29-Dijebak

121 28 3
                                    

Adakah yang membaca? Tidak ada pun aku tetap gwaenchanayo.
Kalau ada yang melihat, ayo bantu vote jika berkenan.

***

2 botol kaca berisi minuman alkohol itu terlihat sudah tandas tak bersisa. Dewa mengedarkan pandangannya ke arah sekitar. Sedari tadi ia menunggu Nani yang belum juga terlihat batang hidungnya. Ia menghela napas kasar.

"Di mana anak itu? Apakah dia baik-baik saja?" Monolognya sembari beranjak dari duduknya.

Saat ia akan berjalan menyusul Nani, ia dikejutkan oleh seseorang yang menabrak tubuhnya. Dengan sigap ia menangkap bahu wanita itu. Wanita itu mendongakkan kepalanya, ini bartender wanita yang tadi.

"Maaf, maaf, aku tidak sengaja, Tuan." Ucap bartender wanita itu sembari menjauhkan dirinya dari tubuh Dewa.

Dewa hanya merespons dengan deheman ringan. Ia lalu melangkah kembali untuk menyusul Nani. Ia menghentikan langkahnya saat tangannya ditahan oleh bartender wanita itu tadi.

"Tuan, apakah anda mencari Nani?"

"Kenapa kau tahu namanya?" Ucap Dewa dengan nada tak suka.

"Dia ada di sana, sedang menunggumu, Tuan. Aku akan mengantarmu." Ucap bartender wanita itu dengan ramah dan segera menarik lengan Dewa untuk mengikutinya.

Dewa hanya bisa pasrah mengikuti ke mana arah wanita itu membawanya. Tubuhnya sedikit oleng karena terlalu banyak minum tadi.

Cklek!

Bartender wanita itu masuk ke dalam sebuah kamar yang berada di lantai atas bar itu. Ia menarik Dewa untuk masuk dan menutup kembali pintu.

"Duduklah di sana dulu, Tuan." Ucap bartender wanita itu sembari menghadap Dewa yang terlihat sedikit linglung.

"Di mana Nani? Saya tidak ingin terlalu lama berada di sini." Tegas Dewa dengan tetap berdiri menghadap bartender wanita itu.

"Sebentar lagi dia datang, minumlah ini dahulu, Tuan. Silakan, ambillah!" Wanita itu berkata seraya mengambil segelas minuman yang ada di meja nakas.

"Ya, terima kasih!"

Dewa menerima minuman itu dan meneguknya sedikit, tenggorokannya sedikit kering gara-gara alkohol tadi.

"Akh! Kenapa pusing sekali? Apa yang kau masukkan pada minuman itu?!"

Ia menjatuhkan gelas minuman itu ke lantai. Kesadarannya semakin lama semakin berkurang, pandangannya pun mulai buram.

Bruk!

"Kak? Dia udah pingsan?" Ucap seseorang yang berada di balik kamar mandi.

"He'em. Ayo bantu aku membopongnya ke atas kasur!"

Mereka berdua membopong Dewa ke atas kasur. Nani menatap pada wajah Dewa yang terlihat damai. Ia sedikit merasa iba dengan keadaan pria ini.

We Were Born To Die [Dew×Nani]Where stories live. Discover now