Bag. 6: Pertemuan

209 10 0
                                    

Lora....

Ketika sedang asik meluluri tangannya dengan serbuk wangi, lora dikejutkan oleh suara berisik yang berasal dari atas bukit..

"Heeeeeiiii.. siapa disana.." sambil menceburkan tubuhnya kembali kedalam air, Lora menengok kearah suara berisik itu berasal. Sekelebat bayangan laki-laki dengan baju merah melintas dibalik pohon. Lora pun menyudahi mandinya dan segera pergi bergegas meninggalkan tempat pemandian itu. Dengan rambut yang terurai basah lora berlari kembali menuju ke gubuk dimana ia meninggalkan siputih disana sendirian, fikiran lora tak karuan dia takut bahwa siputih dibawa lari oleh orang itu. Dengan nafas yang masih tersengal-sengal dia menuju tempat siputih diikat.

"putih...." panggil lora.

"Ooohh.... syukurlah kamu masih disini.." kata lora sembari menghela nafas dengan lega.

"Sepertinya kita harus segera pergi dari sini putih, tempat ini sudah tak aman lagi bagi kita.." katanya lagi, lora kemudian masuk kedalam gubuk, memberesi segala perbekalan dan melengkapi keperluan yang lora butuhkan, tak lupa buah-buahan serta makanan yang tersisa juga lora bawa sebagai bekal diperjalanannya nanti. Lora membereskan baju yang pernah ia pinjam dari rumah itu, menatanya kembali kedalam rak baju dan membereskan segala yang pernah ia pakai ketempatnya semula. Setelah semua beres, lora keluar, memasangkan pelananya dipunggung siputih dan segera mengikatkan tas perbekalannya kembali.

"Sudah siap...?" tanyaku pada siputih. Putih hanya menyeringai dan mengangkat kedua kaki depannya pertanda bahwa dia sudah siap untuk diajak berpetualang kembali.

"Cekkk... cekkkk. ccckkk.... Mari putih kita berangkat...." Sambil menyabetkan perlahan tali yang terikat dileher siputih. Kamipun berlalu pergi meninggalkan jauh gubuk itu.

Sepanjang perjalanan, fikiranku masih diselimuti dengan banyak pertanyaan, "bayangan siapa tadi..? siapakah dia..? manusia atau siluman..?" pertanyaan itu berkali-kali muncul difikiranku. Namun tak ada yang bisa menjawab pertanyaanku, karena aku hanya melihat bayangan itu sepintas saja. Putih masih melaju namun dengan tenaga yang tidak terlalu kencang. Sedang fikiranku masih melayang memikirkan lelaki tadi.

"Heeeeerrrrrrrrrr...." suara siputih mengagetkanku.

"Heiii.. ada apa putih.." tanyaku pada siputih, ketika ku arahkan pandanganku kedepan sontak aku terkejut dengan apa yang ku lihat.

Seonggok tubuh lelaki, berbaju merah terkapar ditanah, dengan posisi tengkurap serta pedang yang masih tergenggam ditangannya tepat berada didepan kaki siputih. Segera aku turun dari tubuh siputih dan mendekati tubuh itu.
"baju merah.." fikirku dalam-dalam, sepertinya aku mengenal tubuh pria ini. Mataku terbelalak teringat kejadian beberapa waktu yang lalu.

"Heiii... itu kan pria tadi, yang mengintip aku ketika sedang mandi..." Sambil menunjuk kearah lelaki itu yang tetap diam tak bergeming.
"hei... pria mesum kau tidak apa-apa" Kucoba membangunkannya sambil menendang-nendang tangannya dengan kakiku yang masih saja tetap diam tak bergeming.
Dengan rasa penasaran, ku coba memberanikan diri menyentuh tubuh lelaki itu dan membalikkan tubuhnya.Ketika kulihat wajahnya, darah segar mengalir dari arah keningnya, dan beberapa luka sayatan didada sebelah kirinya.

"Heii... kau tidak apa-apa... heiii..." tanyaku Sambil menggoncang-goncangkan tubuhnya agar dia tersadar.

"Heiiiiii.. bangunlah...bangun...." pintaku sambil berteriak ditelinganya. Ternyata teriakanku membuahkan hasil, kedua mata lelaki itu perlahan-lahan terbuka namun tak berlangsung cukup lama.

"Kau tidak apa-apa.."tanyaku cemas. Dengan tubuh yang masih lemas, tangannya menunjuk kesebuah gua yang tidak seberapa jauh dari arah dia terjatuh.

Petualangan LoraWhere stories live. Discover now