat berbeda, kembali kuarahkan pandanganku kesekeliling. Air yang mengalir dengan jernih, kicauan burung yang mendamaikan, pepohonan yang hijau tanpa kabut sama sekali, terdapat tanaman bunga mengitari sungai jernih itu, dan terdapat beberapa pepohonan buah-buahan yang begitu mudah untuk dipetik. Pandanganku kembali terpaku dengan cahaya yang sedari tadi menyilaukan mata yang kini tiba-tiba berubah menjadi seorang wanita yang begitu cantik dan bercahaya. Terdengar suara nan begitu lembut memanggil-manggil namaku

"Looraaaaaaaaa...... Kemarilah..." wanita itu memanggilku.

Perlahan-lahan kudekati wanita itu,

"sebenarnya siapa dia, kenapa dia bisa tahu namaku, dan kenapa aku bisa berada disini..." gumamku dalam hati, jarakku kini hanya beberapa meter dari wanita itu

"kemarilah lebih dekat.." pintanya lagi dan kembali ku menuruti permintaannya.

Dengan senyum yang begitu manis nan tak membosankan mata wanita itu akhirnya berbicara

"Perkenalkan namaku adalah Dewi Cahaya.."

"aku adalah penjagamu.." jelasnya singkat

"kau pasti bingung kenapa bisa berada disini bukan.." tanyanya yang kujawab hanya dengan anggukan

"Sengaja ku bawa ragamu kedalam istanaku, untuk kembali memulihkan serta memberikan kekuatan ini padamu.." sembari mengarahkan tangannya dihadapanku. Diatas tangan dewi cahaya itu ada sebuah mutiara cahaya yang bersinar putih bersih menyilaukan mata

"Benda ini akan memberikan kekuatan kepadamu 5 x lipat dari yang sudah kamu miliki, kamu juga akan bisa mengeluarkan cahaya yang membuat lawanmu buta ketika melihatmu, benda ini juga bisa menyembuhkan sesuatu ketika kamu memerlukannya maka secara otomatis tubuhmu akan bercahaya, benda ini juga akan kembali memulihkan tenaga serta kekuatanmu lora.." jelasnya lagi

Petualangan LoraWhere stories live. Discover now