33. Aqeela dan Keluarga

221 20 10
                                    

Haiii..
Sapa dulu dong sebelum baca.

Ayo tebak ayo tebak ayo tebak. Semoga abis baca part ini gak bingung ya hehe.. Jangan lupa tandai typo.

Happy Reading ~~

***

Dibelahan dunia yang lain, terdapat seorang gadis yang berlari. Kaki mungilnya menciptakan langkah kecil membuat dirinya sulit sampai ditempat tujuan.

"Mommy!" Serunya pada wanita yang kini berbalik menatapnya terkejut.

"Aqeela!" Teriaknya senang lalu berlari kencang menuju sang anak.

Keduanya berpelukan erat seolah takut berpisah. Air mata pun tak bisa dipungkiri, kini mengalir deras disertai dengan isakan.

"Mommy kangen sayang." Ucapnya parau.

"Qeela juga kangen Mommy." Balas Aqeela pelan.

Azof mendekat dengan tangan yang direntangkan. "Saya sangat merindukan momen ini." Azof mendekap sang istri dan anak.

Arka yang melihat itu tentu kesal, ia segera menarik Aska yang masih terdiam didepan pintu masuk lalu ikut dalam acara berpelukan itu.

"Qeela kangen kalian." Ujar Aqeela terisak.

"We are miss you more." Balas Azof yang memejamkan mata.

"Udah-udah, panas ih." Kaira memberontak agar acara berpelukan mereka selesai.

"Gak panas Mom, kan ada AC." Ucap Arka.

"I'm so sorry, Aqeela. Setelah ini kamu akan kena imbasnya." Ujar Azof dengan wajah sendunya.

"No problem, Dad. Qeela siap kok. Whatever for my family!" Balas Aqeela sambil mengusap lengan Azof.

"Gue gak sabar banget nunggu lo tujuh belas tahun." Sahut Arka.

"Raka!" Raka tergagap menyadari kesalahannya.

Aqeela menatap Raka yang kini sedang ditatap tajam oleh Azof. Kali ini Aqeela tidak bisa membantu, kecuali...

"Saya bawa banyak sesuatu, saya harap kamu bisa bantu." Aska maju dan langsung menarik Arka pergi. Meninggalkan Azof yang memasang raut marahnya.

Azof adalah keturunan keluarga yang disiplin dan penuh dengan sopan santun, terutama dari cara bicaranya. Dan itu terbawa hingga Azof menjadi kepala keluarga, Azof melarang keras anak-anaknya memakai bahasa gaul. Selain itu, mulai dari cara berpakaian dan bersikap semua harus sesuai moral dan etika.

"Daddy, mommy izin mau bawa Aqeela." Ucap Kaira sambil memegang tangan Aqeela.

"Kemana?" Tanyanya dengan kening bertaut.

"Mau berduaan ih."

"Bertiga, sama saya. Dikamar." Tegasnya.

"Tidak mau, saya cuma ingin berdua sama Aqeela." Tolak Kaira.

Bahkan Kaira dulunya adalah gadis berandalan, kini berubah total semenjak menikah dengan Azof.

Melihat gelagat Azof yang ingin mengancam, Kaira segera mengambil tindakan. "Kamu kan udah sering ketemu Aqeela di Indo. Kamu pikir aku gak tau kalau kamu sering culik Qeela diam-diam. Masih gak puas? Ayolah Dad, aku kangen banget sama Qeela." Melasnya dengan raut semelas mungkin.

Azof menghela napas panjang lalu mengangguk sekali. Kaira memekik kegirangan lalu dalam sekejap menarik Aqeela pergi, Azof yang tadinya mengusap wajah tersentak melihat mereka yang sudah hilang dari pandangannya saat membuka mata. Azof terkekeh kecil melihat punggung kecil kedua perempuan kesayangannya.

Posesif BoyKde žijí příběhy. Začni objevovat