30-Skenario

122 29 3
                                    

Adakah yang membaca? Tidak ada pun aku tetap gwaenchanayo.
Kalau ada yang melihat, ayo bantu vote jika berkenan.

***

Deru napas hangat seseorang mengusik pria yang sedang tertidur dengan pulas. Ia mulai membuka matanya, mengedarkan pandangannya ke sekitar. Saat ia menyadari sesuatu, dengan gerakan spontan ia duduk dari tidurnya.

"Akh! Kepalaku.." Pria itu mengaduh sembari memegangi kepalanya menggunakan kedua tangannya.

Cklek!

Dia segera menatap ke arah pintu. Deg! Terlihat seseorang yang mematung di depan pintu. Dan dia tahu siapa orang itu.

"Nani?" Gumamnya dengan masih terduduk di atas kasur.

"Gu-gue permisi! Maaf ganggu waktu kalian!" Ucap seseorang itu dan segera berlari meninggalkan ruangan itu.

"Ah, Tuan sudah bangun?"

Dewa menatap wanita yang ada di sampingnya. Wanita itu bertelanjang dada tanpa mengenakan sehelai benang di tubuhnya, dan ia juga baru menyadari bahwa ia tidak memakai pakaiannya, hanya memakai boxer.

"Sialan!" Lirih Dewa dan dengan segera mendorong wanita itu sampai terjatuh ke lantai dan membentur meja.

Ia segera mengambil pakaiannya yang berserakan di lantai dan memakainya dengan asal. Bergegas pergi menyusul orang tadi yang tak lain dan tak bukan adalah Nani, kekasihnya.

Dewa berlari keluar dari bar itu, mengedarkan pandangannya dengan gusar. Ia melihat Nani yang terlihat akan menaiki mobil seseorang. Segera ia menghampirinya.

"Tunggu! Nani!" Dewa mencekal pergelangan tangan Nani yang akan memasuki mobil.

"Lepas! Jangan sentuh-sentuh gue!!" Ucap Nani dengan bibir terkatup.

"Aku, aku.. ini tidak seperti yang kamu lihat. Tolong beri aku waktu untuk menjelaskannya!"

"Lepas!! Tangan gue sakit." Nani meringis saat Dewa mengeratkan pegangannya pada pergelangan tangan Nani.

Set!

Ohm turun dari mobil dan langsung mendorong dada Dewa sampai terhuyung ke belakang. Membuat Dewa melepas cekalan tangannya pada Nani.

"Jangan ganggu Nani! Lo udah nyakitin perasaannya. Lebih baik lo pergi!" Tegas Ohm dengan menatap nyalang Dewa.

"Dewa, cukup! Hubungan kita usai, kita putus!" Tandas Nani seperti tak ingin dibantah.

Dewa mengeraskan rahangnya mendengar ucapan kekasihnya itu. Ia buru-buru menggapai tangan Nani yang segera ditepis oleh Ohm.

Nani memasuki mobil dengan diikuti Ohm yang sebelum itu sempat menonjok rahang Dewa dan membisikkan sesuatu pada pria itu.

Dewa mematung di tempat. Ia menatap nanar mobil Ohm yang mulai menjauh.

"Bodoh! Bodoh! Bodoh! Kau bodoh Dewa!" Racau Dewa sembari memukul kepalanya sendiri.

We Were Born To Die [Dew×Nani]Where stories live. Discover now