06-Libur

224 29 13
                                    

Adakah yang membaca? Tidak ada pun aku tetap gwaenchanayo.
Kalau ada yang melihat, ayo bantu vote jika berkenan.

***

Pagi ini di SMA Harmoni Gemilang terdapat beberapa mobil polisi terparkir di depan gerbang sekolah dan satu ambulans yang baru saja datang.

Suasana sekolah pagi ini sangat ricuh. Anak-anak yang akan memulai pelajaran di kelas berkerumun di luar kelas. Suara anak-anak bersahutan dari segala arah terdengar ke telinga Nani. Sungguh ramai.

Terlihat beberapa paramedis yang membawa jasad seorang laki-laki menggunakan tandu menuju mobil ambulans. Polisi juga segera mengamkan TKP dan memberi tanda 'Do not cross the line' pada TKP.

"Apa itu korban dari pelaku kasus sebelumnya lagi?" Tanya Win dengan masih menerawang jauh ke arah kamar mandi di sebelah lab komputer yang sudah terdapat garis tanda peringatan dari polisi.

"Sialan! Kayaknya pelaku itu benar-benar mengincar orang-orang di sekolahan ini." Ucap Nani dengan tangan terkepal.

"Perhatian! Perhatian untuk semua warga sekolah! Dikarenakan ada suatu kejadian yang masih belum bisa terkendali, maka anak-anak dipulangkan sekarang juga dan sekolah diliburkan selama 2 Minggu. Terima kasih atas perhatian anda! Dimohon segera meninggalkan area sekolah sekarang juga!" Suara speaker menggema ke seluruh area sekolah.

Para siswa/i segera mengemasi barang-barangnya dan bergerombolan pergi menuju parkiran, tak terkecuali Keparat Gank yang sekarang sedang menunggu parkiran sepi. Sungguh! Parkiran terlihat seperti lautan manusia. Jadi, daripada mereka berdesakan dengan orang-orang, lebih baik menunggu.

Fyuuuh!

Ohm meniup leher Nanon dari belakang yang mengakibatkan Nanon memekik keras.

"WOI! BANGSAT, NGAGETIN AJA LO!"
Nanon melemparkan tas yang ia pangku ke arah wajah Ohm.

"Auuu! Sakit, sayang~" Keluh Ohm dengan nada memelas.

"Au, ah! Males debat gue. Merinding banget liat tadi." Nanon menyenderkan kepalanya pada bahu Bright yang sedang menyedot Pop Ice di dalam plastik.

"Gue juga masih kepikiran yang tadi. Nanti coba gue cari informasi rincinya." Ucap Tu sembari membuka ponselnya.

"Gue terngiang-ngiang pengumuman yang 2 Minggu diliburin tadi, deh.
Deja vu, soalnya dulu pas awal Covid-19 juga gitu." Ucap Nani sedikit bercanda.

"PFFFT. BHUAHAHAHAKKH! Boleh juga jokes lo, Nan." Ucap Ohm sambil memegangi perutnya yang sakit karena tertawa terbahak-bahak.

"Gaje." Sembur Love.

***

Semilir angin menerpa rambut Nani yang sedang berada di balkon kamarnya. Ia termenung, memikirkan tawaran dari Dewa saat di perpustakaan kemarin.

FLASHBACK ON

"Maksudnya? Lo mau bayaran? 'Kan ini juga buat keselamatan kita semua, Dew!" Nani berbicara dengan nada jengkel.

"Oke. Ayo buat perjanjian! Lo mau apa?" Akhirnya Nani menyerah karena Dewa semakin menghimpitnya. Membuat ia kesulitan bernapas.

We Were Born To Die [Dew×Nani]Where stories live. Discover now