3nd Day : Cahaya

Mulai dari awal
                                    

"Memangnya kak Naruto punya sebuah kelebihan yang bisa membuat kak Hinata terpesona ya?" sambil bicara sambil bergerak, Hanabi sudah menyelesaikan sesi pemotongan. Sayuranyang sudah dipotong itu langsung ditumis olehnya. 

Hinata juga sudah selesai menggoreng, ia meniris sosis dan telur agar minyaknya keluar. "Menurutku, Naruto seperti cahaya." tidak mengerti maksud kakaknya, Hanabi jadi melihatkakaknya dengan wajah penasaran. 

"Yah. Walaupun hari gelap, tapi dia bagaikan cahaya yang menerangi kegelapan itu. Atau misalnya, didalam kerumunan orang. Naruto itu bagaikan cahaya yang berada ditengahtengah.Sangat berbeda jauh denganku," Hanabi mendengarkan cerita kakaknya dengan serius. Jadi seperti itu pandangan Hinata terhadap Naruto. 

"Kalau menurutku, kakak yang berada didekat bersama dengan kak Naruto itu, sudah seperti cahaya." mendengar itu, Hinata jadi merasa aneh. Hinata juga seperti cahaya? Tidakmungkin. 

"Kak Hinata selalu dapat tersenyum dan tertawa dengan riang bersama dengannya. Yah. Walau melihat kebahagiaan kalian berdua membuatku sedikit kesal. Kenapa tidak aku sajayang dapat membuat kakak tersenyum seperti itu. Walaupun kadang kak Naruto suka membuat kak Hinata menangis juga. Tapi, Masa orang yang berada dekat dengan cahaya, bukancahaya juga?" lagi-lagi, Hinata mendapatkan sebuah masukan dari Hanabi. 

"Maksudnya?" 

"Ya, ibaratkan bulan dan bintang. Kak Naruto adalah bulan, dan kak Hinata adalah bintang. Bulan dan bintang sama-sama mengeluarkan cahaya yang indah. Jadi, mana mungkin yangsesuatu yang dekat dengan cahaya, tidak bercahaya juga." Hinata mengerti. Tapi apakah memang seperti itu? 

"Menurutku Naruto bagaikan mentari, matahari. Bukan bulan," matahari dan bulan itu memang beda. Keluar disaat yang berbeda, dan waktu yang berbeda. Jadi tidak mungkin akankeluar bersama, seperti sepasang koi itu. 

"Kalau menurut kak Hinata, kak Naruto adalah matahari. Tapi menurutku, kak Naruto adalah bulan. Karena kalau matahari, tidak ada yang menemaninya. Kecuali awan yang kadangkadangberubah-ubah, tidak tetap." sebenarnya Hinata kurang mengerti dengan ucapan Hanabi. Mungkin karena masih dibawah umur, makanya susah menjabarkan kalimat denganbenar. 

"Jadi begini ya? Kalau diibaratkan, orang yang kita sukai itu, adalah satu hal yang lebih bercahaya dibandingkan dengan yang lainnya. Jadi fokus kita hanya pada orang itu," meskiberbeda dengan ucapan Hanabi yang tadi, setidaknya Hinata bisa sedikit mengerti dengan pemikirannya sendiri. 

"Kak, kalau hal itu ditanyakan pada anak kecil sepertiku. Mungkin tidak dapat dipastikan ketepatannya lho," Beres sudah mereka mempersiapkan sarapan dan bekal. 

Sekarang mereka meletakkan makanan jadi itu diatas meja makan. Hinata melihat adiknya dengan tampang tertawa kecil, "Hanabi 'kan adikku, mana mungkin aku tidak mempercayaiucapan adik sendiri." ucapnya. 

Hanabi tersenyum singkat, "Begitu ya?" tanya Hanabi dan selang beberapa detik ia melihat Hinata yang tersenyum. Kemudian ia mulai beranjak untuk memanggil Hiashi dan Neji untuksarapan. Ia malah memikirkan kakaknya dengan sosok cahaya itu. 

'Kak Hinata itu, memang membutuhkan cahaya disampingnya. Kuharap, kak Naruto akan selalu bersama dengannya.'

˚°◦ ◦°˚ ◐ 3rd Day ◐ ˚°◦ ◦°˚

"Hei!" sebuah panggilan itu telah menyadarkan Hinata dari lamunannya.   

"Naruto? Kok disini?" tanya Hinata saat melihat orang yang menyapa itu adalah Naruto 

26 Days : Koi of Love [COMPLETED] [PRIVATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang