03-Dewa

278 32 8
                                    

Adakah yang membaca? Tidak ada pun aku tetap gwaenchanayo.
Kalau ada yang melihat, ayo bantu vote jika berkenan.

***

Dewa berdiri dari duduknya dengan tetap menatapnya, menghampiri  tempat Nani duduk. Nani tersenyum simpul sebagai afirmasi Dewa untuk duduk di seberangnya. Suasananya agak.. canggung.

Belum ada yang memulai pembicaraan. Sedari tadi Dewa hanya menatapnya tanpa mengalihkan pandangannya sedikit pun. Membuat Nani tak nyaman dan refleks membuat gestur kaki menyilang.

"Hai! Kamu anak kelas XI MIPA 2 'kan?" Dewa membuka percakapan.

Nani mengangkat satu alisnya, menunggu kelanjutan ucapan Dewa.

"Saya Dewa. Salam kenal! Sepertinya kita jarang berinteraksi di kelas.
Ah, tapi saya ingat nama kamu. Nani Harsanendra, benar?"

Sok asik banget, iyuhh! Mana formal banget ngomongnya. Kek apaan gitu pake saya-kamu. Nani membatin dengan julid. Mana mungkin ia berani mengungkapkan first impressionnya langsung kepada pria itu. Terlalu kejam!

"O-oh, iya. Salam kenal juga!" Jawab Nani sembari menjabat tangan Dewa.

"Emm, anu. Emang ada urusan apa ya, Pak ketua? Kok tiba-tiba ninggalin pacar-pacar Pak ketua di sana?"
Shit. Nani keceplosan! Ia mengutuk diri dalam hati. Dia kepo dengan kedua wanita itu, tapi kenapa juga harus bertanya langsung pada Dewa?

Dewa terkekeh, melirik meja tempat kedua wanita tadi. Nani ikut melirik.

"Kamu penasaran? Bukan, kok!
Mereka bukan pacar saya. Kamu tenang aja." Ucapnya santai sembari mendekatkan diri pada Nani.

"Saya masih single." Bisiknya.

Nani mengerutkan dahinya. Apakah pria di depannya ini sedang menggodanya?

Dewa menjauhkan kepalanya dari Nani. Menatap pada makanan dan minuman yang masih utuh. Menyendokkan Oreo Cookies ke mulutnya.

"Dewa! Punya gue, anjing!" Nani melotot. Menepis tangan pria itu saat ia akan menyendokkan suapan keduanya.

"Enak. Boleh tukar id Line?" Dewa mengeluarkan ponselnya dan menyodorkannya pada Nani.

"Emang lo siapa gue? Buat apaan?" Sinis Nani yang hanya dihadiahi dengan tatapan memprovokasi dari sang empu.

Nani bergidik lemah, menyerahkan ponselnya untuk saling tukar id Line.
Pria ini sangat aneh. Komentar Nani.

Ia segera berpamitan untuk pulang seraya mengambil Choco Macchiatonya. Meninggalkan 2 makanan lainnya dengan berpesan pada Dewa untuk menghabiskannya serta membayarnya.

***

Nani membuka pintu rumahnya. Ia langsung menuju sofa ruang tamu dan merebahkan tubuhnya di sana.

Alumni Kiamat 2012

@terangbenderang
|Ngumpul yok manteman 🫡

We Were Born To Die [Dew×Nani]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang